FIVE

107 23 30
                                    

Hello, Li in here😘

Happy Reading!

🦋G🦋J🦋

Junjie sudah terbiasa dengan tatapan semua orang dirumahnya. Dia hanya berjalan masuk dan menuju kamar adiknya. Karena sebelumnya Xiaowen mengiriminya pesan untuk menemuinya dikamarnya.

"Xiaowen?" Junjie mengetuk pelan pintu kamar adiknya dan mendapat balasan untuk dirinya masuk. Saat membuka pintu kamar, hal yang pertama kali Junjie lihat adalah adiknya yang tengah membaca buku, duduk di sofa tunggal diujung kamar.

Junjie mendekatinya saat Xiaowen tersenyum dan beranjak dari duduknya, sedikit berlari dan melempar dirinya kedalam pelukan Junjie. Itu menjadi kebiasaan Xiaowen setelah bertemu kembali dengan Junjie satu minggu yang lalu.

"Kau sudah sarapan?" Junjie bertanya dan Xiaowen mengangguk setelah melepaskan pelukannya. "Tunggu." Junjie memegang kedua bahu adiknya, mengamati wajah manis itu. "Ada apa dengan wajahmu?"

Ada sedikit luka lebam dibawah mata Xiaowen. Dan itu terlihat masih baru.

"Ah," Xiaowen mundur selangkah, melepaskan kedua tangan Junjie. "Itu, aku bermain handpone saat tiduran, dan tidak sengaja handpone ku terjatuh mengenai mataku."

Junjie mengangguk. Itu masuk akal. Dan dirinya juga sering mengalami hal itu.

"Lupakan luka ku." Xiaowen berjalan kearah nakas didekat ranjangnya. "Ada yang ingin aku tunjukkan pada gege."

Membuka laci nakasnya, Xiaowen mengambil kotak kecil dari sana dan membawanya pada Junjie.

"Aku menemukan ini di TKP. Di tempat dimana ayah ditemukan meninggal."

Junjie membuka kotak kecil itu. Melihat isi didalamnya. Cincin perak sederhana namun terlihat elegan. Junjie mengusap ukiran yang tertoreh di cincin itu.

XZG

"Ini-" Junjie bergumam ragu, matanya beralih menatap Xiaowen.

"Milik Xia Zhiguang."

Junjie diam mendengar perkataan Xiaowen. Xia Zhiguang orang kepercayaan ayahnya. Apa maksudnya ini. Apa itu artinya Xia Zhiguang ada hubungannya dengan kematian ayahnya.

"Xiaowen, boleh aku menyimpan ini?" Junjie tersenyum mendapat anggukan dari adiknya. "Aku baru ingat ada sedikit urusan. Tak apa jika aku pergi sakarang?"

"Tentu. Jangan lupa untuk mampir lagi."

Keduanya saling berpelukan dan tersenyum. Setelah berpamitan, Junjie pergi dari rumah itu menuju tempat Xiao Bei. Sebelumnya Xiao Bei mengabarinya bahwa dia tengah berada di Kancil Putih. Jadi kesanalah tujuan Junjie sekarang.

🦋G🦋J🦋

Setelah mendengar apa yang Junjie ceritakan padanya, Xiao Bei diam. Matanya menatap lurus pada pantulan dirinya di meja kaca didepannya.

"Jadikanlah lawanmu sebagai temanmu. Itu ampuh untuk memenangkan suatu pertandingan." Xiao Bei masih menatap pantulan dirinya.

"Apa maksudmu?"

"Pernah kah kau mendengar kata-kata seperti itu?" Melihat Junjie yang hanya menggeleng, Xiao Bei melanjutkan. "Dengar. Jangan kau jadikan Zhiguang lawan untuk sekarang. Jika kau ingin mencari tahu tentang kebenaran kematian ayahmu, akan lebih baik kau mencari tahunya pada orang yang terlihat dekat dengan ayahmu."

"Jadi maksudmu, aku harus berteman dengan Zhiguang, dan memintanya membantuku?"

"Tidak seperti itu." Xiao Bei diam sejenak. "Ya, bisa dibilang juga seperti itu. Aku yakin kau tahu apa maksudku."

My Mate [Guangjie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang