"Haduhh gue pusing banget, kayak mau pingsan" lelah nya. Gadis tinggi itu menyenderkan dirinya ke tembok. Meremas kembali kepalanya
"Lo itu Nai! Jangan di biasain nahan sakit dong!! Kalo ada apa apa di tubuh lo gimana?" Seru teman nya yang sedikit lebih pendek darinya
Gadis tinggi itu bernama Nai, sang protagonis kita. Sementara sahabat nya bernama Nazwa. Mereka berdua duduk di bangku 10 sma
"Iya maaf.. Tapi gue beneran pusing.. antar gue ke kelas plis" suara rendah Nai membuat Nazwa sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya
Jangan salahkan mereka berdua karna tidak mau membawa Nai ke uks. Nyatanya fasilitas sekolah mereka masih belum selengkap itu, uks saja mereka tidak punya
Nazwa merangkul sahabatnya menuju kelas, di kelas dengan cepat Nai langsung menidurkan badannya di lantai yang dingin. Beruntung guru sedang rapat dan kondisi kelas jamkos
"Nai, gue ambilin jaket lo ya? Itu dingin" ujar Nazwa, mendengar deheman sahabatnya dia segera mengambil jaket di atas meja Nai
Nazwa Menyelimuti badan Nai dan seperti biasa dia mengelus kepala Nai dengan lembut. Berharap dia bisa cepat sembuh
Entah kenapa feeling nya mengatakan telah terjadi hal buruk pada Nai, tapi Nazwa malah membinasakan feeling nya
Nai lo harus sembuh! Batin Nazwa
Singkat cerita, guru masuk dan ingin mengatakan jika murid hari ini pulang lebih cepat
Tapi saat Nazwa menepuk-nepuk pipi Nai, Nai sama sekali tak menggubris dia tetap tidur dengan kaku
"Nai!! Bangun Nai!! Ada guru" teriak Nazwa
Guru yang diyakini sebagai walas, menghampiri Nai yang terlihat tidur sangat pulas "Nai tidur sejak kapan?" tanya nya "tidak tau pak tapi belum sejam ini" jawab Nazwa
Pak guru itu tentu memiliki feeling yang sama dengan apa yang Nazwa rasakan, semua murid mulai berkumpul mengelilingi Nai. Dengan gerakan yang lamban Pak guru memeriksa denyut nadi gadis itu
"Pak!! Nai gapapa, jangan gitu" air mata Nazwa mengalir deras. ketakutan hebat menguasai perasaannya kali ini
"Innalillahi.." Pak guru menunduk menahan air mata. Dia bingung harus menjelaskan apa dengan Nazwa, sungguh pak guru tak tega dengannya
Teman baik yang menemani Nazwa selama lebih dari 10 tahun itu harus pergi meninggalkan nya sendiri dengan sejuta kenangan yang mereka bangun bersama.
Sedih, bahagia, susah, dan senang mereka lakukan bersama sama. Saling mendukung dan saling membantu, tak ada kata menyerah dari keduanya namun kini takdir telah memisahkan mereka berdua.
"Nai itu anak yang baik, pintar, can-" omongan Pak guru terpotong karena merasa tenggorokannya tercekat, tak mampu mengatakannya lagi karena merasa tak tega
Nai menjerit hebat, dia menangis keras setelah menyadari keadaan sang sahabat telah meninggal kan nya
"JUJUR BAPAK!! NAI GAPAPA KAN?!" Nazwa memukul punggung pak guru dengan tangisannya semakin keras. Dia sangat tidak mau mendengar jawaban sang guru yang pasti akan lebih menyakiti nya
Nai. Sahabat satu satunya Nazwa telah pergi meninggalkan nya..
〰〰〰〰〰
Di sebuah kamar ada Seorang gadis mungil mengusap matanya dengan tangan, dengan perlahan-lahan dia membuka kelopak matanya
"Nazwa.. Ada guru kah? Tanya nya belum sadar, matanya mengerjab beberapa kali menggulir kesana kesini untuk melihat apa yang sudah terjadi padanya
"Ini dimana.. Ini bukan kamar gue, ini bukan kelas buluk gue, mana Nazwa?"
Bak bom yang meledak di pikiran Nai, Nai menjerit kesakitan seraya memegangi kepalanya pernah padangan gadis itu mulai memburam seiring waktu dan semakin gelap sampai akhir nya dia kembali pingsan.
Cahaya dari lampu membuat gadis itu menggeliat tak nyaman "kaka bangun kak.." tangan besar itu memegangi bahu Nai dan menggoyang kan
Bulu mata lentik perlahan memberi celah, pupil mata cantik itu perlahan terlihat "kaka..." seru seorang lelaki
Nai menyadari jika dirinya mengalami transmigrasi karena ingatan ingatan asing telah masuk ke dalam ingatan nya, mau tak mau Nai harus ikhlas dan bisa beradaptasi disini
Dan juga.. Nai harus bisa bersikap selayaknya Nayara Kyle Oliver sang figuran yang hanya di tampilkan beberapa kali. Rasanya ini seperti mimpi buruk bagi Nai, masa dia harus ber transmigrasi menjadi figuran? Dia ingin menjadi protagonis wanita!
"Kaka gapapa?" ujar lelaki bernetra kehitaman itu. Dengan gemas Nayara mengelus kepala nya
"Gue gapapa, tumben lo kesini?" tanya Nayara, dia mengubah posisinya menjadi duduk menatap lelaki yang berada di depannya
"Kangen saja" lelaki berbadan besar itu adalah Travis Caiden sepupu dari Nayara
"Lo badan gede tapi manja banget ya? Tapi gue suka" goda Nayara, belum semenit muka Travis memerah seperti tomat
"Kaka suka aku?" mata Travis meneduh diiringi senyuman yang semakin melebar dan mata nya semakin berbinar mendengar nya
" suka lah, kan lo keluarga gue" jawab Nayara santai, dengan sengaja nya, Nayara mencolek dagu Travis
"Kakaa ihh.. Rapis malu" Travis menyembunyikan rautnya dengan bantal. Berharap Nayara tidak menyadari kesalah tingkah ini
Nayara menggeleng melihat nya, sudah ganteng, tampan, baik, gemas lagi. Bagaimana bisa anak semanis ini di jadikan antagonis? Rasanya Nayara ingin memaki sang penulis
Tapi giliran di sekolah aja gaya nya sok keren batin Nayara
〰〰〰〰
Nai atau bisa kita sebut dia Nayara sedang menyiapkan sesuatu di meja belajar nya. Mencorat coret sebuah buku kosongYang Nayara lakukan sekarang ialah mengingat ngingat alur cerita, dan menyusun nya. Sehingga saat ada part dia, Nayara tak terlalu kesulitan dan alur tetap berjalan pada semestinya
"Tapi.. Kalau alur cerita nya berjalan benar, Travis meninggal? Gak ga, gue gamau gada gada" Nayara menghapus coretan nya
"Tapi gue harus apa biar Travis ga mati?" sebuah ide cemerlang terlintas di benaknya. Setelah mempertimbangkan ide tersebut akhirnya jari lentik itu menuliskan sesuatu disana
"Oke, selesai" dia tutup lah buku itu dan merenggangkan tangannya ke atas
Air mata mulai menurun deras di pipi mulus Nayara "gue kangen Nazwa.. Makasih Nazwa atas semuanya" isakan kecil Nayara keluar, dia menutup mukanya dan menangis dengan keras disana
Di kehidupan pertamanya, Nai hidup dengan mandiri. Tak ada namanya kasih sayang orang tua, dia sendiri sejak dulu dan ada orang asing yang membiayai sekolah nya, sejak itulah Nai bertemu dengan Nazwa, sahabat pertama dan terakhir nya
Mereka bersahabat lebih dari 10 tahun, tak ada pertengkaran yang membuat hubungan mereka putus. Yang mereka lakukan hanyalah saling membantu dan memahami. Taka ada kata keras kepala atau menyerah, dan mungkin itulah alasan mengapa hubungan mereka tak pernah renggang
〰〰〰〰
TBCVote ya kawan kawan, jangan lupa follow juga
Byee, Terima kasih!
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in the love of a foreign girl
Short Story"I love you, can I get a kiss??! Then we dated" "hah?" On going This is the story of transmigration Trapped in the love of a foreign girl= terjebak dalam cinta gadis asing Nai awalnya tak mengira bahwa dirinya mengalami transmigrasi hanya karena di...