Keseruan Mereka

1 1 0
                                    

mereka bertiga pun berangkat. Zayan, yang paling heboh, sudah sibuk berfoto-foto sejak awal perjalanan. Sedangkan Louis mencoba tetap tenang, padahal sebenarnya dia sedikit gugup harus menghabiskan waktu lebih lama bersama Hyeon. Meskipun sudah sering bersama di sekolah, suasana liburan ini membuatnya merasa agak canggung.

Mereka naik mobil sewaan yang dikemudikan oleh Hyeon. Louis duduk di depan, sementara Zayan duduk di belakang dengan mulut yang tak henti-hentinya mengoceh.

"Wih, keren juga nih Hyeon nyetirnya. Eh, Louis, lu liat gak tadi Hyeon sempet curi-curi pandang ke arah lu? Jangan-jangan dia beneran ada perasaan nih sama lu!" goda Zayan sambil tertawa.

"Apaan sih? Hush, diam lu!" Louis langsung merona, mencoba menutupi rasa malunya. Dalam hati dia berteriak, 'Ya ampun, kenapa sih Zayan selalu ngelawak di saat yang gak tepat?'

Hyeon yang tetap fokus mengemudi hanya menahan senyum. "Kalian ini... berisik sekali."

Zayan makin girang mendengar respons dingin Hyeon. "Hahaha, tuh kan! Ada yang mulai gak sabar tuh buat habiskan waktu sama Louis."

Louis hanya bisa mendengus, "Gue gak percaya kita harus liburan bareng. Ini bisa jadi mimpi buruk."

---

Penginapan Aneh

Sesampainya di lokasi, mereka menemukan bahwa penginapan yang mereka pesan ternyata lebih... sederhana dari yang diharapkan. Bangunan tua dengan beberapa kamar yang terlihat kuno membuat Louis mengernyit.

"Ini beneran nih tempat kita nginep?" Louis bertanya sambil menatap bangunan itu.

"Yaelah, jangan manja, Louis," kata Zayan sambil menepuk punggungnya. "Yang penting ada kasur buat tidur. Lagian, lu gak bakalan banyak di kamar kan? Kita bakal sibuk jalan-jalan."

"Bukan soal kasurnya, gue lebih khawatir ini tempat angker," bisik Louis pelan, meskipun Hyeon yang mendengar hanya menggeleng sambil tersenyum.

"Kamu terlalu banyak nonton film horor, Louis," kata Hyeon. "Sudah, ayo kita masuk."

Begitu masuk ke dalam kamar, Zayan langsung tertawa terbahak-bahak. "Waduh, Louis, lu sekamar sama Hyeon! Gak nyangka ya bakal ada episode spesial kayak gini. Romantis banget!"

Louis langsung terkejut. "Apa?! Gue gak mau sekamar sama dia!"

Zayan terus menggoda. "Udah, gak usah malu. Pasti seru kok. Kalian bisa makin deket, saling cerita dari hati ke hati. Ya siapa tahu... cinta bisa tumbuh dari sini?"

Louis langsung menatap Zayan dengan tatapan membunuh. "Zayan, sumpah deh, gue bakal cekek lu kalo ngomong lagi."

Hyeon, di sisi lain, hanya tersenyum kecil mendengar obrolan kocak mereka. "Sudahlah, ini hanya semalam. Jangan bikin keributan."

---

Aktivitas Liburan

Mereka pun memulai hari pertama dengan jalan-jalan. Louis yang bersemangat ingin memamerkan gaya kerennya di depan beberapa turis perempuan, justru malah terpeleset saat hiking di bukit kecil. Dia jatuh berguling-guling sementara Zayan dan Hyeon menonton dari atas.

Zayan yang tidak bisa menahan diri langsung tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, Louis! Lu sok keren depan cewek-cewek, malah jatuh kayak kentang tumbang!"

Hyeon, yang biasanya serius, ikut tertawa kecil melihat tingkah Louis yang memalukan. Louis yang mencoba berdiri hanya bisa menggerutu, "Gue bener-bener gak ada bakat jadi keren, ya Tuhan..."

"Sudah, hati-hati lain kali," kata Hyeon sambil menahan senyum. "Kamu benar-benar payah."

---

Malamnya, mereka makan di restoran lokal yang cukup terkenal. Louis, yang ingin mencoba makanan baru, malah salah pesan dan akhirnya mendapat hidangan super pedas. Dengan wajah merah dan air mata hampir menetes, Louis meminum air sebanyak mungkin.

"Gue pikir ini enak, tapi ternyata ini pedes banget!" Louis mengeluh sambil menyeka keringat.

Zayan hanya tertawa melihat penderitaan Louis. "Hahaha, pinter juga lu ya, pesen makanan buat nyiksa diri sendiri. Gimana tuh, Hyeon? Liat Louis sengsara bikin lu makin suka gak?"

Hyeon tersenyum tipis, matanya menatap Louis yang masih sibuk mencoba menahan kepedasan. "Kamu benar-benar bodoh. Tapi aku rasa itu bagian dari pesonamu."

Louis hampir tersedak mendengar komentar Hyeon yang setengah serius. 'Pesona? Hyeon ngomong apa barusan?' pikirnya dalam hati.

---

Momen Intim

Setelah seharian beraktivitas, malam harinya Louis dan Hyeon duduk di balkon penginapan, menikmati udara sejuk. Zayan sudah masuk kamar lebih dulu, memberikan sedikit waktu pribadi bagi Louis dan Hyeon.

"Gue gak nyangka lu bisa lebih santai di luar sekolah," kata Louis, mencoba memecah keheningan.

Hyeon hanya menatap bintang di langit. "Semua orang butuh waktu untuk bersantai, termasuk aku."

Louis mengangguk, meski merasa sedikit canggung. Dalam hati, dia sebenarnya penasaran kenapa Hyeon bisa setuju ikut liburan ini. "Tapi serius, kenapa lu setuju ikut liburan bareng kita? Bukannya lu lebih suka sendirian?"

Hyeon menoleh, menatap Louis dengan senyum yang jarang terlihat. "Mungkin aku hanya ingin melihat sesuatu yang berbeda. Dan mungkin kamu... menyenangkan untuk diikuti."

Louis terkejut mendengar jawaban itu. Sebelum sempat membalas, Zayan yang entah sejak kapan sudah berdiri di pintu balkon langsung berteriak, "Wih, wih, wih! Momen romantis ya? Awas tuh bintang jatuh gara-gara kalian romantis banget!"

Louis langsung berdiri dan melempar bantal ke arah Zayan. "Diam lu!"

Hyeon hanya tertawa kecil, menikmati momen itu. "Kalian benar-benar aneh. Tapi ini... menghibur."

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang