"Urusan penting apa tuh, Pak? Kalau boleh tau sihhh!" katanya sambil mengedipkan mata dengan ekspresi yang sedikit provokatif.
"Adalah." Jawabku tersenyum.
Berhadapan dengan perempuan seperti Shena memanglah bukan keahlianku, karena aku juga lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang terbiasa melihat perempuan-perempuan bersikap anggun tampil malu-malu, menjaga lisan sekaligus pakaian mereka di depan orang lain.
Utamanya di hadapan para pria.
Jadi, ketika menemukan orang seperti Shena, aku menganggapnya seperti sebuah anomali yang cukup menyusahkan.
Namun, aku tidak bisa menyalahkan Shena sepenuhnya karena mungkin dia hanya sedang menjadi dirinya sendiri, dan itu adalah haknya.
"Denger-denger istrinya Pak Hadi lagi hamil ya?" Shena masih lanjut bertanya dan mengajakku berbicara.
Aku mengangguk, "Iya anak kedua."
"Wah.. Selamat ya Pak!" Ucap Shena bertepuk tangan. "Pasti sekarang istrinya Pak Hadi lagi di masa manja-manjanya. Makanya nyuruh Pak Hadi cepet pulang. Iya kan?"
Aku sedikit terkekeh mendengar komentarnya, "Hehe, begitulah Shen." Balasku yang entah kenapa justru terbawa arus pembicaraan.
"Duh, kapan ya Shena punya suami kayak Pak Hadi?!" Gumam Shena yang entah maksudnya apa. "Udahlah ganteng, perhatian dan sayang istri, di kantor pun juga selalu cuek sama cewe-cewe lain."
"Shena jadi iri deh sama istrinya." Lanjutnya.
"Haha, Bisa aja kamu Shen." Aku merasa sedikit tersanjung.
"Kabarin Shena ya, Pak! Kalau Pak Hadi lagi berantem sama istri. Shena siap kok jadi pelipur laranya Pak Hadi." Kedip Shena dengan ekspresi nakalnya.
Akupun terkekeh pelan mendengar kata-katanya yang cukup menggelitik itu. "Makasih ya Shen perhatiannya," ucapku sambil tersenyum tipis. "Tapi kayaknya saya ga butuh."
"Ah gak asik banget!" Balas Shena memasang muka kecewa.
Segera setelahnya, akupun langsung bergegas pergi demi untuk tidak berlama-lama berbincang dengan Shena, yang bisa saja membuatku justru malah semakin nyaman seiring waktu.
Sesudah aku keluar dari gedung kantor dan membeli martabak pesanan Istri dan anakku, aku pun kemudian melanjutkan perjalanan dengan masih sempat memikirkan sikap perempuan kelahiran sunda 22 tahun yang lalu itu, yang benar-benar sangat berani, terlepas dari apakah dia sedang bercanda atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Masa Kehamilan Istriku (Cuckold's Story)
FantasyAku tak bisa percaya dengan apa yang kulihat. Pulang ke rumah untuk mendapati sebuah kejutan tak terduga. Mataku terbelalak, dan dadaku dipenuhi oleh perasaan kaget saat aku mendapati Liya, istri muslimahku yang selama 6 tahun ini sudah mendampingik...