Prolog

302 46 14
                                    

"Semusim yang lalu telah pergi, yang terlupakan sudahlah. Bisakah kita melangkah bersama lagi? Menulis sebuah kisah baru, tentang kau dan aku; tentang kita semusim yang akan datang.. dan kali ini kupastikan kau tidak akan melupakannya"

*

Bandung, Agustus 2015

Hujan baru saja berhenti, mengisakan aroma tanah basah yang menyegarkan. Sepasang sepatu boots dan langkah ringan beradu dengan ubin yang basah, membuat pola melingkar di genangan air yang dilaluinya. Langkah itu berhenti tepat di depan gerbang utama Universitas seni ternama di kota itu, Arega University. Sebuah universitas swasta di bawah naungan Arega Group, atau dengan kata lain, salah satu properti milik keluarga besar Arega.

Dia menatap bangunan utama dengan gaya eropa itu lamat-lamat, terkesan klasik namun tidak kuno. Dan untuk kesekian kalinya dia masih saja terpana, mengagumi arsitektur gedung ini. Matanya terpejam sejenak, dia menghela napas berulang kali dan menghirup dalam-dalam aroma selepas hujan yang menenangkan – petrichor. Kedua ujung bibirnya tertarik keatas, menampilkan sebuah senyum yang tak kalah menenangkan bagi siapa saja yang melihatnya. Setelah dirasa cukup, dia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, memasuki lobby utama dan menuju ke salah satu tempat disudut bangunan ini yang sudah sangat dirindukannya.

Musim ajaran baru telah tiba, bangunan ini kembali riuh dengan suara-suara khas penghuninya, mulai dari celotehan tentang liburan, tawa riang, pekikan mereka yang melepas rindu dan bunyi-bunyian alat musik yang berbeda. Bibirnya kembali mengulas sebuah senyum, dia melirik jam tangan oranye yang melingkar ditangan kanannya, pukul sebelas lewat tiga puluh menit. Kakinya berbelok ke sebuah lorong yang terlihat seperti lorong sebuah kastil, masih ada 30 menit lagi. Dia akan mengambil jalan memutar untuk sampai kesana.

"Hai cha, hari ini kan?" sapa seorang mahasiswi menghentikan langkahnya.

"Oh hai," balasnya ramah. "Hari ini? For what?" tanyanya sambil menampilkan wajah kebingungan.

"The Season, Arischa.." wajah dihadapannya saat ini begitu sumrigah, seolah-olah dia sudah menunggu lama untuk itu, dan well memang semua harus menunggu lama untuk hal ini. The Season adalah hal yang akan kau temukan sekali dalam setahun.

The Season adalah istilah bagi empat cowok populer edisi majalah A&M – majalah milik klub jurnalis – yang dijuluki Summer, Spring, Autumn, dan Winter. Awalnya hanya begitu, tapi melihat popularitas yang terbuang percuma, pihak dekan akhirnya menjadikan The season sebagai icon kampus terpilih atau sederhananya adalah duta universitas. Kebanyakan dari mereka biasanya the most-wantedguy, secara pemilihan The Season berdasarkan penilaian dari seluruh lapisan kampus, mulai dari dekan, dosen, senator dan mahasiswa, sampai cleaning service, satpam kampus, dan mbak, mbok, serta mang-mang penjaga kantin, tidak terlepas dari survey angket The Season. Klub jurnalis memang terlihat kurang kerjaan, rela bekerja ekstra untuk hal ini, tapi rasanya luar biasa saat kemudian projek yang-awalnya-terlihat-kurang-kerjaan menjadi trending topic dan seperti tadi, rasanya menyenangkan bukan saat mereka menunggu untuk tahu, dan kau sudah tahu lebih dulu. Tepat sekali, Arischa adalah bagian dari klub jurnalis.

"Umm.. mungkin aja." gadis itu tersenyum misterius, menjawab sekenanya dan buru-buru pergi dari sana meninggalkan mahasiswi tadi yang mencebik sebal. Dia berjalan mundur lalu tertawa pelan, "Diumumin hari ini, jangan cemberut gitu.."

"Arischa.." panggil seseorang lainnya dari arah depan. Dia otomatis memutar tubuhnya, membuat dress selutut sewarna sunset itu bergerak indah mengikuti gerak tubuh pemiliknya.

"Ya?" tanyanya dengan senyum manis yang belum juga pudar. Arischa kemudian menyerngit bingung, seseorang yang memanggilnya tadi, lebih tepatnya laki-laki yang memanggilnya tadi hanya diam mematung ditempatnya. "Hei.." dia melambai-lambaikan tangan di depan wajah cowok itu, cowok yang tadinya melongo itu mengerjap pelan, selesai dengan keterpanaannya.

The SeasonWhere stories live. Discover now