Part 14 - boyfriend

3.3K 153 4
                                    

Dengan cepat aku menyambar tas sekolahku dan lari terbirit-birit ke arah luar sekolah saat bell pulang sekolah berbunyi.

Melihat seorang pria menunggu di depan gerbang sekolah dengan motor kesayangannya, aku tersenyum sumringah. namun langkah ku terhenti saat seseorang lain menarik pergelangan tangan ku, sontak aku menoleh pada orang yang menarik ku dengan tidak sopannya.

Revo ternyata.

"Pulang bareng gue," aku terdiam, memikirkan kata-kata agar Revo gak cemburu kalau aku akan bertemu teman lama ku.

"Emm, temen lama gue mau ketemuan, udah janji kemarin, maaf ya besok deh gue pulang bareng lo,"

"Cewe apa cowo,"

"Hah?"

"Temen lama lo cewe atau cowo,"

Dengan sedikit ragu aku menjawab, "cowo," dan seketika ada kilat kemarahan di mata nya.

Tanda Bahaya mode on.

"Cuman temen kok, beneran deh," ucap ku lagi mencoba menenangkannya, tapi sayangnya gak berhasil.

Aku menghela nafas pasrah dan menatap matanya, meyakinkannya. tatapan ku tidak sengaja bergeser ke arah belakang Revo, saat itu pula aku melihat Liana menuju kesini, lebih tepatnya ke arah Revo. Tuh anak ngapain coba.

Aku menarik Revo menuju gerbang. "lo ikut gue deh, biar percaya," sejujurnya aku pengen nambahin 'biar Liana juga gak deket-deket sama lo'.

Akhir nya Revo tersenyum simpul dan menautkam jari nya di jari-jari ku. senyum simpul yang membuat ku meleleh. Ya, Revo dengan segala perubahan mukanya dengan cepat.

Saat sampai di depan gerbang, Arka melihat Revo dengan pandangan tidak suka lalu menatap ku dengan pandangan bertanya.

"Dia Revo, sekelas sama gue," jelas ku, aku menjeda sebentar, sedetik kemudian aku melanjutkan "pacar gue,"

Tiba-tiba Aku tersentak kaget saat ada orang yang sedikit mendorong punggungku.

"Pacar? Revo pacaran sama lo? Jangan mimpi!! Mana mau Revo pacaran sama lo, ya kan Rev," Liana, lagi-lagi cewe ini.

Aku mengabaikan Liana dan menatap Arka. Arka yang ku tatap memberi tatapan tidak suka lagi dan melirik ke arah Revo. sedangkan Revo menatap Arka dengan dinginnya.

Ini kenapa jadi gini sih?

Arka menarik tangan kanan ku ke arah tempat duduk motornya, sontak genggaman Revo menjadi terlepas, dan aku merasakan genggaman Revo lagi di tangan kiri yang tadi Revo genggam, dan tiba-tiba Liana menggenggam tangan kiri Revo.

Kenapa malah jadi kayak tarik tambang?

"Lepas tangan pacar gue," ucap ku dan Revo bersamaan. bedanya, aku berucap ke arah Liana, sedangkan Revo berucap ke arah Arka. Dan kenapa aku jadi cemburuan gini. setan, keluarlah dri tubuh indah ku.

Dan aku dan Revo saling lirik, kemudian aku tertawa kecil disertai Revo yang tersenyum simpul lalu mengacak rambut ku.

Revo mendekatkan bibirnya ke telinga ku, membuat nafas nya terasa dan sekujur tubuh ku merinding.

"Kalau kayak gini, mending kamu bareng aku aja. dari pada aku bareng Liana dan kamu bareng cowo gak jelas itu,"

Bener juga sih. males banget aku ngeliat Liana bareng Revo, stres 1 minggu nanti. lagian jalan sama Arka bisa kapan-kapan. Eh? Tunggu. tadi si Revo ngomong aku-kamu? Serius?

Aku mendekat seperempat langkah kepada Arka. gak bisa dua atau pun satu langkah karena Revo udah nahan tangan ku. apa lagi kalau gak cemburu?

"Arka, maaf ya hari ini gak bisa jalan bareng, maaf banget. makasih udah sempet-sempet ke sekolah gue, gue di maafin kan?" Ucap ku dengan pandangan memelas, biar dia maafin maksudnya.

Transfrom a cold soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang