Bab 4: Persiapan Menyusun Rencana

12 4 0
                                    

Malam itu, Harry duduk di meja kecil di kamarnya, menatap buku Perjalanan Waktu dan Kekuasaan yang Terpendam yang terbuka di depannya. Sorot cahaya dari obor di sudut ruangan menerangi halaman-halaman kuno yang penuh dengan tulisan rumit. Meskipun ia sudah mempelajari setiap kata di buku itu, masih banyak yang belum ia mengerti sepenuhnya. Ada hal-hal yang tampak jelas, tetapi ada juga bagian-bagian yang terasa sangat samar, seolah-olah sengaja disembunyikan.

Harry merasa seperti berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, ia tahu bahwa perjalanan waktu adalah langkah yang sangat berisiko. Namun, di sisi lain, rasa kehilangan yang mendalam atas Ginny yang begitu tiba-tiba dan begitu menyakitkan memberinya kekuatan untuk terus maju, meski ia tahu bahwa apa yang ia coba lakukan bisa berakibat fatal.

Ia mendengar suara langkah kaki di luar kamarnya, diikuti dengan ketukan pelan di pintu. Harry menoleh, dan saat pintu terbuka, Hermione muncul, tampak sedikit lelah tetapi tetap penuh semangat.

"Hermione," kata Harry, mengangguk ke arah teman baiknya yang telah datang. "Terima kasih sudah datang."

Hermione mengangkat alis. "Aku rasa aku tidak bisa membiarkanmu melakukan ini sendirian, Harry. Aku tahu kamu pasti akan mencoba untuk melakukannya, tapi setidaknya, aku harus memastikan kamu tahu betul apa yang kamu hadapi."

Harry tersenyum tipis, merasa lega. "Aku butuh bantuan, Hermione. Aku tahu ini bukan hal yang mudah, dan aku merasa kita harus mempersiapkan segalanya dengan matang."

Hermione duduk di kursi di sebelah Harry, matanya langsung tertuju pada buku yang terbuka di meja. "Kamu benar. Kita harus hati-hati dengan ini. Setiap gerakan kita akan menentukan apa yang terjadi selanjutnya."

"Benar," jawab Harry. "Aku tahu kita hanya bisa mengubah sedikit, dan itu harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi setelah kita mengubah masa lalu."

Hermione menghela napas, lalu mulai memeriksa halaman-halaman buku itu. "Sepertinya buku ini berbicara banyak tentang perjalanan waktu yang mempengaruhi realitas secara perlahan. Jadi, jika kita mengubah sesuatu, konsekuensinya mungkin tidak langsung terasa. Bisa jadi perubahan itu hanya mulai terlihat jauh setelah kita kembali."

Harry mengangguk, merasa cemas. "Apa kita benar-benar bisa mengendalikan itu? Bagaimana kalau kita tidak bisa kembali ke dunia yang sama setelah kita melakukannya?"

"Itu yang menjadi masalah terbesar," jawab Hermione. "Takdir itu rumit. Bahkan jika kita menyelamatkan Ginny, bisa jadi hal-hal lain berubah. Hal-hal yang tidak bisa kita prediksi."

Harry menggigit bibir, matanya terpaku pada halaman-halaman yang penuh dengan simbol dan gambar-gambar misterius. "Aku tidak peduli. Aku harus melakukannya. Ginny tidak boleh hilang."

Hermione menatapnya, ragu. "Aku tahu kamu ingin menyelamatkan Ginny, Harry. Tapi kita harus ingat, dunia ini sudah cukup banyak berubah setelah pertempuran terakhir. Jangan sampai kita malah menghancurkan lebih banyak hal."

Harry menghembuskan napas panjang. "Aku tahu risiko itu. Tapi aku sudah memutuskan. Aku akan melakukannya, dan aku tidak bisa melakukannya sendirian."

Hermione menghela napas, lalu memegang tangan Harry dengan lembut. "Kamu bukan sendirian, Harry. Aku akan membantumu, apapun yang terjadi. Tapi kita harus memastikan kita siap. Kita perlu merencanakan ini dengan matang."

Harry merasa sedikit lega mendengar kata-kata Hermione. Ia tahu bahwa meskipun perjalanan ini sangat berbahaya, setidaknya ia tidak akan menghadapi semuanya sendirian. Mereka akan melakukan ini bersama, dengan segala konsekuensinya.

"Jadi, bagaimana kita mulai?" tanya Harry.

Hermione memandang buku itu lagi. "Ada banyak hal yang perlu kita pelajari. Aku akan mencari referensi lebih lanjut. Tapi sebelum kita pergi lebih jauh, kita harus mencari tahu lebih banyak tentang lokasi dan cara memanfaatkan kekuatan perjalanan waktu yang ada di sini."

Harry mengangguk, merasa sedikit lebih tenang. "Kita harus siap, Hermione. Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Ginny. Ini tentang mengubah takdir, dan aku tidak tahu apa yang akan kita temui."

"Aku tahu," kata Hermione. "Tapi kita tidak bisa mundur sekarang, kan?"

Harry tersenyum. "Tidak ada jalan mundur."

Mereka duduk bersama hingga malam semakin larut, memeriksa buku itu dengan teliti, mencari tahu semua yang mungkin mereka butuhkan untuk memulai perjalanan mereka. Harry merasakan ada semacam kekuatan yang mulai membangun di dalam dirinya, meskipun ia tahu bahwa jalan yang akan ia tempuh penuh dengan ketidakpastian.

Ketika Hermione akhirnya bangkit untuk pergi, ia menoleh ke Harry dengan ekspresi serius. "Harry, aku ingin kamu ingat satu hal. Perjalanan ini bukan hanya tentang kamu atau Ginny. Ini tentang seluruh dunia. Kita harus sangat berhati-hati. Jangan biarkan emosimu mengaburkan keputusanmu."

Harry menatapnya dengan mata penuh tekad. "Aku akan ingat itu, Hermione. Terima kasih sudah mendukungku."

Hermione tersenyum, meski senyum itu terasa berat. "Jangan sampai kita menyesalinya."

Setelah Hermione meninggalkan kamarnya, Harry duduk dalam keheningan, merenung tentang apa yang telah ia putuskan. Ia tahu bahwa ini adalah langkah besar yang bisa mengubah segalanya baik untuknya, untuk Ginny, dan untuk dunia ini. Tapi dalam hatinya, ia yakin bahwa ia harus melakukannya.

Tidak ada pilihan lain.

Tbc

Harry Potter Dan Mesin Waktu (Hinny) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang