Bab 9 : Semua Belajar Dengan Jacob

11 1 0
                                    

Ke esokan harinya, Ayn sudah sudah siap dengan buku catatan juga mentalnya. Setelah jam pelajaran pertama selesai, jam pelajaran ke dua, Pak Halim, izin karena ada seminar di luar kota. Ayn duduk dengan santai di kursinya sendiri, Jacob tadi memberitahunya kalau mereka akan belajar di dalam kelas. Cowok itu sekarang tengah mengambil buku pelajaran di perpustakaan.

Tak lama Jacob datang, memakai kacamata yang menghiasi wajah tampan dengan raut wajah serius. Sekilas Ayn terpana oleh sosok Jacob hanya dari penampilan luar, saat dirinya mengingat kejadian di depan UKS, dia menepis apapun yang berbau ke ranah percintaan. Dia menolak lupa bagaimana Jacob sebagai playboy garis keras.

"Kita belajar Biologi dulu, nilai lo di sekolah sebelumnya parah banget." Jacob menaruh tumpukkan buku tebal itu di atas meja, Ayn hanya bisa melototkan matanya. Serius itu buku yang akan dia pelajari, lebih mirip kamu bahasa inggris dan filsafat.

"Lo liat nilai gue dari mana?" tanya Ayn menatap curiga ke Jacob, tidak mungkin cowok ini hacker atau cenayang, kan.

"Bu Tamara yang kasih liat," jawab Jacob dengan wajah santai, mengambil duduk di depan Ayn. Menepis segala kemungkinan negatif yang memenuhi pikiran Ayn. Sekarang mereka berdua duduk hanya terhalang satu meja saja dengan keadaan kelas kosong. Para murid biasanya tidak berada di kelas saat guru tidak hadir.

"Lo anaknya Bu Tamara, ya?" Jacob menatap Ayn dengan perasaan tidak percaya, apa memang sebodoh itu, Ayn. Jacob spontan memukul kening Ayn mengunakan polpen dengan pelan, membuat Ayn mengaduh sambil mengelus keningnya.

"Fokus," suruh Aan.

Mereka berdua mulai membahas tentang biologi kelas dua belas dan rangkuman kelas sepuluh dan sebelas. Jacob menerangkan dengan perlahan, bahkan memberikan contoh yang bisa dipahami oleh Ayn. Satu soal dia berikan ke Ayn dan sekarang mulai di kerjakan.

"Gimana, udah paham, sampai sini?" tanya Jacob, Ayn menggaruk rambutnya yang tidak gatal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gimana, udah paham, sampai sini?" tanya Jacob, Ayn menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Dia bingung dengan jawabannya sendiri, apalagi tulisannya yang sangat tidak tertata rapi.

"Gue bingung, deh, guna perkecambahan itu, apa?" Ayn benar-benar tidak mengerti, bukan karena penjelasan Jacob kurang baik. Tetapi, dia hanya terpikirkan, kenapa harus ada perkecambahan. Atau memang otaknya tidak bisa mencerna materi itu.

Belum sempat Jacob menjawab, pintu kelas dua belas A yang semula tertutup tiba-tiba dibuka dari luar. Aan muncul diikuti oleh Ragon dan Kevin, ketiganya masih mengenakan baju basket. Ayn dan Jacob tentu saja menoleh dengan wajah kebingungan, apalagi Aan menatap Jacob tajam.

"Ayn."

Aan melangkah cepat menghampiri meja adik kembarnya itu, "Gue cariin dari tadi," katanya beralih menatap tajam ke Jacob lagi.

"Gue di sini aja, kok," jawab Ayn dengan wajah kebingungan.

"Ngapain lo berdua-duaan di kelas kosong gini?" Aan menatap tajam ke Jacob yang sedang menuliskan jawaban akan pertanyaan Ayn tadi, dia tidak memperdulikan Aan. Malahan tangannya dengan santai membenarkan letak kacamatanya yang melorot.

AanAynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang