Setiap hari rutinitasnya selalu sama, tidak ada yang spesial. Tapi ia bersyukur, ia masih bisa bertahan sampai saat ini karna Tuhan, orang tua, dan tentunya dirinya sendiri.
Setiap pagi Aldo selalu bangun jam 5 subuh lalu membersihkan dirinya dan memasak jika ada bahan yang bisa dimasak, jika tidak ya ia akan berpuasa lagi. Jika ia tidak ada kelas biasanya ia akan diam dirumah dan menghabiskan waktunya dengan melukis atau bermain alat musik, atau mungkin dia akan bekerja jika di panggil. Hari ini Aldo ada kelas, jadi ia akan pergi ke kampusnya jam 9.
Setelah kelas selesai*
Aldo sedang berjalan keluar dari area universitasnya dan menuju halte bus. Tanpa ia sadari ada seorang gadis yang tidak sengaja melihatnya dari jauh.
Gadis itu menghampiri Aldo
"Haiii kakak barista"
Aldo terkejut dengan kedatangan gadis itu yang tiba-tiba. Ia mengangkat alisnya sambil mengingat.
"Kamu Ashel yang kemarin dateng ke cafe senja?" itu adalah nama dari cafe yang Aldo tempati untuk bekerja.
Ashel mengangguk, Aldo tidak percaya ia bertemu gadis itu lagi. Tapi ia berusaha untuk tetap biasa saja.
"Kamu mau naik bis juga?" tanya Aldo
"Iya nih mobil aku pake acara mogok segala, ngeselin banget" kesal Ashel sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah cemberut.
Aldo terkekeh melihat sikap gadis itu
"Lucu" lirih Aldo
"Siapa?"
"I, itu mobil kamu" Aldo mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Ashel mengangguk.
"Aduhh ni mulut kagak bisa diem napa? bikin malu yang punya aja" batin Aldo
"Apa-apaan ni shel jangan saltingg anjir, malu banget hampir ngira kata itu buat gw anjaii" batin Ashel
"Btw"
"Btw" Ucap mereka bersamaan
Mereka ingin menghilangkan rasa canggung, sepertinya mereka memikirkan hal yang sama.
"Kamu dulu aja" ucap Aldo
"K, ka, kamu aja deh aku udah lupa mau tanya apa" bohong, ia hanya ingin tidak menunjukkan mukanya yang sudah memerah. Ashel membuang muka sebentar dan menghela nafas panjang.
Aldo menyunggingkan senyuman.
"Kamu juga kuliah ya? kuliah dimana?"
"Iyaa, aku di unpad, kalo kamu?"
Aldo mengernyit heran karna selama ini ia tidak pernah melihat gadis itu, entah gadis itu yang tidak pernah muncul atau memang dia yang nolep. Mungkin karna beda jurusan? Atau mungkin karna Aldo tidak terlalu memperhatikan sekitarnya, ia hanya mempunyai teman yang bernama Daniel di kampusnya.
"Oh ya? Aku juga kuliah disana"
Ashel membulatkan matanya dan menoleh ke arah lelaki yang berada di sebelahnya. Bisa-bisanya ia tidak pernah melihat lelaki setampan Aldo.
"Kok aku ga pernah liat kamu si?"
"Mungkin karna aku ga terlalu sering berbaur sama anak² unpad yang lain"
Ashel mengangguk paham
"Kamu nanti ke cafe lagi" pertanyaan random itu tiba² saja muncul di kepala Ashel. Aldo terkekeh, tentu saja ia akan ke cafe itu setiap hari, ia bekerja disana.
"Iyaa, mau mampir lagi?"
Ashel mengangguk, tiba-tiba pertemuan di halte itu menjadi deep talk kecil yang diisi dengan berbagai hal random. Tentu saja hal random itu dari Ashel semua, tapi Aldo tetap membalasnya dengan baik dan sedikit mengeluarkan jokes bapak² nya yang selama ini ia dengar dari temannya, Daniel agar tidak terlalu kaku.
Bus yang mereka tunggu² akhirnya sampai, waktu yang lama itu tidak terasa karena obrolan mereka. Akhirnya mereka pulang ke tempat tujuan mereka masing-masing.
Obrolan mereka masih berlanjut selama perjalanan, saat Ashel sudah turun Aldo tersenyum. Karena sepertinya ia telah menemukan sesuatu yang baru, sesuatu yang bisa membuatnya bahagia. Ia sejenak bisa melupakan beban-beban yang selama ini ia tampung.
Sepertinya aku akan selalu bersyukur kepada Tuhan, tidak ada habis-habisnya kejutan yang Ia beri kepadaku. Setiap masalah atau cobaan apapun yang kuhadapi dan aku bisa melewatinya dengan senantiasa selalu bersyukur dan sabar. Ia memberiku hadiah sebagai apresiasi karena aku bisa melewati ini semua. Entah itu hadiah yang ku sadari maupun hadiah yang tidak ku sadari.
udah mulai deket aje nih ye wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesra-mesraannya kecil-kecilan dulu ya?
Teen Fiction"cintanya besar-besaran meski mesranya kecil-kecilan" Cinta sederhana yang tidak dapat semua orang tampilkan. Kita tidak dapat selalu mesra di depan orang tersayang, tetapi siap berkorban dan memiliki cinta yang besar dan amat dalam untuk orang terk...