Shiina membeku seketika. Gak mungkin kan dia jauhin Revo. baru aja dia liat Revo udah mau terbuka sedikit hatinya, masa dia nyerah gitu aja? Apa-apaan itu?!
Shiina memasang tampang Bete nya ke arah Geva. "Maksud lo apa jauhin Revo? Gue gak mau,"
"Dia dampak yang berbahaya bagi lo, ya kali lo ngorbanin semua demi dia, nya dia nyakitin lo, lo terjun ke jurang lagi," Geva terkekeh sama omongannya sendiri yang di balas Shiina toyolan di kepalanya.
"Ya kali Gev, lagian gue gak bener-bener cinta mati kok sama dia, serius deh," ucap Shiina menampilkan dua jari nya.
"Itu sekarang, nanti gimana?"
"Ya itu sih-" belom Selesai Shiina berbicara, Geva lebih dahulu memotong.
"Kalau lo gak mau jauhin dia, gue yang jauhin lo, keputusan diambil dalam 10 detik,"
"10,"
Heh, heh, heh, kok gini jadinya?"9,"
Ehhhhh pilih apa nih?"8,"
Gue gak suka ngejauh dari Revo, tapi gue lebih gak suka ngejauh dari adik gue sendiri."7,"
"4,"
Kok kayak loncat ya ngitung nya? Apa gue yang salah denger"3, 2, 1 dan habisss.... pilihan lo?" ucap Geva dengan menaikkan satu alisnya.
"Lahhh, udah ngitung loncat, cepet lagi, TK lo gambreng ya?" Shiina menggelengkan kepalanya agar mengalihkan perhatian Geva.
"Heh! Ngalihin perhatian lo,"
"Dih! Gak sopan lo sama kakak nya!,"
"Oke, berarti lo minta gue jauhin lo, bye kakak," Geva bersiap melangkah pergi namun dari arah tempat tidur, Shiina memeluk adiknya di pinggang.
"Idihhh, iyaaaaa gue milih adik gue yang tercinta dan gak ada bandingannya, puas lo hah!!"
Geva menampilkan smirik nya yang mengerikan. sekarang, tinggal dia yang gue beri pelajaran karena udah bikin kakak gue dirawat di rumah sakit.
____
Shiina pov
BETE!!!!!!!
Cuman diperban-perban doang masa di rawat nya sampai satu minggu??!! Yang bikin bete nya lagi setiap ada bbm dari Revo, pas banget sama Geva yang lagi ada di kamar ini, jadi ponsel ku disita. bagus sekali hari mu, Na.
"Gimana dok? Aku udah boleh pulang belom? Boleh ya, boleh ya ya ya ya, pleaseee...." Mohon ku sama doktor yang ada di depan ku sedang memeriksa luka-luka yang sebenenya gapapa, tapi mama lebay sih ah, pakek harus di rawat dan di jaga sampai sembuh total.
"Besok kamu udah boleh pulang, lukanya juga udah baik, jangan terlalu lelah ya, kepala kamu bisa pusing karena luka yang di otak masih perlu istirahat,"
Emang sekolah dok, pakek istirahat segala? Yaudah lah yang penting bisa pulang ke rumah dengan selamat sentosa, sejahterah, berdaulat, adil dan makmur, merdeka!! Lah?
Saat dokter keluar bersamaan dengan bunyi langkah kaki orang mendekat.
"Apaan si Gev-- " mataku mebulat seketika, dan benar-benar terkejut.
"Revo?!" Pekik ku lalu turun dari ranjang dan memeluk Revo. ini secara otomatis ya.
Revo hanya diam. tidak membalas pelukan namun tidak menolak. membuat gue sakit. Gue melepas pelukan dan menatap mata Revo yang menyiratkan kesalahan.
______
Author
"Maaf,"
Shiina masih menatap mata Revo dan tidak membalas perkataan nya. hanya diam dan menunggu kelanjutan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transfrom a cold soul
RomansMemadamkan api itu sulit. Apalagi jika sudah mulai membesar. Same as you, merubah kamu itu sulit. _______________________________ LAGI DALAM MASA DI EDITING AGAR LEBIH NYAMAN KETIKA DIBACA. Sumpah ini alay se alay alay nya. Ga boong.