"Ouuuggghhh.." aku mengerang nikmat.
Seketika itu juga, Liya mulai menghisap dan memberikan kuluman mulutnya yang basah dengan pelan. Mulutnya menyedot penisku dengan gemas, sementara lidahnya meliuk-liuk mengelilingi setiap inchi permukaan batangku.
Sensasi panas dan basah yang diciptakan oleh mulut Liya membuatku mendongak, meracau, mendesah, hingga hanya butuh beberapa menit saja aku mulai merasakan puncak orgasme itu kembali datang membayang dengan cepat.
Aku kemudian meraih kepala Liya yang masih berhijab, menuntun serta mengarahkan gerakannya agar dapat bergerak lebih cepat dan lebih dalam.
Merasakan keinginanku untuk segera meluapkan hasrat, Liya menatapku dengan tatapan berbinar dengan sebuah seringai aneh. Dia menuruti kemauanku untuk mengulum penisku dengan tempo yang lebih cepat.
"Ummmiihhhhh... Abbbihh mauu.." kata-kataku parau saat Liya melanjutkan kulumannya dengan semakin intens.
Matanya melirik ke arahku, penuh dengan kilatan nafsu dan keinginan untuk memberiku sebuah kenikmatan terbesar.
Namun disaat yang bersamaan pula, terdapat sedikit tatapan kegelian dan iseng seolah-olah dia sedang merencanakan sesuatu.
Dan benar saja.
Ketika aku benar-benar sudah ingin sampai pada titik ejakulasiku yang kubayangkan akan terasa sangat nikmat itu, Liya mendadak menarik diri secara tiba-tiba, membuatku terengah-engah dan kehilangan momentum.
Orgasmeku yang tadinya terasa amat kuat, seketika melayang-layang di luar jangkauan, penisku berdenyut-denyut karena ingin sekali menumpahkan spermaku ke dalam mulut Liya yang hangat, tapi semuanya gagal karena yang kudapati hanyalah sebuah kehampaan nikmat yang sengaja dibuat tanggung oleh Liya.
"Crootttt!! Crotttt!! Crootttt!!" Crootttt!! Crotttt!! Crootttt!!" Crootttt!! Crotttt!! Crootttt!!"
Spermaku berceceran keluar dari ujung penisku dengan sangat banyak menuju lantai kamar mandi, sedangkan aku merasa belum sepenuhnya sampai pada puncak kenikmatan karena hilangnya rangsangan pada penisku.
Tubuhku gontai pelan-pelan merosot ke lantai kamar mandi, namun perasaanku tidak puas.
Liya kemudian mendekat, membungkuk untuk mencium bibirku dengan lembut. "Enak kan bi digituin??" bisiknya dengan suara yang lembut, matanya masih menatapku dengan penuh senyuman iseng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Masa Kehamilan Istriku (Cuckold's Story)
FantasyAku tak bisa percaya dengan apa yang kulihat. Pulang ke rumah untuk mendapati sebuah kejutan tak terduga. Mataku terbelalak, dan dadaku dipenuhi oleh perasaan kaget saat aku mendapati Liya, istri muslimahku yang selama 6 tahun ini sudah mendampingik...