21 - kembali bersamanya

2.9K 128 0
                                    

Dengan gerakan cepat, gadis itu segera menyentakkan tangannya, namun Revo segera mempererat pegangannya dan menarik tangan gadis itu ke arahnya.

"Kenapa kamu gak bilang kalau kamu disini? Aku nunggu kamu sekian lama dan kamu menyembunyikan diri di bar yang sering aku datangi? Hebat."

Dengan tergagap gadis itu menjawab, "maaf, mungkin anda salah orang."

Tidak mungkin Revo salah orang. Ia sangat mengenal gadis kecilnya walaupun gadis itu tetap menolak. Tidak salah lagi, gadis itu adalah Shiina.

Sesaat ketika Revo tengah melamun, Shiina menyentakkan tangannya dan berlari menuju luar bar, dan Revo dengan sigap berdiri dan mengejar Revo. Terjadilah aksi kejar-kejaran.

Shiina dengan sekuat tenaga berlari ke arah mobil teman lelakinya yang kebetulan ada di depan mobil itu tengah merokok lalu lelaki itu menoleh heran ke tempat Shiina yang sedang berlari ke arahnya.

Saat Shiina berhenti tepat di depan temannya dengan ngos-ngosan, dengan bahasa isyarat Shiina meminta untuk membawanya pergi dari sini dan bahasa isyarat itu cepat di tangkap
Oleh temannya.

Kaki Shiina mengan lelah berjalan memasuki mobil dan terhenti ketika tangannya lagi-lagi di tahan oleh Revo yang berhasil menyusulnya.

Revo menarik nafas sejenak setelah berlari, "ayo pulang."

"Maaf, saya tidak kenal dengan anda, saya sedang bersama pacar saya dan ingin pulang."

Seketika Revo membeku di tempat.

Gadisnya sudah dimiliki? Gadis yang selelu ia tunggu-tunggu kehadirannya tidak pernah mengharapkannya balik? Namun kenapa tatapan matanya terlihat begitu merindukan dirinya?

"Shina. Ayo pulang."

Dengan emosi yang memuncak Revo menyeret Shiina keluar, sedangakan teman Shiina melongo di tempat tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Revo menyeret dengan paksa Shiina ke arah mobilnya.

"Rev! Lepasin gak!"cengkraman Revo di tangan Shiina tidak terlepas membuat Shiina merasakan nyeri di pergelangan tangannya.

Sesaat Revo sadar bahwa ia mencengkram Shiina terlalu kasar dan segera melepas cengkramannya dan menarik tangan Shiina mendekat lalu melihat bekas merah sedikit membiru tempat Revo mencengkram Shiina.

Dengan lembut diciumnya pergelangan tangan dan menatap Shiina dengan tatapan meminta maaf walau tak ada sepatah kata pun permohonan maaf keluar dari bibir Revo.

Revo dengan kebiasaan yang susah untuk meminta maaf ternyata tidak berubah.

"Tidak berubah," guman Shiina kecil yang masih dapat di dengar oleh Revo.

Revo membukakan pintu mobilnya untuk Shiina dan tanpa paksaan Shiina masuk dan duduk manis.

Walau Revo masih sama kasarnya saat SMA dulu, namun sesuatu membuatnya terlihat berbeda. Kedewasaannya.

Sepanjang perjalanan sembari menatap jalanan diluar yang padat, Shiina tersenyum kecil. Akhirnya ia dapat kembali bersama Revo.

Mobil Revo masuk kedalam garasi rumah. Ia segera keluar dan membukakan pintu mobil untuk Shiina. menggenggam tangan kecil Shiina di dalam tangannya yang besar dan masuk kedalam rumahnya.

Saat mereka sudah duduk manis di ruang tamu, Revo memjijat kepalanya dengan frustasi. Masih tidak percaya bahwa gadisnya berada sedekat ini dengannya. Entah dari kapan ia tak menyadari gadisnya sengaja untuk bekerja disana. Apalagi tadi ia mengatakan bahwa gadisnya memiliki pacar. Gadisnya. Memiliki. Pacar.

Shiina yang merasa keheningan ini mencekamnya, ia memutuskan keheningan dengan memanggil nama Revo.

"Rev?"

Revo menatap Shiina dengan gusar dam matanya menyiaratkan kesakitan yang mendalam. "itu tadi pacar kamu?"

Shiina mengerutkan kening dengan pandangan heran, namun beberapa detik kemudian Shiina tertawa lepas.

Sebegitu frustasinya kah Revo saat ia bilang ia mempunyai seorang pacar? Walau hanya bercanda?

Tawa Shiina pun berhenti saat Revo menatapnya dengan tajam. Sepertinya Revo sudah sadar bahwa kata-kata Shiina tadi hanya candaan sesaat.

Walau tatapan yang diberikan Revo sangat tajam, Shiina mengerti bahwa itu karena kasih sayang Revo yang begitu besar kepadanya sehingga takut untuk kehilangannya.

Shiina merubah posisi duduknya menjadi menghadap Revo. Sedangkan Revo hanya melirik sekilas dengan ujung matanya.

"Rev."

"Hmm."

Jawaban Revo yang masih marah dengannya membuat Shiina terkekeh lalu memberanikan dirinya untuk mengelus pelan rahang Revo.

"Rev, tatap aku." Namun Revo masih mempertahankan untuk tidak menghap ke arah Shiina. Dengan sebal Shiina menengokan kepala Revo dengan paksa menggunakan kedua tangannya.

"Apakah kamu benar-benar mencintai ku dengan seluruh hatimu tanpa perasaan enggan sekalipun?"

•••••

Bahaha... Maafkan aku yanh updatenya udah berasa kayak seabad sekali yuhu~~

Btw aku mau promosiin cerita baru ku judulnya A Speck Of Hope.

Selanjutnya dari part ini itu part ending yeeee, sekian lama akhirnya ending juga. Btw Makasih yang udah vote, komen, sampai masukin ke readinh list entah itu fav atau apa.

Yang terpenting, MAKASIH BANYAK YEY.

With love,
Mirabila.

Transfrom a cold soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang