Selamat membaca
Setelah kembali dari perjalanan honeymoon mereka yang penuh kenangan indah, Zee dan Marsha akhirnya tiba di rumah mereka. Suasana rumah terasa hangat, namun ada juga sedikit rasa asing yang menghinggapinya. Mereka berdua kini resmi menjalani kehidupan sebagai pasangan suami istri, dan meskipun banyak hal yang sudah mereka jalani bersama, kehidupan rumah tangga yang baru tetap membawa tantangan dan kebiasaan baru.
Zee menatap rumah mereka dengan penuh rasa syukur. “Akhirnya, kita kembali ke sini, ya,” katanya sambil memeluk Marsha dari belakang. “Rumah kita, tempat kita akan memulai segala sesuatunya, bersama-sama.”
Marsha tersenyum dan menatap rumah itu. “Iya, rumah kita. Aku nggak sabar untuk mengisinya dengan kebahagiaan dan momen-momen kecil, Zee,” jawabnya dengan lembut.
Mereka mulai berkeliling rumah, merapikan beberapa barang yang tersisa dari perjalanan mereka. Dalam keheningan, ada banyak pembicaraan kecil yang mereka lakukan, tentang rutinitas baru yang akan mereka jalani, tentang bagaimana mereka ingin membangun kehidupan yang penuh cinta, dukungan, dan saling pengertian.
Zee kemudian duduk di sofa sambil memandang Marsha. “Kita punya banyak hal untuk dibicarakan, Marsha. Tentang masa depan kita, tentang apa yang kita inginkan dalam hidup ini. Tapi yang paling penting adalah, kita selalu ada satu sama lain, kan?”
Marsha duduk di sampingnya, memegang tangan Zee dengan lembut. “Tentu, Zee. Kita akan melewati semuanya bersama-sama. Aku tahu kita bisa.”
Mereka berbicara lebih lama lagi, membahas harapan dan impian yang mereka miliki untuk masa depan, dari karier masing-masing hingga kemungkinan membangun keluarga. Namun, di balik semua itu, mereka tahu satu hal yang pasti: mereka berdua saling mencintai dan siap menjalani hidup bersama, tidak peduli apa pun yang akan datang.
Malam itu, saat mereka berbaring di tempat tidur, mereka saling berpelukan dalam keheningan yang nyaman. Perjalanan honeymoon mereka telah memberi mereka banyak kenangan indah, tapi kini saatnya untuk memulai babak baru dalam hidup mereka. Meskipun banyak hal yang masih harus mereka pelajari dan jalani, mereka tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa menghadapinya dengan penuh kekuatan dan cinta.
Pagi itu, setelah sarapan bersama dan menikmati waktu yang tenang, Marsha memanggil Zee dengan suara yang penuh semangat. "Zee, aku harus ke rumah sakit. Ada pelatihan lagi dengan para dokter," katanya, mengenakan jas putihnya dengan percaya diri.
Zee yang sedang membaca buku di sofa menatapnya dengan senyum. "Kamu pasti sangat sibuk, ya. Tapi aku bangga banget dengan kerja kerasmu, Marsha," ujarnya dengan tulus.
Marsha tersenyum, sedikit terkejut mendengar kata-kata Zee yang selalu mendukungnya. "Terima kasih, Zee. Tapi ini memang penting. Banyak yang harus kita pelajari, dan aku ingin mereka tahu betapa seriusnya kita dalam memberikan yang terbaik untuk pasien."
Zee bangkit dan mendekatinya, memberikan ciuman di kening Marsha sebelum ia pergi. "Semangat ya, sayang. Kamu luar biasa," katanya, suaranya penuh dukungan.
Marsha tersenyum, merasa hangat di dalam hatinya. “Aku akan pulang agak malam. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja.” Zee mengangguk, Marsha pergi dengan temannya yang menjemputnya
Setelah Marsha pergi untuk melaksanakan pelatihan di rumah sakit, Zee merasa agak canggung berada di rumah sendirian. Meskipun biasanya ia menikmati waktu sendiri, kali ini ia merasa sedikit bosan. Ia pun mulai berjalan keliling rumah, mencari sesuatu untuk dilakukan.
Tiba-tiba, ide muncul di pikirannya. "Kenapa nggak kasih Marsha kejutan aja, ya?" pikirnya. “Dia pasti capek setelah pelatihan panjang, dan pasti senang kalau ada sesuatu spesial di rumah begitu pulang.”
![](https://img.wattpad.com/cover/383094809-288-k988459.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Samudra
قصص عامةKita dan Samudra adalah kisah tentang dua jiwa yang dipersatukan oleh takdir tetapi dipisahkan oleh perbedaan dan luka masa lalu. Zee, seorang perwira muda Angkatan Laut yang penuh dedikasi, tumbuh di bawah didikan keras ayahnya, Jenderal Sean I Nat...