Bab 1

2.8K 11 0
                                    

Liya

Aku tak bisa percaya dengan apa yang kulihat. Pulang ke rumah untuk mendapati sebuah kejutan tak terduga.

Mataku terbelalak, dan dadaku dipenuhi oleh perasaan kaget saat aku mendapati Liya, istri muslimahku yang selama 6 tahun ini sudah mendampingiku, yang sedang mengandung anak kedua kami, tengah membuka lebar pahanya diatas kursi santai ruang tengah sambil tangannya bermain di vaginanya sendiri.

Gerakannya begitu cepat, sampai-sampai suara bunyi kecipak peraduan tangan dengan bibir vaginanya yang basah saling sahut bersahutan dengan suara TV yang menyala.

Payudara Liya yang juga tampan semakin membesar karena kehamilannya itu, bergoyang seiring dengan kocokan jari-jarinya.

Satu tangan digunakan untuk menahan bongkahan payudaranya sambil memainkan putingnya sendiri. Liya menarik, memutar, hingga memelintir bagian sensitifnya dalam kenikmatannya sendiri.

Liya menyandarkan kepalanya pada lengan kursi, dengan mata setengah terpejam, mulutnya terbuka, nafasnya terengah-engah sambil dia mengeluarkan desahan-desahan penuh nafsu yang membuat seluruh bulu kudukku merinding.

Di depan Liya saat ini, terdapat sebuah laptop yang sedang menyala, dengan headphone yang tersambung pada bagian telinganya.

Jujur aku tak dapat melihat dengan jelas tontonan seperti apa yang tengah dilihat oleh Liya. Namun apapun itu, aku merasa sangat penasaran.

Liya istriku, adalah seorang perempuan yang begitu sempurna dalam bayanganku. Umurnya 26 tahun, namun perawakannya justru terlihat seperti anak remaja di umur belasan.

Umumnya Liya adalah seorang perempuan kolot dan tertutup perihal urusan ranjang. Karena dia berasal dari kalangan konservatif yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama sepertiku.

Aku bahkan tak pernah sekalipun melihat Liya menggunakan bra yang bermotif, celana dalam yang cukup berani dan mengundang, hingga pakaian-pakaian seksi yang disukai oleh para pria termasuk aku suaminya.

Sehari-hari, istriku tersebut selalu tampak membungkus badannya dengan pakaian sederhana dan longgar, yang di dominasi oleh gamis dan baju kurung serta memakai hijab-hijab yang berukuran besar.

Jadi, aku sangat tergelitik ingin mengetahui apa yang saat ini tengah Liya tonton, sehingga menyebabkan sosoknya yang selalu tampak kolot serta pemalu itu, berubah menjadi seorang betina haus birahi yang dia ciptakan sendiri.

Aku tak pernah menduga, kalau Liya ternyata juga mempunyai sisi liar yang selama ini dipendamnya. Karena memang, baik aku ataupun Liya tidaklah cukup paham dengan hal-hal yang berhubungan dengan urusan ranjang.

Kami berdua dibesarkan hanya untuk sebatas tau, kalau hubungan seks merupakan sebuah ibadah, sebuah ritual dimana suami memasukkan penisnya ke dalam vagina istri, dan berakhir saat si suami akhirnya berejakulasi.

Kami juga tidak pernah atau bahkan tidak tau tentang fantasi-fantasi seksual, tentang gaya-gaya bercinta, ataupun untuk sekedar melakukan foreplay atau pemanasan sebelum kami berhubungan.

Parahnya lagi, sebagai seorang suami dan lelaki, aku bahkan tidak tau kalau seorang perempuan juga bisa mendapatkan orgasme atau ejakulasinya sendiri. Sehingga tidak ada timbal balik kepuasaan batin yang aku berikan terhadap Liya istriku.

Karena hal tersebut pula, aku sempat beberapa kali merasa bahwa kehidupan seksual kami sebagai suami istri terbilang cukup monoton bahkan hampir membosankan.

Dan bodohnya, bukan malah memperbaiki serta melakukan eksplorasi yang lebih lanjut, aku justru malah terlalu sibuk menenggelamkan diriku dalam pekerjaan.

Utamanya pada masa-masa kehamilan awal istriku yang mulai mempunyai banyak perubahan dalam sikap maupun perilakunya. Bahkan sebelumnya pun, aku pernah dibuat kaget dengan keputusan Liya yang tiba-tiba saja sudah merubah warna rambutnya menjadi warna coklat terang tanpa seijin dan sepengetahuanku.

Dan kini dia bermasturbasi, berusaha meraih dan menikmati kepuasan seksualnya sendiri.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Liya? Apakah hormon kehamilan mempengaruhi perilakunya? Lalu kenapa ini hanya terjadi pada kehamilan yang kedua sedangkan tidak pada yang pertama?

Tanya besar serta kecurigaan mulai memenuhi setiap sudut pikiranku.

Di Masa Kehamilan Istriku (Cuckold's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang