Sesuai Harapan

1 1 0
                                    

Hari-hari di sekolah terasa lebih ceria ketika Hyeon mulai terang-terangan menunjukkan perhatian lebih kepada Louis. Setiap kali mereka bertemu di koridor, Hyeon akan memberikan senyuman lebar yang bikin hati Louis berdebar-debar. Mereka saling menggoda, dan suasana di antara mereka semakin hangat.

Suatu hari saat jam istirahat, Hyeon dan Louis duduk bersama di kantin. Louis sedang asyik menikmati makanannya ketika Hyeon datang dengan sekotak makanan. "Eh, lo mau makan bareng gak? Gue bawa extra sushi buat lo."

Louis mengangkat alisnya, pura-pura berpikir. "Hmmm, cuma sushi? Kayaknya lo mau baperin gue lagi nih."

Hyeon tertawa. "Gak mungkin! Ini cuma makanan. Tapi kalo lo baper, itu urusan lo." Dia menjulurkan kotak sushi ke arah Louis dengan senyum nakal.

Louis pura-pura melawan, tapi pada akhirnya dia menerima sushi itu dengan senang hati. "Oke, terima kasih. Tapi ingat, gue bisa aja baper karena sushi ini!"

Mereka berdua tertawa, dan Zayan yang duduk di meja sebelah hanya bisa menggelengkan kepala sambil mengerjapkan matanya. "Duh, kalian ini udah kayak pasangan. Kapan mau pacaran beneran?"

Louis menatap Zayan dengan mata membelalak. "Hush, Zayan! Lo ini bikin suasana jadi aneh!"

Tapi Hyeon hanya mengangkat bahu, tampak santai. "Kalo Zayan penasaran, kita bisa kasih dia teaser, kan? Lagipula, kita kan temenan."

Setelah makan, mereka kembali ke kelas. Hyeon duduk di samping Louis dan mulai membantu mengerjakan tugas sekolah. "Lo liat deh, ini bagian yang susah. Gue bisa bantuin kalo lo mau."

Louis merasa senang melihat Hyeon yang begitu perhatian. "Makasih, Hyeon. Gue emang butuh bantuan di sini. Lo jago banget di pelajaran ini!"

Hyeon hanya tersenyum, sedikit merendah. "Ah, itu sih biasa. Yang penting, lo bisa ngerti."

Mereka terus bekerja sama, saling menggoda satu sama lain. "Kalo lo terus kayak gini, gue bisa aja jatuh cinta sama lo." Louis berkomentar sambil tersenyum nakal.

Hyeon menjawab dengan serius, "Lo sih, jangan sampe baper beneran. Nanti gue jadi bingung."

Louis menatap Hyeon, dan mereka berdua tertawa. Namun, di dalam hati Louis, dia merasakan kegugupan yang aneh. Dia benar-benar menyukai Hyeon lebih dari sekadar teman, dan itu membuatnya semakin bingung.

Setelah beberapa jam belajar, mereka akhirnya pulang. Saat berjalan keluar sekolah, Hyeon menghentikan langkahnya dan menatap Louis dengan serius. "Eh, Louis, ada yang mau gue bilang."

Louis berhenti dan menatap Hyeon dengan curiga. "Apaan, Hyeon? Ngapain lo bikin wajah serius gitu?"

Hyeon menghela napas, lalu berkata, "Gue udah mikir-mikir, dan... gue pengen pacaran sama lo."

Louis terdiam sejenak, berusaha mencerna kata-kata Hyeon. "Lo serius? Gak mungkin!"

Hyeon mengangguk, tampak sedikit cemas. "Serius. Gak mungkin kalo ini cuma main-main. Gue udah suka sama lo dari dulu."

Louis merasa jantungnya berdebar kencang. Dia tidak tahu harus berkata apa. "Gue... gue juga suka sama lo. Gak mungkin gue nolak."

Hyeon tersenyum lebar, dan wajahnya tampak lebih cerah. "Jadi, kita pacaran sekarang?"

Louis mengangguk pelan. "Iya. Kita pacaran."

Hyeon langsung menarik Louis untuk pelukan singkat, dan mereka berdua tertawa. Zayan yang melihat dari jauh hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum lebar. "Akhirnya! Lo berdua ini bikin gue muak!"

Louis dan Hyeon saling berpandangan, lalu tertawa lebih keras. Mereka baru saja memulai petualangan baru sebagai sepasang kekasih, dan dunia seakan terasa lebih cerah dan penuh harapan.

Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang