10. Korban Terakhir

27 24 3
                                    

WARNING
Bahasa suka suka
Banyak typo
Happy Reading
.
.
.

Langkah kaki di lorong semakin mendekat, menghantam lantai batu dengan ritme yang berat dan pasti. Jessica dan Sekar menatap ke arah lorong dengan mata melebar, tubuh mereka membeku oleh ketakutan.

Tidak ada tempat untuk bersembunyi di ruangan itu, hanya meja batu besar yang mereka temukan, penuh dengan benda-benda kuno yang tampak mencurigakan.

Sekar, yang sudah sangat ketakutan, menggenggam tangan Jessica erat-erat. "Jess, kita harus pergi dari sini, sekarang!" suaranya bergetar, menandakan bahwa ia benar-benar panik.

Jessica merasakan ketegangan yang menyelimutinya. "Tapi kita belum menemukan apa-apa, Kar. Kita tidak bisa pergi begitu saja. Kita harus mencari tahu."

Sekar yang masih tampak ketakutan, menatap Jessica dengan bingung. "Jess, kenapa kamu terlihat sangat tertarik dengan semua ini? Aku tahu kamu penasaran, tapi ini lebih dari sekedar rasa ingin tahu, kan? Kamu benar-benar seperti terobsesi dengan misteri ini."

Jessica terdiam, ia juga bingung pada dirinya sendiri. Mungkin Sekar benar. Sejak pertama kali mereka menemukan surat-surat itu, Jessica merasa ada sesuatu yang menariknya ke dalam misteri ini.

Bukan hanya rasa ingin tahu, tapi seperti ada ikatan yang lebih dalam, yang mendorong Jessica untuk terus maju, meskipun Jessica tahu risiko apa yang akan mereka temui.

"Aku nggak tahu, Kar," Kata Jessica akhirnya. "Tapi aku merasa seolah-olah aku harus menyelesaikan ini semua. Seperti ada sesuatu yang menuntunku ke sini."

Sekar menatap Jessica bingung. "Tapi apa yang bisa kita temukan? Jika sosok itu datang untuk mencari kita-"

Sebelum Sekar bisa menyelesaikan kalimatnya, suara langkah kaki itu berhenti tepat di depan pintu, dan mereka merasakan hawa dingin menyentuh kulit mereka, membuat seluruh tubuh mereka merinding.

Suasana di dalam ruangan terasa semakin mencekam, dan Jessica merasakan ketegangan yang begitu kuat, seakan-akan ada sesuatu yang mengawasi mereka dari balik kegelapan.

Sosok yang muncul dari bayangan adalah pria tua yang mereka temui sebelumnya. Wajahnya penuh kerutan, dan matanya kosong seolah-olah ia telah kehilangan jiwanya bertahun-tahun lalu.

Pakaiannya usang dan penuh debu, tetapi ada sesuatu yang mengerikan dalam tatapan matanya.

"Kalian kembali ke sini meskipun aku sudah memperingatkan kalian," ucap pria tua itu, suara beratnya bergema di dalam ruangan.

Jessica tidak bisa mengalihkan pandangannya. "Kami mencari jawaban tentang apa yang terjadi di sini, tentang korban terakhir dan bagaimana kami bisa menghentikan kutukan ini."

Pria tua itu melangkah lebih dekat, wajahnya memperlihatkan campuran antara kesedihan dan keputusasaan. "Jawaban selalu ada, tapi harganya tidak murah," katanya, seolah-olah memperingatkan mereka akan konsekuensi dari pencarian mereka.

Jessica merasa jantungnya berdegup kencang. "Kami tidak punya banyak pilihan. Tolong beri kami petunjuk tentang korban terakhir."

Pria tua itu menatap Sekar sejenak, lalu menghela napas dalam, seolah-olah kelelahan karena terjebak di dunia ini begitu lama. "Korban terakhir adalah satu dari kami yang rela mengorbankan dirinya untuk keselamatan kami semua. Dia yang terakhir kali mencoba menghentikan kutukan ini, namun gagal. Pengorbanannya justru mengunci kami semua di sini."

Jessica mendengarkan dengan saksama, berusaha memahami makna dari kata-kata pria itu. "Lalu, apa yang harus kami lakukan untuk mengakhiri kutukan ini? Bagaimana kami bisa menemukan korban terakhir?"

LilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang