BAB 19: perang dingin

1.2K 93 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Tandai jika typo

Happy reading





"Ini berkas-berkas yang harus di tanda tangani!" Ucap Talia dengan wajah biasa-biasa saja, namun terlihat seperti datar, sinis dan judes, karena itu memang ciri khas wajahnya.

"Hm." Dehem Jay tanpa mengalihkan perhatiannya.

Setelah itu Talia kembali ke meja kerjanya, dan mengerjakan pekerjaannya kembali dengan serius.

Sudah seminggu berlalu sejak kejadian di restoran, Talia dan Jay saling mendiami dan perang dingin, dua-duanya jarang sekali berinteraksi kecuali saat sedang bekerja, mereka sama-sama dingin dan tidak peduli, entah itu Jay ataupun Talia, keduanya sama-sama memiliki ego dan gengsi yang tinggi.

Bahkan akhir-akhir ini Jay jarang tidur bersama Talia dikamar, Jay lebih memilih tidur di ruang kerjanya ataupun di kantor perusahaannya, tetapi Talia tidak peduli, lagipula Talia malah senang karena tidak ada yang melarangnya ini itu.

"Ya! Aku akan kesana!" Ucap Talia pada sambungan teleponnya.

Talia beranjak pergi, saat ini jam menunjukkan waktu makan siang, dan Talia ditelpon seseorang.

Jay yang melihat sikap Talia yang acuh tak acuh kepadanya mengepalkan tangannya.

Tok..tok..tok..

"Masuk!" Ucap Jay sambil menahan emosinya.

Cklek

Jake masuk ke ruangan lalu menutup pintunya.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan hubunganmu bersama Talia? Kenapa kalian akhir-akhir ini aku perhatikan, kalian jarang berinteraksi! Sebenarnya ada apa?" Tanya Jake sebagai seorang sahabat pada Jay.

"Entahlah-"

Cklek

Tiba-tiba wanita masuk dengan tidak sopannya tanpa mengetuk pintu dan memotong perkataan Jay.

"Cih! Tidak punya sopan santun! Apakah ini sikapmu terhadap atasan? Menjijikkan!" Decih sinis Jake pada Yujinni yang menyelonong masuk.

"M-maaf! Aku tidak akan mengulanginya lagi!" Ucap Yujinni sambil mengepalkan tangannya di belakang tubuhnya.

Sedangkan Jay hanya menatap datar dan tidak peduli.

"Jay! Lihatlah! Aku merasakanmu makan siang! Jangan lupa dimakan ya!" Ucap Yujinni sambil menaruh kotak bekal berisi masakannya, lalu menatanya di meja kerja milik Jay.

"Sungguh tidak sopan! Memanggil atasan hanya dengan nama! Aku saja sebagai sahabatnya tetap memanggilnya dengan embel-embel! Talia juga sebagai istrinya tetap memanggilnya dengan embel-embel! Lalu siapa kau berani memanggilnya hanya dengan nama?!" Tanya Jake dengan wajah sinis.

"Bukankah ini jam istirahat! Kau juga saat istirahat tidak memanggil Jay dengan tuan muda!" Ucap Yujinni kesal.

"Cih! Tidak tahu malu! Siapa kau memanggil Jay dengan nama?! Kau bukan orang-orang terdekat jay! Beraninya memanggil Jay tanpa embel-embel tuan muda! Sedangkan aku boleh memanggilnya dengan nama, karena aku adalah sahabatnya! Sedangkan kau apa?! Hanya sebatas orang asing yang menumpang di mansion milik Jay! Sudah belagu!" Ucap Jake menggebu-gebu.

"Hey! Aku-"

"Diam! Dan kau!" Ucap Jay mulai jengah dengan perdebatan mereka berdua, sambil menunjuk Yujinni.

"Belajarlah sopan santun! Keluar dari ruanganku! Dan bawa makanan-makanan ini kembali! Aku tak membutuhkannya!" Perintah Jay pada Yujinni.

"Tapi-"

"Jake!" Panggil Jay memotong ucapan Yujinni yang akan membantah.

"Ya!" Sahut Jake.

"Buang semua makanan-makanan ini!" Ucap Jay dengan wajah datarnya.

"Oke!" Ucap Jake santai lalu mengambil semua makanan itu dan membuangnya ke tong sampah beserta wadahnya.

"Selesai!" Seru Jake setelah membuang semua makanan itu.

"Sialan!" Umpat Yujinni dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

"Keluar!" Perintah Jay pada Yujinni.

"Jay-"

"Kau tidak buta 'kan?! Kau masih bisa melihat pintu keluarnya 'kan?! Atau kau lupa pintu keluar dari ruangan ini?! Sepertinya kau memang pelupa karena sudah tua! Oh yah! Kau sepertinya juga lupa attitude! Tapi?! Aku sekarang ingat! Bahwa kau tidak punya attitude!" Ucap Jake memotong ucapan Yujinni dengan wajah remehnya.

"Keluar!!" Bentak Jay pada Yujinni, karena Yujinni malah tidak bergerak sedikitpun.

"Sepertinya! Selain kau tidak punya attitude! Kau juga tidak mempunyai pendengaran yang baik! Sungguh malangnya! Dasar tuli!" Ucap Jake dengan mulut pedasnya.

Akhirnya Yujinni terpaksa keluar dengan wajah marah dan tangan mengepal, ia berjalan dengan cepat dan wajah tak bersahabat.

Brukk

"Kalau jalan lihat-lihat!!" Ucap seorang karyawan yang tak sengaja ia tabrak.

"Kau yang tak lihat-lihat sialan!!" Balas Yujinni tambah marah lalu berjalan kembali dengan mood yang buruk dan hancur.

"Cih! Memalukan!" Decih Talia yang melihat Yujinni yang menabrak seseorang.

"Jerk!" Umpat Talia dalam hati sambil menyeringai tipis.

Tadi saat ia keluar dari ruangan kerjanya untuk makan siang, ia tak sengaja melihat Yujinni berjalan ke arah ruangannya dan Jay dengan membawa kotak bekal.

Dan kini setelah ia kembali dari makan siang nya, Talia tak sengaja lagi melihat Yujinni yang keluar dari ruangannya dan Jay dengan tangan kosong. Apakah Jay memakan makanan yang di bawakan Yujinni? Kalau iya, sungguh menjijikan! Pikirnya.

"Terserah! Lagi pula aku tak peduli!" Monolog Talia lalu melanjutkan perjalanannya menuju ke ruangannya.

Cklek

Talia masuk ke ruangan dengan wajah datarnya lalu duduk di kursi kerjanya.

"Talia!" Panggil Jay pada Talia yang baru saja mendudukkan dirinya.

"Ya! Ada apa tuan?" Tanya Talia dengan profesional.

"Belikan aku makan siang!" Perintah Jay sambil menyodorkan black card nya dengan santai pada Talia.

"Mohon maaf jika lancang! Bukankah tadi anda sudah makan dengan makanan yang dibawakan oleh nona Yujinni? Kalau begitu untuk apa anda ingin membeli makanan lagi?" Tanya Talia dengan senyum karirnya.

"Tidak jadi!" Ucap Jay dengan wajah tak bersahabat, lalu kembali duduk di meja kerjanya, ia sudah tidak mood lagi.

Sedangkan Talia hanya menyeringai, ia semakin yakin jika Jay memakan makanan yang di bawakan Yujinni, dan karena itu Jay menyuruhnya untuk membeli makanan agar ia tidak tahu jika Jay memakan makanan Yujinni, dan takut jika ia berfikir, kenapa Jay tidak makan siang? Apakah dia tidak lapar? Cih sungguh Talia tidak percaya.

•••

"Pulang bersamaku!" Ucap Jay yang tiba-tiba menghalanginya keluar dari ruangan.

"Tidak bisa! Aku sudah janji akan pulang bersama temanku!" Ucap Talia dan langsung menyerobot keluar, meninggalkan Jay yang sedang mengepalkan tangannya karena di tolak oleh Talia.

"Ayo!" Ucap Talia pada Jemin, ya! Jemin! Ia sudah janji akan pulang bersama jemin dengan menaiki mobil.

"Oke!" Ucap Jemin lalu mereka berdua masuk ke mobil, dan didalam mobil sudah ada Roseline dan Nesha yang menatapnya sambil tersenyum ramah.

Sedangkan di sisi lain, Jay mengeraskan rahangnya dengan tatapan tajamnya dan tangan mengepal.

Ia melihat Talia masuk ke dalam mobil bersama lelaki! Lelaki?! Sungguh lelaki?! Dan hanya berdua?! Apakah mereka sedang berangkat kencan hah?! Memang sialan! Pikirnya.

Sekian terimakasih

Jangan lupa vote dan komen

Tandai jika typo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Istri Tuan Muda Jay Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang