Chapter 10

47 26 0
                                    

🎶Pretty Savage🎶
[BLACKPINK]

10: Sialan...

"Loe abis darimana sih? Dari siang sampe malem gini baru balik?" tanya Jennie yang sedang tiduran bermain ponsel di atas ranjang kasur terintrupsi suara pintu kamar melihat Kadita yang baru saja datang memasuki kamar.

Deg...

Kadita yang tadinya senyum-senyum sendiri, ketika mendengar suara Jennie sontak terlihat terkejut.

"Gue lupa ada Jennie di sini....." Kadita membatin baru menyadari ada Jennie di apartemennya karena tadi Ia diantar oleh Daniel tepat di depan apartemennya.
"Liat nggak ya dia...." lanjutnya dalam hati mengira-ngira apakah Jennie sempat keluar tadi ketika Daniel dan dirinya berjalan bersama menuju apartemen ini.

"Eh? Ini.... ada.... urusan Gue" jawab Kadita ragu-ragu berjalan menuju ranjang mendudukan diri di samping Jennie.

"Urusan apa? Tumben banget" tanya Jennie tak menoleh, masih fokus ponsel miliknya.

"Ada, lah...." Kadita merebahkan diri.

Jennie beralih, menatap Kadita.
"Ada apa Loe sama pak Daniel? Gue liat Loe jalan sama dia tadi pas Gue abis balik dari minimarket" Jennie mengernyitkan dahi dan mengangkat satu alisnya, merasa mengetahui sesuatu. "Pas Gue baru aja di depan pager apartemen, Gue liat Loe sama dia jalan bareng ke sini" lanjut nya.

Deg....

"Sialan.... dia tau dong...." batin Kadita merasa tertangkap basah, wajahnya memerah malu sekaligus gugup.

"Nggak usah ngelak, Gue liat pake mata kepala Gue sendiri" lanjut Jennie sebelum Kadita membuka suara.

"Cuma nggak sengaja ketemu aja kok, lebay amat Loe, ah!" Kadita tetap berusaha mengelak.

"Sejak kapan pak Daniel sekomplek sama kita?"

"Jenn, plis deh.... ya mungkin aja dia baru pindah ke komplek ini, apa banget dah"

"Oh, kok Gue liat akrab banget kayaknya tadi"

"Jenn...."

"Gue nggak tau selama ini Loe akrab banget sama dia"

"Saling ngobrol aja sih, Jenn.... namanya juga guru sama murid, yakali diem-diem-an"

"Oh...." Jennie menyudahi, ternyata sang sahabatnya itu tetap keukeuh mengelak walaupun sudah terlihat jelas di mata kepalanya dia liat sendiri.

"Yakali guru sama murid mana yang ketawa saling malu-malu kucing gitu, yang bener aja...." batin Jennie mengingat kejadian itu.

"Gue nginep disini sampe senin ya? Biasa" pinta Jennie kemudian mengubah topik pembicaraan.

"Kenapa sih? Kan rumah Loe juga beberapa langkah dari apartemen Gue doang, masa tiap minggu nginep mulu, bosen Loe yang ada"

"Malah Gue bosen di rumah, jadi ya Gue ke Loe.... Gue juga udah bawa beberapa pakaian Gue kesini, udah Gue tata di lemari satunya yang nggak Loe pake, sepatu sama perlengkapan sekolah juga udah Gue bawa, skincare juga udah Gue bawa semua nanti kita sharing, kan enak kalo gitu, nginep ke Loe langsung dateng aja nggak perlu bawa ini itu"

Kadita melongo, tak percaya. "Mending Loe beli sekalian apartemen Gue, Loe tinggal di sini deh sepuasnya" sarkas Kadita menanggapi omongan seenak jidat sang sahabat.

"Boleh, tapi.... percuma aja kalo Gue sendiri di sini ya sama aja kayak di rumah dong"

Mendengar itu, Kadita hanya menggeleng-gelengkan kepala----speechless.

"Dit, besok joging yuk"

"Males bangun pagi Gue, Jenn.... mumpung libur Gue mau tidur pules, ah!"

"Yaelah.... ayolah, udah lama kita nggak joging bareng, Gue pengen deh sesekali"

"Males, Jenn"

"Kita joging jam 7an juga nggakpapa, yang penting besok joging ya?"

"Hm.... yaudah deh, kasian Gue sama Loe"

"Ye...."

"Buat makanan gih, laper Gue" pinta Kadita mengelus ngelus perut rampingnya.

"Makan apa?" tanya Jennie, bangkit dari rebahannya.

"Loe bawa makanan apa aja?"

"Frozen food, sama ada Mie, Loe mau nasi? Gue juga bawa"

"Nasi? Udah mateng?"

"Udah, Gue bawa dari rumah"

"Niat banget Loe, astaga...."

"Ck, Gue tau Loe di sini nggak ada makanan berat"

"Bisa aja Loe"

"Jadi, Loe mau makan apa nggak? Makan apa?"

"Mie aja deh, pake sosis sama bakso ya"

"Siap" Jennie mengangguk, kemudian berjalan keluar kamar menuju dapur.

Tak ingin merepotkan, Kadita bangkit dari ranjangnya, kemudian melangkahkan kaki berjalan keluar kamar menuju dapur hendak membantu Jennie.

"Buset?! Sejak kapan Loe bisa masak, Jenn" Kadita yang sudah sampai ke Jennie melihat sang sahabat dengan cekatan dan fokus memasak makanan yang hendak mereka makan.

"Norak, Loe!"

Tak menanggapi ucapan Jennie itu, Kadita segera membantu sang sahabat yang sedang memotong bahan-bahan makanan.

"Loe cuciin sayurannya, abis itu masukin mie nya ke panci kalo air nya udah mendidih, terus potong-potong tuh sayurannya masukin juga bareng mie nya sekalian" titah Jennie yang sedang sibuk memotong-motong sosis dan bakso.

"Siap" Kadita pun mulai melakukan hal yang diperintahkan sang sahabat.

Keduanya sibuk berkutat dengan tugas masing-masing, memasukkan bahan-bahan lainnya, bumbu-bumbu, toping-toping melengkapi untuk hasil masakan yang enak dan mengenyangkan.

Sesekali menari mengikuti lagu-lagu yang diputar di music box yang mereka setel ditaruh di atas kulkas, bersama bersenang-senang di malam minggu yang biasa-biasa saja itu.

☆☆☆☆☆

The Girl is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang