Part 17

662 81 1
                                        

Pagi itu, Adel sibuk di dapur, menyiapkan bekal spesial untuk Zean. Sejak menikah, ia memang senang sekali menyiapkan makanan untuk suaminya. Ia merasa dengan memasak sendiri, ia bisa menunjukkan perhatiannya pada Zean, yang selalu sibuk bekerja sebagai CEO.

Sambil merapikan nasi dan lauk-pauk ke dalam kotak makan berwarna hijau dengan gambar dino yang ia pilih khusus untuk Zean, Adel tersenyum sendiri membayangkan Zean yang pasti akan menikmati bekal buatannya. "Nah, selesai! Semoga Mas suka" gumamnya.

Beberapa saat kemudian, Zean muncul di dapur, siap berangkat ke kantor. Ia tersenyum begitu melihat Adel sudah memegang kotak bekal itu.

"Ini buat Mas, biar nggak perlu pesan makanan lagi di kantor. Aku buat dengan sepenuh hati, jadi harus dimakan habis, ya!" kata Adel sambil menyerahkan kotak makan tersebut.

Zean terkekeh sambil menerima bekal dari Adel. "Pasti aku makan, kok. Kamu kan selalu masak enak, mana mungkin aku nggak habisin. Makasih, ya, Sayang."

Setelah berpamitan dan mencium kening istrinya, Zean pun berangkat ke kantor. Sepanjang hari itu, Zean benar-benar sibuk. Sebagai CEO, ia harus menghadiri banyak pertemuan, menandatangani dokumen penting, dan bertemu dengan beberapa klien besar. Di tengah kesibukannya, ia menyempatkan diri membuka bekal yang dibuat Adel, dan langsung tersenyum melihat isinya yang tertata rapi.

"Nah, ini nih yang bikin semangat," gumamnya sebelum mulai makan.

Ia menikmati makanannya dengan lahap, benar-benar merasa bersyukur memiliki istri yang perhatian. Selesai makan, ia merasa kenyang dan puas. Sayangnya, dalam kesibukannya setelah itu, Zean benar-benar lupa membawa pulang kotak makan tersebut. Ia meninggalkannya di kantor tanpa sengaja karena harus segera pergi ke tempat meeting lainnya.

Setelah pulang dari kantor, Zean disambut oleh Adel yang sudah menyiapkan makan malam di meja makan. Mereka duduk berhadapan, dan Adel tersenyum melihat suaminya yang tampak kelelahan tetapi tetap bersemangat menikmati hidangan yang ia siapkan.

"Gimana Mas? Masakannya enak?" tanya Adel dengan semangat

Zean mengangguk sambil menyuapkan sesuap makanan lagi ke mulutnya. "Enak banget Sayang. Kamu selalu bisa bikin masakan enak."

Adel tersenyum, lalu dengan suara agak pelan, ia melanjutkan, "Oh ya, Mas, tadi kamu makan bekal yang aku buat, kan?"

Zean tersenyum. "Iya dong, aku makan habis kok. Nasinya, ayamnya, sayurnya semuanya enak!"

Adel tersenyum senang, tetapi wajahnya tiba-tiba berubah sedikit serius. "Hmm, terus... kotak makannya mana? Yang hijau itu, yang ada gambar dinonya."

Zean langsung terdiam sejenak, mencoba mengingat-ingat di mana kotak makan hijau kesayangannya itu berada. Setelah beberapa detik mengingat, ia akhirnya sadar bahwa ia lupa entah dimana ia meletakkan bekal makan itu. Ekspresi wajahnya langsung berubah, dan Adel yang melihat itu langsung menatapnya dengan kecewa.

"Jadi... kotak makannya hilang?" tanya Adel, suaranya terdengar pelan tapi ada nada kecewa.

Zean merasa bersalah dan hanya bisa terdiam sejenak, mencoba mencari kata-kata untuk menenangkan Adel. "Eh... bukan hilang sih, mungkin cuma ketinggalan di kantor..."

Adel menghela napas panjang. "Mas, kotak itu kan aku beliin khusus buat kamu. Ada gambar dino-nya, biar kamu inget aku setiap kali kamu makan bekal dari aku. Tapi malah kamu..."

"Maaf, Sayang. Mas nggak sengaja. Mas benar-benar lupa karena tadi sibuk banget di kantor..."jelas Zean Merasa tak enak hati berusaha menenangkan Adel.

"Pokoknya Mas harus cari kotak makan itu sampai ketemu. Kalau enggak, Mas nggak boleh tidur dengan aku, Mas tidur aja diluar" ucap Adel, ia lalu masuk ke kamarnya

My Soulmate (ZeeDel) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang