"Kau bangun sangat pagi." Aku berbalik menuju pemilik suara itu. Phi Fah baru saja bangun dan berjalan keluar dari kamar tidur. Dia terlihat sedikit terkejut melihatku yang sudah bangun lebih dulu dan sekarang berdiri di atas meja dapur menyiapkan kopi."Selamat pagi," aku tersenyum, "Apa kau mau kopi? Aku ingin menggunakan mesin kopi terlebih dulu," kataku, sambil menunjuk mesin kopi yang baru saja mulai. Aku tidak sering membuat kopi karena tidak membutuhkannya. Tapi aku rasa kadang-kadang membuat kopi di pagi hari itu menyenangkan.
"Selamat pagi," Phi Fah tersenyum. Sebelum duduk di sofa, "Tentu, tolong buatkan untukku."
"Ya." Aku mengangguk dan berbalik untuk menyiapkan secangkir kopi lagi. Dia melihat jam dan aku melihat bahwa sudah sekitar pukul 6:30 pagi. Meskipun hari ini libur, Phi Fah bangun sangat pagi. "Apa normal untuk bangun pagi seperti ini?"
"Ya. Apa kau terlalu bangun pagi hari ini?"
"Sedikit." Sebenarnya, aku belum tidur. Aku tidak tidur sama sekali sejak terbangun di tengah malam, tidak ada cara bagiku untuk tidur setelah mimpi seperti itu. Aku menghabiskan sebagian besar malam dan sampai pagi mencari tahu bagaimana aku bisa bermimpi seperti itu lagi.
"Kau terlihat ceria."
"... Benarkah?" Tanpa sengaja, aku sedikit mengernyit mendengar komentar orang itu. Meskipun dia masih membelakangiku, apa terlihat bahwa aku ceria? Atau apa Phi Fah terlalu baik dalam mengamati orang? "Karena mimpi yang baik, mungkin."
"Hmm... itu bagus."
Aku mendekat dengan secangkir kopi yang baru diseduh dan meletakkannya di meja di depan sofa. Sebelum duduk di sofa kecil, aku mengambil kopi milikku sendiri dan meminumnya sedikit.
"Apa yang kau mimpikan? Bisakah kau memberitahu Phi?" tanya Phi Fah lagi. Dia mengambil cangkir kopi yang baru saja kutinggalkan dan meminumnya. "Hem.. kau pintar membuat kopi."
"Terima kasih," aku tersenyum dan menerimanya. Mungkin aku memang ceria, seperti yang dikatakan Phi Fah. Rasanya hari ini lebih cerah daripada semua hari di masa lalu selama bertahun-tahun. "Mungkin aku tidak bisa memberitahumy."
"Sayang sekali. Phi ingin tahu."
"Yang bisa kukatakan adalah bahwa itu adalah mimpi yang sangat manis," kataku, sambil berbalik untuk melihat orang yang duduk di sampingku sebelum mengalihkan pandangan ketika orang itu berbalik. Dia terlihat sedikit tersenyum saat menangkapku mengintip.
Phi Fah juga tampak ceria hari ini. Entahlah, aku merasa dia terlihat sedikit berbeda dari biasanya. "Apa kau menemukan informasi tentang asrama?"
"Oh... aku menemukannya," kataku. Aku mengeluarkan ponselku dan membukanya untuk melihat. Aku menangkap banyak informasi tentang asrama yang menarik perhatianku. "Ini dia," menunjukkan kepada orangnya. Phi Fah mengambil ponselku dan melihatnya perlahan.
"Jadi, apa kau ingin pergi melihatnya hari ini?"
"Apa kau tidak perlu pergi ke pesta ulang tahun temanmu?"
"Aku akan pergi malam ini."
"... Jadi, bolehkan aku sedikit mengganggumu." Sepertinya Phi Fah mengangguk sedikit. Ketika dia selesai meminum kopi, dia meletakkannya di wastafel. Sebelum pamit untuk mandi, aku duduk dan menunggu di sofa.
Sampai sejauh mana aku menemukan informasi tentang mimpi? Aku rasa kita bermimpi... tentang apa yang ada dibawah sadar kita, karena kita memikirkan hal itu terlalu banyak. Misalnya, aku terus menyalahkan diriku karena mobil Fan tertabrak dan aku terobsesi dengan itu. Itu membuatku sering bermimpi tentang cerita itu, termasuk cerita tentang orang tuaku. Tapi jika ternyata kita merasa nyaman dan tidak terlalu memikirkan apa-apa. Kita jarang mengalami mimpi buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUTH : BESIDE THE SKY
Romance=AUTHORIZED TRANSLATION= Ini adalah terjemahan resmi bahasa Indonesia dari novel Thailand dengan judul yang sama karya Howlsairy. . . . Karena kau adalah satu-satunya langitku. Baik dulu maupun sekarang... Typhoon: Seolah aku jatuh cinta berulang k...