Di sisi lain
"Zee, papa gamau tau pokoknya kamu harus bisa dapetin hatinya Ashel agar papa Ashel bisa mempercayakan anaknya sama kita dan bisnis kita jadi lancar"
"Pa, tapi zee gamau maksain perasaan Ashel. Zee juga gamau dicintai karna perjodohan, zee mau dicintai dari hatinya dan gaada paksaan sama sekali"
Plakk..
Tamparan keras di pipi kanan zee membuat zee memegang pipinya yang memerah
"Kamu gausah ngebantah, turutin perintah papa" Zee pun mau tidak mau menuruti papanya
...
2 tahun berlalu, hari ini adalah hari kelulusan Ashel... dan Aldo. Ia pikir pria itu akan hadir, tapi ia tidak menemukan pria itu sama sekali. Ia sangat kecewa dan juga... takut. Karna sebentar lagi Ashel akan menikah dengan orang yang tidak dia cintai
Berat... Sangat berat...
Pernikahan mereka akan dilaksanakan 3 minggu setelah Ashel lulus, sungguh ia sangat berharap Aldo segera datang menemui dan menikahinya agar perjodohan ini tidak berlanjut
Apakah ia telah dibodohi oleh seorang pria yang sudah sangat ia cintai?
Engga, Aldo bukan pria yang seperti itu. Huhhh lihat bahkan di saat seperti ini Ashel masih mengira Aldo adalah pria yang baik, dia terlalu naif
2 minggu berlalu Ashel sangat berbeda dari saat ia bersama Aldo, papa Ashel sangat menyadari hal itu, ia selalu merasa bersalah jika menatap wajah anaknya itu. Sepertinya ia sudah keterlaluan, dia sudah mengorbankan anak gadis semata wayangnya demi kelancaran bisnisnya
4 hari berlalu dan 3 hari lagi adalah hari pernikahannya dengan zee. Saat ini Ashel sedang berada di mobil bersama zee untuk fitting baju, tentu saja Ashel tidak membuka suara sama sekali ia hanya diam. Meskipun zee sudah mencari topik, topik itu akan selalu mati, ya gimana lagi lawan bicaranya terlihat sangat tidak tertarik untuk diajak berbicara
Mereka malah terlihat seperti seseorang yang sedang berteman saja, bahkan terlihat seperti orang asing...
"Shel"
"Hmm?"
"Aku harap walau kita gajadi pasutri tapi kita bisa berteman dengan baik"
"Kenapa tiba-tiba bilang gitu?"
"Gapapa, aku ga mau maksain perasaan kamu, walau kita nikah karna paksaan tanpa ada perasaan seenggaknya kita berteman"
Ashel hanya mengangguk tapi sebenarnya ia sangat bingung dengan perkataan zee
"Aku juga gamau perjodohan ini terjadi, tapi aku gabisa ngelawan papa aku" zee
"Iya, ngerti kok" jawab Ashel santai, padahal pikirannya menggerutui zee yang tidak menolak perjodohan ini dan membuatnya terseret dalam perjodohan ini.
...
Malam pun tiba, Ashel tidak mau hari esok tiba, kalau bisa ia ingin hari hari dimana ia masih bersama Aldo. Ashel sangat tidak siap dengan pernikahan ini
Meskipun kita tidak menginginkan hari esok tapi dunia tetap berjalan seperti biasanya, menyuruh kita untuk tetap menjalani semua apa adanya karna ini juga sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa
Ashel kini duduk depan meja rias sambil menatap ponselnya, ngapain? apakah ia menunggu kabar dari pria yang sudah menghilang hampir 4 bulan itu? benar sekali, ashel masih menunggu pria itu sampai sekarang
hm... sungguh naif
Kini acara sedang berlangsung, pengantin pria dipanggil
Pengantin pria berjalan di karpet merah dengan gagah, jas yang ia pakai membuat penampilannya menjadi lebih berwibawa. Pengantin pria itu kini sudah berdiri di depan altar
Ashel berdiri di depan pintu yang masih tertutup, tangan satunya memegang bunga dan tangan yang satunya lagi memegang tangan papanya, perasaanya campur aduk ia benar benar tidak menginginkan perjodohan ini
Mc memanggil pengantin wanita, pintu pun terbuka Ashel hanya menunduk sambil berjalan dituntun oleh papanya
Ashel sekilas melirik ke arah keluarga pengantin pria, ia bingung kenapa keluarga pengantin pria terlihat asing. Zee adalah temannya dari kecil, sungguh ia tau betul wajah keluarga zee. Tapi ia tidak melihat siapapun yang ia kenal, hanya wajah wajah asing yang ada di hadapannya bahkan papa zee tidak ada, ia mencoba untuk tidak memperdulikannya dan kembali menunduk
Kini Ashel sudah sampai di depan altar dan dihadapannya sudah ada seorang pria tinggi, gagah dan berwibawa
Tiba-tiba tangan pria itu memegang pipi wanitanya dan mengangkat kepalanya yang tertunduk agar ia bisa melihat pria yang ada di depannya
Kepala Ashel sedikit mulai sedikit terangkat dan kedua matanya telah melihat pria yang ia tunggu selama ini, ya kalian benar itu adalah Aldo, bagaimana bisa? dan bagaimana dengan zee? sepertinya Aldo akan menceritakan semuanya setelah pernikahan ini berakhir
"Aldoo?" Sang pemilik nama itupun mengangguk
"Iya ini aku shel, maaf ya aku menghilang tanpa kabar dalam waktu yang lama"
"Paa..." Papa Ashel hanya tersenyum ke arah Ashel
"Aku ga lagi mimpi kan? (sambil tertawa) apa ini semua cuman ilusi karna aku nungguin Aldo?"
Aldo menggelengkan kepalanya
deghh... mata ashel mulai berkaca kaca, dadanya terasa sesak, sungguh ia ingin menangis sekencang mungkin sambil memeluk pria itu. Bagaimana bisa ia membenci pria yang selalu ia tunggu selama ini
"Kamu kemana aja selama ini? kok ga ngabarin aku?"
"Aku lagi menjelajahi samudera demi memenuhi persyaratan buat naklukin musuh yang pengen misahin aku dari duniaku"
"Ih kamu malah ngelawak" ucap Ashel sambil menggeplak bahu Aldo
"Heyy beneran tau, kamu tau ga, susah banget sayang buat naklukin musuh" Ashel pun terkekeh
"Ekhem" papa Ashel berdehem karna ia tau bahwa lawakan Aldo sedang menyindir dirinya. Aldo pun terkekeh sambil mengusap tengkuknya
"Udah jangan nangis ya, aku suka liat kamu ketawa kaya gini, aku ga akan ngingkarin janjiku ke kamu sayang, aku tulus sama kamu. Nanti aku bakal ceritain semuanya ke kamu ya?"
Pernikahan pun mulai berjalan, tentu saja berjalan sangat lancar dan berjalan di luar dugaan Ashel, banyak pertanyaan yang muncul di kepala Ashel untuk Aldo. Tapi sekarang ia hanya ingin mengobati rasa rindunya
tenang aja, gamungkin author misahin mereka wkwk
wp gw dari kemarin gajelas+otak ngeblank
jadi update nya agak lamaan dikit, kalo ga lupa hehe
ada sedikit revisi di bab menghilang kemaren yagesya😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu ya?
Novela Juvenil"cintanya besar-besaran meski mesranya kecil-kecilan" Cinta sederhana yang tidak dapat semua orang tampilkan. Kita tidak dapat selalu mesra di depan orang tersayang, tetapi siap berkorban dan memiliki cinta yang besar dan amat dalam untuk orang terk...