Bab 5

1.6K 5 0
                                    

Berbeda tentunya dengan sikap istriku di rumah yang selalu tampak anggun, bertutur lembut, berbicara dengan halus serta acap kali bersikap pemalu.

Begitu aku sampai di rumah, rasa lelah seharian bekerja seakan sirna begitu melihat Tasha yang berlari kecil menyambutku dengan ceria.

"Assalamualaikum." Ucapku saat turun dari mobil.

"Waalaikumsalam, Abi!" Tasha melompat ke dalam pelukanku.

Matanya langsung berbinar saat melihat bungkusan di tanganku. "Yeeeayy.. Martabak!" teriaknya girang.

"Salim dulu gih sama Abinya!" Istriku tersenyum gemas dari ambang pintu, sambil mengelus-elus perutnya yang membuncit.

Tasha segera mengikuti arahannya dan mencium tanganku, lalu membawa bingkisan tersebut berlari ke masuk ke dalam rumah.

"Mau mandi dulu, Bi?" Tanya Liya dengan lembut ikut menyalamiku.

Aku mengangguk sambil tersenyum, "Iya, sayang. Kayaknya udah bau banget badanku." Balasku kemudian mengecup keningnya.

Entah karena kehamilan atau cuma imajinasiku saja, aku merasa kalau aura kecantikan Liya semakin hari semakin memancar.

Pipinya yang dulu tirus kini sedikit berisi, membuatnya semakin cantik dengan tambahan pesona keibuan yang dimilikinya. Wajahnya yang selalu dibalut oleh hijab, kini berseri-seri dengan pipi yang sedikit merona.

"Gitu amat ngeliatin Umi!" Sela Liya tersenyum geli melihatku.

"Hehehe. Kayaknya Umi makin hari makin cantik, Mi!" Balasku terkekeh.

"Alaaahhh. Gombal!" dia bersungut. "Yaudah gih! Abis mandi kita makan bareng. Umi udah nyiapin makanan kesukaan Abi loh." Senyum Liya begitu hangat.

Seakan mengusir semua beban lelah yang bertengger di pundak, "Wahh.. jadi ga sabar." Aku terkekeh.

Setelah masuk ke rumah dan melirik Tasha yang masih sibuk membuka bungkusan martabak, aku pun bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri setelah seharian beraktivitas di kantor.

Dalam keheningan kamar mandi, aku membiarkan air mengalir dan menyirami tubuhku. Namun tiba-tiba, pikiranku kembali terganggu dengan interaksi singkatku dengan Shena tadi.

Di Masa Kehamilan Istriku (Cuckold's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang