Setelah melewati berbagai rintangan dan tantangan selama masa SMA, Hyeon dan Louis akhirnya meraih mimpi mereka-lulus dengan nilai yang memuaskan. Hari kelulusan itu dipenuhi dengan tawa, air mata, dan harapan baru. Louis, bersama Zayan, memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Mereka berdua berbagi semangat yang sama, berjanji untuk selalu mendukung satu sama lain dalam perjalanan akademis mereka.
Hyeon, di sisi lain, telah memiliki rencana ambisius. Setelah lulus, ia diterima di perusahaan besar dan, berkat kerja keras dan dedikasinya, ia berhasil menduduki posisi sebagai CEO. Meskipun sibuk dengan pekerjaan barunya, Hyeon selalu menyempatkan diri untuk bertemu Louis, memberikan dukungan moral, dan berbagi kebahagiaan. Hyeon merasa bahwa perjalanan hidup mereka baru saja dimulai.
Di tengah kesibukan tersebut, Hyeon memiliki rencana yang lebih besar. Ia ingin melamar Louis. Setiap kali memikirkan tentang masa depan mereka, hatinya berdebar-debar. Ia merencanakan momen spesial itu dengan penuh perhatian, memilih tempat yang romantis dan suasana yang sempurna.
Malam Lamaran
Pada malam yang ditentukan, Hyeon mengajak Louis ke tempat yang mereka kunjungi pertama kali sebagai pasangan. Suasana di sekitar mereka dipenuhi cahaya lembut dan angin sepoi-sepoi yang membawa aroma bunga. Hyeon menyiapkan segalanya dengan baik-makanan, dekorasi, dan bahkan mempersiapkan sebuah cincin yang berkilau.
"Louis, ada sesuatu yang ingin aku katakan," Hyeon mulai, wajahnya tampak serius namun penuh harapan.
Louis, yang awalnya mengira bahwa ini adalah salah satu kencan romantis biasa, merasakan ketegangan di udara. "Apa itu, Hyeon?" tanyanya penasaran.
Hyeon menarik napas dalam-dalam, "Selama ini, bersamamu adalah hal terindah dalam hidupku. Aku ingin kita melanjutkan perjalanan ini bersama, lebih dari sekadar pacaran."
Dengan penuh cinta, Hyeon berlutut dan mengeluarkan cincin dari saku. "Maukah kamu menjadi istriku?"
Louis terdiam sejenak, air matanya mulai menetes. "Aku... aku tidak percaya ini! Iya, aku mau!" Louis segera memeluk Hyeon dengan erat, tak bisa menahan tangis bahagianya. Cincin itu pas di jarinya, simbol cinta mereka yang abadi.
Persiapan Pernikahan
Setelah lamaran, mereka mulai mempersiapkan pernikahan. Zayan, sahabat mereka yang setia, menawarkan diri untuk menjadi MC pada acara pernikahan. Dengan semangat, Zayan merencanakan semua yang diperlukan, dan tidak sabar untuk bercerita tentang masa lalu mereka kepada semua tamu.
"Kalian ingat tidak ketika kita pertama kali bertemu di sekolah? Hyeon selalu jadi yang paling serius, sementara Louis selalu mencoba berkelakar," Zayan bercerita saat mereka berlatih untuk hari besar mereka. "Dan bagaimana kalian berdua selalu bertengkar, tapi di balik semua itu, terlihat jelas betapa kalian saling menyayangi."
Hari Pernikahan
Akhirnya, hari yang dinanti tiba. Acara pernikahan diadakan di sebuah taman yang indah, dikelilingi oleh bunga-bunga berwarna-warni. Suasana cerah, langit biru, dan cuaca yang sempurna menambah keindahan hari tersebut. Hyeon mengenakan jas hitam yang rapi, sementara Louis terlihat anggun dalam gaun putihnya. Ketika Louis berjalan menuju altar, Hyeon tidak bisa mengalihkan pandangannya, merasa beruntung memiliki orang seperti Louis di sisinya.
Momen itu terasa sangat spesial. Louis, dengan wajah bersinar, melangkah perlahan, berusaha mengingat semua kenangan indah yang telah mereka lalui bersama. Ketika tiba di depan altar, Hyeon mengulurkan tangannya, dan Louis dengan lembut menggenggamnya, merasakan kehangatan cinta yang terjalin di antara mereka.
Zayan, sebagai MC, memulai acara dengan penuh semangat. "Selamat datang di acara pernikahan Hyeon dan Louis! Hari ini kita akan merayakan cinta yang telah tumbuh dan berkembang antara mereka berdua."
Semua mata tertuju pada mereka, sementara Zayan melanjutkan, "Hari ini bukan hanya tentang mereka, tetapi juga tentang perjalanan luar biasa yang mereka tempuh untuk sampai ke sini."
Zayan mulai menceritakan berbagai kenangan lucu dan mengharukan, seperti saat Hyeon berusaha keras untuk mengungkapkan perasaannya pada Louis, atau saat Louis terus-menerus menggoda Hyeon ketika mereka masih di SMA. "Siapa yang menyangka, dua orang yang awalnya bertengkar dan selalu saling menjahili, sekarang berdiri di sini sebagai pasangan suami istri?" Zayan tersenyum, dan semua tamu ikut tertawa.
Setelah sesi tawa, suasana berubah menjadi haru. Hyeon dan Louis saling bertukar janji setia. "Aku berjanji untuk mencintaimu, mendukungmu, dan bersamamu dalam suka dan duka," kata Hyeon dengan tegas.
Louis menatap dalam-dalam ke mata Hyeon, "Dan aku berjanji untuk menjadi pasangan yang setia, selalu ada untukmu, dan mencintaimu tanpa syarat."
Resepsi yang Meriah
Setelah ijab kabul, resepsi dimulai. Hyeon dan Louis bersukacita bersama teman-teman dan keluarga mereka. Makanan lezat disajikan, dan semua orang menikmati suasana bahagia tersebut. Zayan terus berkeliling, memastikan semua tamu merasa senang, dan tidak henti-hentinya menggoda pasangan baru itu.
Ketika saatnya tiba untuk tarian pertama mereka, Hyeon menarik Louis ke lantai dansa. Musik lembut mengalun, dan mereka berdua berputar dengan penuh cinta. Hyeon menggenggam tangan Louis, sementara Louis menatap Hyeon dengan penuh cinta.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, sayang," bisik Hyeon sambil tersenyum.
"Aku juga tidak akan pernah melepaskanmu," balas Louis, hatinya berdebar bahagia.
Selama tarian, Hyeon dan Louis berbagi momen-momen kecil, menggoda satu sama lain dengan senyuman dan tawa. Semua tamu menonton dengan penuh cinta, merasakan kehangatan dari pasangan yang bahagia itu.
Cerita Zayan
Zayan mengambil mikrofon sekali lagi dan memulai cerita tentang perjalanan mereka bertiga. "Kalian ingat saat kita bertiga duduk di bangku sekolah, merencanakan masa depan? Hyeon selalu jadi yang paling serius, dan Louis selalu jadi yang lucu. Kita semua tahu, di balik semua itu, cinta di antara kalian berdua sudah terlihat sejak lama."
Semua hadirin ikut tertawa, mengenang masa-masa lucu yang telah dilalui. Zayan melanjutkan, "Saat Hyeon menolak untuk mengakui perasaannya, Louis selalu bisa membuatnya tertawa. Itu adalah saat-saat paling berharga dalam hidup kita. Kini, mereka berdiri di sini sebagai suami istri."
Malam Setelah Pernikahan
Setelah semua perayaan berakhir, Hyeon dan Louis kembali ke rumah mereka. Keduanya merasa lelah tetapi sangat bahagia. Saat memasuki kamar, Hyeon menatap Louis dengan penuh cinta. "Akhirnya, kita di sini," katanya lembut.
Louis tersenyum malu, "Aku masih tidak percaya ini semua terjadi. Rasanya seperti mimpi."
Hyeon mendekat, "Ini bukan mimpi, sayang. Ini adalah kenyataan. Dan aku tidak sabar untuk menghabiskan sisa hidupku bersamamu."
Dengan pelukan hangat dan senyum bahagia, mereka menutup malam pertama mereka dengan penuh cinta, bersiap untuk menempuh perjalanan baru bersama.
Penutup
Hyeon dan Louis telah melalui banyak hal bersama, dari masa-masa sulit di SMA hingga saat-saat indah di hari pernikahan mereka. Kini, mereka bersiap untuk menghadapi segala tantangan hidup bersama. Dengan Zayan di sisi mereka sebagai sahabat setia, Hyeon dan Louis merasa yakin bahwa cinta
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine
RomanceBE MINE bercerita tentang Louis, murid baru yang tidak terlalu beruntung, baru saja pindah ke sekolah elit di Korea. Di hari pertama, Louis langsung kena sial. Dia berurusan dengan ketua OSIS, Hyeon, yang terkenal galak, dingin, dan tidak punya tole...