Milk's House
Ini adalah malam yang luar biasa menegangkan bagi Milk. Bagaimana tidak? Ia baru saja ketahuan menyamar.
Sedari tadi Milk hanya mondar mandir tak jelas memikirkan bagaimana nasibnya besok. Sesekali ia menghela nafas, mengetuk kepalanya, dan duduk di atas kasur kemudian berdiri lagi dan mondar mandir kembali.
Ia berdiri di depan cermin dan berbicara pada dirinya sendiri
"Tenang Milk, dia kan gak nanya soal lo. Berati lo gak lagi ngelakuin penipuan kan?""Tapi kenapa gua ga bilang dari awal aja?"
"Aduh tapi kan.."
Milk menggaruk-garuk kepalanya. Ia langsung membanting tubuhnya ke atas kasur dan memandangi langit-langit kamarnya berharap ada doraemon keluar dari lacinya dan memberinya mesin waktu lalu ia dapat memasukkan buku itu ke laci dashboard nya sebelum Love menyadarinya.
Sayangnya Ia cuman berimajinasi sampai akhirnya ketiduran.
30 menit setelah mata Milk tertutup. Ia kembali terbangun akibat suara ketukan pintu.
tokk
tokk
tokk
Milk meregangkan tubuhnya dan beranjak dari kasur lalu membuka pintu. "Woelah ngaggetin aja" Ucap Milk.
Itu View. Ia langsung masuk "Biasa aja kali"
Milk menutup pintunya "Suka bet dateng tiba-tiba"
"Bosen gua di rumah liatin bokap nyokap doang sama adek gua yang kelakuannya kek biawak" Singgung View. Ia memang sering datang ke rumah Milk beberapa kali. Mereka sepupuan dan memang mereka adalah sepupu yang paling dekat di antara yang lainnya. Ibu View merupakan adik dari ayah Milk. Jadi wajar saja mereka seperti saudara kandung.
"Yeu lu mah mending, lah gua jarang ketemu ortu. Tau lah, ortu lebih sering di Taiwan" Balas Milk beradu nasib.
View meliriknya "Sape suru lu bagus-bagus di sono malah balik ke sini"
"Namanya juga buka cabang, biar makin kaya dong"
View menggeleng "Lu makan tidur selama hidup lu juga tetep bakal kaya"
Milk tersenyum kecil "Hehe, kan beda aset ortu sama aset sendiri"
"Btw lu ngapain kesini?" Sambung Milk."Dih emang gabole?" View bercanda.
Milk menatapnya dengan tatapan aneh "Ya boleh, tapi u must have a reasson"
"Tadi ada anggota baru di tim gua" Ucap View.
Milk menoleh "Anggota baru? Kok gua gatau? Siapa?" potong Milk.
"Ish makanya denger dulu kebiasaan deh motong..." View mengkerutkan dahinya.
Milk tersenyum "Iya ih maap, kenapa?"
"Namanya June, dia tamatan SMA doang... Sejujurnya gua nerima dia karena simpati banget..." Kata View.
Milk hanya diam.
Selama 10 detik.
"APASIH MALAH DIEM" Bentak View.
Milk melotot "TAPI DISURUH DENGER DULU AH AKHHHH"
"Dih alay gausa gitu banget" Potong View.
Milk menatapnya dengan tatapan aneh kembali.
"Bercandaa, nah terus gua interview dikit. Dan gua nyadarin ada beberapa luka lebam di tangannya. Nah gua sempet nanya dong... namanya juga kepo. Dia bilang cuman masalah rumah tangga kecil. Anehnya itu ga kecil Pan... maksudnya kayak.. Ya lebam terus lumayan bwanyak" Sambung View.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice for Us [ Milk Love ]
Roman pour AdolescentsNot all separations are the end of two people's stories. what if fate says otherwise? Can anyone resist fate? Every meeting must have a farewell. But who says parting is the end of meeting? Sometimes we don't know what fate will happen before...