"Apa ini akan berhasil?"
"Kenapa?"
"Phi Fah, bagaimana mungkin dia tidak tahu kalau ini dari mu, bodoh!?" North mengangkat alisnya. Kami sudah berbicara tentang suratku selama lima menit. "Tulisan tanganmu masih terlihat jelas. Jadi bagaimana cara melakukannya? Biasanya orang menulis surat kepada seseorang yang tidak mereka kenal? Sepertinya sulit."
"Yah, apa yang North katakan benar," kata Dao setuju.
"Tapi aku ingin kau mengatakannya. Jika kita ingin agar Phi Fah tidak tahu kalau itu Phoon, um..." North terdiam sejenak. Dia mengerutkan kening seperti sedang berpikir. "Lewat Line?"
"Sepertinya tidak. Phi Fah tidak akan berbicara dengan orang yang dia tidak kenal di Line. Dia pasti akan memblokirnya. Itu akan membuatnya terlihat seperti psikopat," kata Ter.
"Bagaimanapun, aku ingin menulis surat," kataku sambil memandang mereka. "Aku juga suka menulis surat. Dan rasanya seperti nostalgia."
"Kalau begitu, tulis surat," simpul North. "Terserah padamu."
"Baiklah," aku mengangguk.
"Kalau begitu, mari kita pikirkan langkah selanjutnya. Apa yang kita lakukan jika Phi Fah menulis surat untuk membalasmu?" kata Ter. "Ini seperti masa sekolah menengah. Aku pernah melihat seorang teman yang diam-diam menyukai seseorang senior dan mengirimkan surat atau camilan kepadanya."
"Tapi aku pikir ini bisa berhasil," kata Dao. "Bahkan jika Phi Fah tidak membalas surat Phoon, setidaknya dia akan tahu kalau ada seseorang yang sangat menyukainya."
"Ya, aku setuju dengan itu." North mengangguk. Ini menjadi topik yang serius bagi semua orang. Kami mulai saling bertukar pendapat. "Aku tipe orang yang, jika mencintai seseorang, harus memberitahukannya. Kau diam-diam menyukai Phi Fah. Apa yang akan kau lakukan untuknya? Bukan berarti kau menyukainya secara diam-diam tanpa alasan, kan?"
Aku menyukainya secara diam-diam tanpa alasan... Tapi memang seperti itu... T^T
"Aku suka kata ini. Aku menyukaimu secara diam-diam tanpa alasan," Ter mengulang kata-kataku dan tertawa kecil.
"Oh, itu benar. Jika kau tidak bisa melakukannya, tidak apa-apa. Tapi jika kau bisa, lakukanlah. Bersiaplah untuk merawatnya, bersiaplah untuk mendengarkan, bersiaplah untuk tetap berada di sisinya dan mendukungnya dari kejauhan. Dia mungkin tidak akan pernah tahu. Kenangan akan memiliki makna jika disampaikan."
"Ah..." Aku terdiam sambil merenung. Kenangan akan memiliki makna, jika disampaikan... North benar. Jika dia tidak memahaminya... Perasaan yang kita kirimkan tidak akan membantu apa-apa.
Perasaan yang ingin kusampaikan padanya... Ketika Fan mulai menulis surat untukku, alasannya adalah karena dia juga seperti itu.
"Saat kau menyadari bahwa kau mulai menyukai Phi Johan, apa yang kau lakukan?" tanyaku.
"Aku memberitahunya, aku jujur, dan aku memberikan sesuatu kepadanya."
"Kau memberikannya bahkan sebelum dia menjadi pacarmu," kata Ter.
"Aku tidak melihat ada yang salah dengan itu. Yah, hatiku sudah jatuh padanya. Kenapa aku harus menolak perasaanku sendiri?"
"Aku sangat menyukaimu," kata Ter, bersiap tertawa. "Kau benar-benar jatuh cinta."
"Aku mungkin tidak bisa melakukan seperti yang kau lakukan," kataku pelan. Rasanya seperti melontarkan garis pembatas. Segala sesuatu di depan North terasa tak terhindarkan.
"Kau tidak harus melakukannya seperti aku. Lakukan dengan caramu sendiri," North mengangkat alisnya. "Ekspresikan dirimu dengan caramu sendiri."
Aku tersenyum dan mengangguk tanda mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOUTH : BESIDE THE SKY
Romantizm=AUTHORIZED TRANSLATION= Ini adalah terjemahan resmi bahasa Indonesia dari novel Thailand dengan judul yang sama karya Howlsairy. . . . Karena kau adalah satu-satunya langitku. Baik dulu maupun sekarang... Typhoon: Seolah aku jatuh cinta berulang k...