12. Seutas Benang Merah dalam Pelukan Doa

0 0 0
                                    

Dalam doa aku berharap,
Kau dan aku akan bersatu kelak,
Seperti benang merah yang terpisah,
Namun takkan pernah benar-benar jauh,
Mengalir dalam setiap detak jantung yang sama.

Kujahit harapan di setiap sujud,
Menemukan jejakmu di relung hati,
Meski kini kita terpisah oleh jarak,
Setiap langkah membawa kita lebih dekat,
Menuju takdir yang telah ditentukan.

Dalam gelap, kupegang erat harapan,
Agar benang merah kita takkan putus,
Kau dan aku, dua jiwa yang satu,
Menghadapi dunia dengan berani,
Menembus batas yang ada di depan.

Kuharap saat mentari bersinar cerah,
Kita akan saling melihat dalam mata,
Semua yang telah terpisah akan bersatu,
Hingga setiap detik terasa indah,
Semua hal akan baik-baik saja.

Kau dan aku, dalam harmoni abadi,
Menelusuri jalan yang berliku-liku,
Menghadapi suka dan duka bersama,
Menjadi satu dalam cinta yang hakiki,
Hingga akhir hayat menjemput kita.

Dalam doa aku berharap,
Akan ada saat kita berpelukan,
Di bawah langit yang penuh bintang,
Benang merah kita takkan terpisah,
Karena cinta ini adalah takdir yang suci.

Dan jika dunia mencoba memisahkan,
Kita akan bertahan, takkan menyerah,
Dalam setiap rindu dan doa yang terucap,
Aku percaya, kita akan bersatu kelak,
Menghentikan waktu di dalam cinta kita.

Cerita ini telah dipublikasikan dalam buku antologi "Dalam Doa Aku Berharap" edisi Oktober 2024 di event Nuram Jingga Ellunar Publisher

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mademoistellar's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang