Dengan lemas, Shiina berjalan ke arah lapangan. hari ini Shiina terlambat karena Revo.
Sebelum tidur kemarin, Revo menelphone akan menjemputnya dari rumah ke sekolah, namun setelah di tunggu lama, akhir nya dia memutuskan untuk menelphone Revo, pas sekali dengan pesan yang masuk ke hp nya yang ternyata isi nya dari Revo bahwa dia sudah di sekolah dan lupa menjemputnya. Alhasil dia terlambat dan di suruh lari mengitari lapangan sekolah yang luas itu lima kali.
Baru dua setengah lapangan dia berlari, badan nya sudah lemas tidak punya tenaga lagi untuk berlari. Tidak terduga, secara tiba-tiba tubuh nya di tarik seseorang dari belakang dan mulut nya di bekap dengan tangan orang itu. dia di bawa ke arah gudang.
Saat sudah sampai di gudang, bekapan di mulutnya itu di lepaskan dan Shiina membalikan badannya untuk melihat siapa yang melakukan ini. Shiina langsung kaget dan melotot plus tangannya menutup mulut yang terbuka.
"RE- REV-- hmmpp," ucap Shiina terputus karena Revo kembali membekap mulutnya.
"Sst, nanti kalau ketauan guru lo di suruh lari lagi, mau lo?" Ucap Revo memperingati. Shiina hanya menggeleng dengan polosnya.
Revo melepaskan bekapannya lagi dan menghela nafas dengan perlahan otomatis tatapannya tertuju ke sepatunya, lalu dia menatap Shiina intens yang memembuat jantung Shiina berdegup kencang dan susah mengeluarkan kata-kata.
"Sorry," Revo menjeda ucapannya sesaat, "sorry tadi gue lupa jemput lo, gue bener-bener lupa. mau kan maafin?"
Mendengar itu, Shiina langsung tergelak. Dia bersuara lembut sama Shiina? Apakah dia telah mencintai Shiina? Atau dia lagi sakit?
"Emm gapapa, lagian lo lupa ini," ucap Shiina merona sambil menyembunyikan senyumnya, namun nihil. senyum itu tercetak jelas di wajahnya.
Revo memegang dagu Shiina dan tersenyum licik, "lo mau gue minta maaf sama lo kayak tadi? Jangan pernah berharap gue bakal lembut sama lo, tadi gue cuma main-main aja biar lo gak mimpi terus, HAHA,"
Senyum cerah Shiina langsung pudar mendengar ucapan Revo. hati nya seperti tertusuk bertubi tubi. jahat. Revo terlalu jahat dan gak punya hati. apa? Apa yang membuat dia menjadi seperti ini?
Shiina tidak seperti gadis lainnya yang akan menangis mendengar ucapan Revo, dia malah penasaran mengapa Revo bersifat seperi ini. Revo bukanlah type yang suka menyakiti hati orang, dia sebenarnya adalah orang yang lembut dan penyayang tentu juga sabar, Shiina yakin akan hal itu.
"Kenapa? Kenapa sikap lo kayak gini? Ini bukan diri lo kan? Mana diri lo yang sebenarnya? Kenapa lo bisa kayak gini?" Shiina menaruh kedua tangannya di rahang Revo.
Kedua kalinya setelah sekian lama, ada yang bisa mengetahui dia kenapa sedalam ini, padahal dia dan Shiina belom lama kenal. kenapa Shiina mirip seperti ibunya yang sangat ia cintai?
Revo menepis tangan Shiina. "Bukan urusan lo. Guru udah pada mau masuk kelas, dari pada di hukum telat mending masuk."
Revo menarik tangan Shiina menuju kelas. Shiina tersenyum kembali karena. Revo menggenggam tangannya tanpa sadar.
______
"Lo pacaran sama Revo, Na?"
Shiina menengok ke arah sahabatnya yang tengah menanya dengan wajah penasaran. di dalam hatinya, dia tertawa melihat wajah kaget dan penasaran milik sahabatnya.
"Iya, kapan nih lo gak jomblo lagi Sal?" Ucap Shiina kepada sahabatnya, salsa.
"Hihh... sonbong banget lo mentang-menyang baru jadian, iyaaaa gue jadian kalau ada yang mau mencintai gue dengan tulus lah, Na" Shiina terkekeh mendengar jawaban Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transfrom a cold soul
RomanceMemadamkan api itu sulit. Apalagi jika sudah mulai membesar. Same as you, merubah kamu itu sulit. _______________________________ LAGI DALAM MASA DI EDITING AGAR LEBIH NYAMAN KETIKA DIBACA. Sumpah ini alay se alay alay nya. Ga boong.