十六 • Who?

212 59 12
                                    

21.03

Love telah menyelesaikan pekerjaannya di kampus. Tak ada yang special hari ini, kecuali jemputan dari Milk.

Ia telah bermalaman di rumah Milk semalam. Akhirnya hari ini ia kembali ke rumahnya di antar oleh Milk lagi. Rasanya hari-hari Love semakin lama hanya diisi oleh Milk.

tinn

Love tersadar dari lamunannya ketika sebuah mobil yang dikendarai Milk sudah berada tepat di depannya. Dengan sejuta senyuman, Love masuk ke dalam mobil itu.

Milk mulai menyalakan musik dengan volume kecil dan juga menjalankan mobilnya.

"Kamu masih nulis novel?" Tanya Love membuka pembicaraan.

Entah mengapa Milk merasa agak malu, kenapa Love harus mengingatkannya soal novel lagi. Padahal Milk sudah berusaha melupakan novel yang ia tulis untuk Love dulu.

"Jarang sih..." Balas Milk setelah beberapa detik merenung.

"Berarti ada dong?" Tanya Love lagi.

Milk kembali merenung "terakhir 3 bulan lalu."

"Oh ya? Tentang apa?" Love tampak tertarik dengan topik kali ini.

"Emm tentang bad parenting lah, tapi masih berapa halaman doang, gak ada ide, sibuk juga.."

Love memasang ekspresi kecewa "dulu kirain kamu bakal jadi penulis, sayang banget, padahal karya kamu bagus."

"Dari mana kamu tau karya saya bagus??" Milk keceplosan.

Love mengangkat satu alisnya "kan kamu sendiri pernah buatin saya haha, itu bagus banget loh."

Sial, Milk malah memancing topiknya lagi. Kali ini ia benar-benar merasa agak malu.

"Sebenernya kenapasih dulu bisa suka sama saya? Berani confess pula..." Love kembali membuka topik.

Milk terdiam "ah gausa di bahas ah..."

"Kenapaaa???" Love tertawa kecil, "malu??" Sambungnya.

Milk tak menjawab.

"Padahal dulu suka muji, katanya saya beda dari cewe lain di kelas." Love kembali meneruskan.

Pipi Milk memanas, ia sama sekali tak mau membahas ini lagi.

"Sekarang masih menarik gak?" Sambung Love.

Milk menelan air liurnya.

Love yang tak ingin topik ini berakhir berusaha memutar otak untuk mencari pembahasan "sayang banget dulu saya ada pacar...cinta monyet hadeh..."

"Sayang kenapa?" Akhirnya Milk bersuara.

"Gapapa sayanggg..." Balas Love, nada menggoda, jebakan maut, kesengajaan, semua bersatu.

Kini Milk semakin kaku, yang hanya bisa ia lakukan hanyalah melihat jalan.

"Ya kalo dulu ga pacaran kayaknya kamu bakalan berharap deh, atau bahkan gak pindah?" Sambung Love.

Second Choice for Us [ Milk Love ]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang