chapter 33 part 3

419 40 1
                                    

Setelah menunggu sekitar 20 menit, seorang bernama Abi datang membawa sebuah pigura foto ke dalam ruangan di mana orang-orang itu berada.

“Tuan Alex, ini barang nya” Ucap seseorang bernama Abi tersebut.

“oh, pak Abi. Apa ada yang ngikutin bapak???” Ucap feros menerima pigura tersebut

. “ nggak ada tuan, saya nyamar jadi Tukang sampah tadi, jadi tidak ada yang curiga”. Ucap abi

“good, gaji kamu sudah saya transfer" Ucap feros mengkode Abi untuk segera berlalu. “ terima kasih tuan, saya pamit” Ucap Abi membungkuk dan segera berlalu.

“ini pigura nya kan kak??” Tanya feros yang di angguki oleh Xavier.

“ jadi ayo kita buka dan liat apa sebenarnya yang ada di dalem liontin ini” Ucap feros hendak membuka pigura tersebut, namun di tahan oleh Xavier.

“ biar aku aja beb” Ucap Xavier meminta pada feros, dan di beri anggukan oleh nya.

Xavier membuka pigura tersebut dengan perasaan berdebar-debar. Ia juga sangat penasaran sebenarnya yang ingin di beri tahukan oleh orang tuannya.

Xavier mengeluarkan liontin perak tersebut, dan membuat semua yang berada di sana memfokuskan diri di sana.

“ Lex, tapi itu barang bukti. Apa nggak seharusnya kita panggil polisi?” Ucap sang ayah.

“ kita videoin aja, dan Alex nggak bisa percaya 100% ke polisi, ntar ada temen Alex yang bakal atur semuanya” Ucap feros tak menyetujui keinginan sang ayah.

“ kak galen bisa lanjutin, ma — kuncinya” Ucap feros meminta kunci liontin tersebut pada ibunya.

“ tapi di mana tempat kuncinya? Aku masih nggak bisa nemuin celah”. Ucap Xavier kebingungan melihat setiap sisi liontin Tersebut.

“ coba liat kak, masa nggak ada kek lubang kecil gitu kak?” Ucap feros mengambil liontin itu.

“ beneran nggak ada lubang mah?” Ucap feros menatap mamanya.

“ tapi mama yakin kok, orang Amelia bilang liontin ini, ini sama persis sama yang di pake dia waktu ketemu mama” Ucap Teresa dengan yakin.

“ sialll!! Tinggal dikit lagi loh. Kenapa nggak bisa??” Ucap feros putus asa.

“ nak tapi buka kasus yang udah ditutup, itu bakal susah banget. Kita harus ngajuin mosi, ke pengadilan yang ngasi putusan kasus itu, kan kamu sendiri tau papa di bekuin gara2 nanganin kasus itu. Jadi pasti ada permainan di pengadilan yang nutupin kasus ini, kita juga harus punya dasar bukti yang kuat,supaya bisa di tinjau kembali” Ucap Teresa pada feros yang nampak tetap bersikukuh.

“ ini kita lagi cari bukti kuat mah pah, dan Alex yakin semua ada di liontin ini” ucap feros frustasi.

“GPP Damian, yang penting kita amanin dulu liontin ini” Ucap xavier menyerahkan liontin tersebut pada Teresa.

“nak Xavier, ini kenapa di titipin ke Tante?

Ucap Teresa bingung menerima liontin tersebut

“Tante,saya titip ya, sama kayak mama nitipin kunci ini, karena percaya sama Tante, saya titipin liontin ini sama Tante" Ucap Xavier mempercayakan liontin itu pada ibu kekasihnya.

“ mah, simpen dulu ya, kalo kita udah Nemu cara bukanya, ntar kita ambil. Sekarang emot paling aman cuma dia sini” ucap feros.

“mama terima ya nak, mama bakal jaga amanat mama kamu, dan mama juga nitip anak Tante, jaga dia” Ucap Teresa mengusap puncak kepala Xavier lembut.

troublemaker Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang