8. Kutukan

43 38 0
                                    

WARNING
Bahasa suka suka
Banyak typo
Happy Reading
.
.
.

Langit sudah semakin gelap, dan angin malam mulai berhembus dingin ketika Jessica dan Sekar berdiri diam di depan Lila.

Gadis itu terus tersenyum, senyuman yang sama seperti yang mereka lihat di gedung tua. Kali ini, tatapan Lila lebih tajam, penuh dengan sesuatu yang Jessica tidak bisa pahami.

"Lila," suara Sekar bergetar, "apa yang kamu lakukan di sini? Dan apa maksudnya dengan kita sudah terlalu jauh?"

Lila melangkah lebih dekat, tetapi kali ini langkahnya terasa berat, seolah-olah setiap langkah membawa beban yang tak terlihat.

Senyumnya masih ada, namun matanya tidak lagi memancarkan keramahan. "Kalian telah membuka pintu yang seharusnya tetap tertutup," jawabnya dengan nada lembut tapi tegas. "Surat-surat itu, kalian seharusnya tidak pernah menemukannya."

Jessica merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Kenapa? Apa yang terjadi dengan orang-orang di tahun 1995? Apa kamu salah satu dari mereka?"

Lila terdiam sejenak, tatapannya menjadi lebih suram. "Aku adalah bagian dari mereka," katanya perlahan. "Kami semua adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Sesuatu yang tidak pernah kami pahami sepenuhnya, sampai semuanya terlambat."

Sekar dan Jessica saling menatap, bingung namun juga penasaran. "Apa yang sebenarnya terjadi, Lila?" tanya Jessica, mendesak. "Kenapa kamu dan teman-temanmu tidak bisa pergi? Dan kenapa sekarang kami terlibat?"

Lila menghela napas, lalu menatap ke arah langit malam yang gelap. "Tahun 1995, kami adalah angkatan terakhir yang bermain dengan rahasia sekolah ini. Semuanya dimulai sebagai permainan, sebuah tantangan untuk mengeksplorasi gedung tua itu, seperti yang kalian lakukan sekarang. Tapi ada sesuatu yang salah. Kami membuka jalan menuju sesuatu yang lebih gelap dan lebih berbahaya dari yang kami kira."

Jessica merasakan hawa dingin menyusup ke tulang-tulangnya. "Sesuatu yang lebih gelap? Maksudmu, kutukan?"

Lila mengangguk perlahan. "Bisa dibilang begitu. Gedung tua itu bukan hanya sekadar bangunan. Ada sesuatu yang bersembunyi di balik tembok-temboknya. Kami menemukan sebuah ruang di bawah tanah, sebuah ruang yang seharusnya tidak pernah kami masuki."

Sekar menelan ludah, wajahnya semakin pucat. "Lalu, apa yang terjadi setelah itu?"

Lila tertawa kecil, tapi tawanya terdengar kosong. "Kami terjebak. Kami semua. Tidak ada jalan keluar setelah kami membuka pintu itu. Beberapa dari kami mencoba melarikan diri, tapi gagal. Waktu di dunia luar terus berjalan, tapi bagi kami, semuanya berhenti."

Jessica menatap Lila dengan cemas. "Maksudmu, kalian semua masih di sana? Terperangkap di gedung tua itu?"

Lila mengangguk lagi. "Ya, sebagian besar dari kami. Dan sekarang, kalian berada di jalan yang sama."

Sekar mengambil langkah mundur, matanya melebar. "Tidak. Kami nggak bisa terjebak seperti kalian. Kami, kami belum terlambat, kan?"

Lila menatapnya dengan penuh belas kasih. "Mungkin belum terlambat, tapi setiap kali kalian kembali ke sana, setiap kali kalian menyentuh rahasia yang terkubur, kalian semakin dekat dengan nasib kami."

Jessica merasa pikirannya berputar, sulit mencerna semua informasi ini. Angkatan 1995, kutukan, ruang di bawah gedung tua, semua ini terasa seperti mimpi buruk. Namun, kenyataan di depan mata membuatnya tahu bahwa ini bukan sekadar cerita. Ini nyata.

"Apa yang bisa kami lakukan?" tanya Jessica akhirnya, suaranya hampir tak terdengar. "Bagaimana kami bisa keluar dari ini?"

Lila menggelengkan kepala. "Kalian tidak bisa keluar hanya dengan berhenti. Satu-satunya cara adalah dengan menyelesaikan apa yang telah kalian mulai."

Sekar menatap Jessica dengan takut. "Apa maksudnya, Jess? Apa yang harus kita selesaikan?"

Jessica menghela napas panjang, merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. "Aku, aku nggak tahu, Kar. Tapi yang jelas, kita nggak bisa lari dari ini sekarang."

Lila memperhatikan mereka, tatapannya menjadi lebih serius. "Kalian harus menemukan kebenaran yang tersembunyi di dalam gedung itu. Kalian harus pergi lebih dalam dari yang pernah kami lakukan. Hanya dengan begitu, kalian mungkin bisa menghentikan semuanya."

Jessica menggigit bibirnya, lalu bertanya, "Bagaimana dengan kamu, Lila? Kamu terperangkap di sini, tapi kamu bisa keluar, kan?"

Lila tertawa kecil lagi, tetapi kali ini ada kesedihan di balik tawanya. "Aku berbeda dari yang lain. Aku bisa muncul di sini, tapi hanya untuk sementara. Aku terikat pada gedung itu, seperti yang lain. Dan segera, aku harus kembali."

Kata-kata Lila membuat suasana semakin mencekam. Sekar menggigit bibirnya, suaranya gemetar ketika ia berbicara lagi. "Apa yang akan terjadi kalau kita nggak bisa menghentikan ini? Apa kita akan terjebak selamanya?"

Lila tidak menjawab langsung, tetapi pandangannya yang kosong dan senyuman dingin di wajahnya memberikan jawaban yang jelas. "Jangan buat kesalahan yang sama seperti kami. Waktu kalian terbatas."

Tanpa menunggu lebih lama, Lila mulai memudar di bawah cahaya bulan. Jessica dan Sekar hanya bisa menatapnya dengan penuh rasa takut dan bingung.

Dalam sekejap, sosok Lila hilang dari pandangan, meninggalkan mereka berdua dalam keheningan malam.

Jesicca merinding. " Berarti benar, Lila yang kita kenal adalah Lila dari angkatan 1995 yang terjebak dalam kutukan ini."

Sekar mengusap tengkuknya merasa bingung dan takut. "Tapi bagaimana mungkin? Kenapa kita nggak menyadarinya dari awal?"

Jessica merenungkan sejenak. "Mungkin karena kutukan itu sendiri. Ada sesuatu yang membuatnya terlihat nyata bagi kita, membuat kita percaya bahwa dia benar-benar teman sekolah kita."

Sekar menggelengkan kepalanya, berusahaan memahami situasi yang semakin rumit ini. "Jadi selama ini, kita bertemanan dengan hantu? Dan dia nggak pernah memberitahu kita?"

Jesicca menghela napas. "Mungkin dia terjebak antara ingin memperingatkan kita dan tidak ingin kita mengalami nasib yang sama."

Sekar menggigit bibirnya. "Jess, aku nggak mau jadi seperti mereka. Kita harus nemuin cara untuk keluar dari ini."

Jessica hanya bisa menatap ke arah gedung tua yang gelap dan suram di kejauhan. "Aku tahu, Kar. Kita akan cari tahu dan kita harus melakukan secepatnya."
.
.
.
.

Makasih ya yang udah mampir dan baca cerita ini🥰
Jangan lupa, vote⭐️, comment 💬 dan tungguin part selanjutannya🫶🫶🫶

(24/10/24)
Sunniee 💥

LilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang