15. Sebenarnya, Rahasia Apa?

23 16 0
                                    

"Bukan dunia yang terbungkus dalam selubung kelabu, melainkan jiwa kita yang diuji dalam permadani ujian Ilahi, dihiasi benang-benang emas hikmah dan intan-intan kesabaran."-Shaga Arsenio.

___

Shaga dan Jovita, dengan langkah ringan dan penuh semangat, memasuki rumah Syahirah yang tampak minimalis, dengan desain modern yang sederhana, tetapi elegan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shaga dan Jovita, dengan langkah ringan dan penuh semangat, memasuki rumah Syahirah yang tampak minimalis, dengan desain modern yang sederhana, tetapi elegan. Dinding putih bersih dihiasi dengan jendela kaca besar yang membingkai taman hijau yang asri di belakang rumah. Taman itu dipenuhi dengan aneka tanaman hijau dan bunga warna-warni yang tertata rapi, menciptakan suasana sejuk dan menenangkan. Suara gemercik air mancur kecil yang berada di tengah taman menambah ketenangan dan kedamaian. Lantai kayu jati mengkilap menambah kesan hangat dan nyaman pada ruangan.



"Silakan duduk," ucap Syahirah dengan ramah, sambil menunjuk ke arah sofa empuk berwarna krem yang berada di ruang tamu, di mana cahaya senja jingga menerobos melalui jendela besar dan menerangi ruangan dengan lembut, menciptakan suasana hangat dan menenangkan. Burung-burung berkicau lembut di luar, seolah menyambut kedatangan senja. Aroma teh melati yang harum tercium dari dapur, menambah kehangatan suasana sore yang menenangkan.



"Kebetulan aku baru saja membuat teh melati, aromanya pasti sudah tercium sampai ke sini," ujar Syahirah sambil tersenyum. "Jojo memberitahu padaku bahwa kalian akan datang. Jadi, aku sudah menyiapkan minuman hangat untuk menyambut kalian."



Syahirah kemudian menghidangkan teh melati panas yang mengepul di cangkir mungil, bersama beberapa kue kering yang disusun rapi di atas piring cantik, di meja kecil di samping sofa. "Silakan dinikmati," ucap Syahirah sambil tersenyum hangat.



"Terima kasih, Syahirah," jawab Shaga dan Jovita serentak, merasa nyaman dengan keramahan Syahirah. Mereka pun menikmati teh melati yang harum dan kue kering yang renyah, sambil berbincang-bincang dengan Syahirah, merasakan kehangatan dan keakraban yang tercipta di rumah Syahirah, seolah-olah Shaga dan Syahirah sudah lama mengenal satu sama lain.



"Ngomong-ngomong, Syahirah." Shaga memulai percakapan sambil menyeruput teh melati yang harum. "Siapa yang kau maksud dengan 'Jojo' tadi? Aku penasaran, mengapa panggilannya terdengar unik begitu?"



Syahirah terkekeh pelan. "Oh, itu Jovita. Kami biasanya memanggilnya begitu, panggilan akrab saja," jelasnya sambil tersenyum manis, matanya berbinar-binar. "Sejak awal berteman, kami memang sudah memanggilnya Jojo, panggilannya sudah melekat dan menjadi kebiasaan."



Jovita yang sedari tadi mendengarkan dengan senyum tipis, menanggapi dengan lembut. "Iya, sudah terbiasa dipanggil Jojo. Sejak kecil memang begitu panggilannya. Kau juga boleh memanggilku begitu kalau mau, Shaga," ucapnya sambil tertawa ringan, matanya tampak ikut tersenyum, seolah-olah mengajak Shaga untuk lebih akrab dengannya.

Luka Jubah Putih Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang