Hari ini di jalani Love seperti biasanya. Hanya saja pikirannya terus melintas tentang ucapan Milk tadi pagi. Ia berusaha fokus pada pekerjaannya tapi tetap saja. Rasanya aneh melihat Milk yang tiba-tiba maju selangkah di depannya.
Pekerjaannya telah selesai hari ini tepat pukul 17:05. Ia sudah berada di parkiran kantor sekarang. Biasanya Ia akan berjalan menuju halte terdekat untuk menaiki bus umum pada jam 07:10 ke arah H.E.I. Wajar saja, Ia tak di beri kendaraan pribadi oleh orangtua nya karena takut Ia akan bermasalah di jalanan. Orangtua Love agak parno.
Saat ingin berjalan menuju halte. Love menyadari ada June yang sedang berdiri seperti menunggu seseorang. Love menghampirinya.
"Nunggu orang ya?" Tanya Love.
June menoleh "Iya"
"Rumah kamu dimana?"
June tersenyum "Lumayan jauh"
Love mengangguk-angguk. Ia tak mau banyak bertanya.
Brmmmm
Terdengar suara motor dari kejauhan yang mendekati mereka berdua.
"Duluan ya Love" Ucap June.
Love membalasnya dengan senyuman. Ia memperhatikan pria yang menjemput June itu. Pria itu mengenakan celana jeans sobek dan helm yang menutupi seluruh kepalanya. Entah kenapa Love merasa pria itu agak kasar. Ia menjalankan motornya bahkan sebelum June menemukan posisi nyamannya. Sementara June adalah seorang wanita hamil.
Love berusaha tak perduli. Ia melihat ke arlojinya dan waktu sudah menunjukkan bahwa bus sebentar lagi akan datang. Ia segera mendekati halte dan menunggu bus itu.
* * *
Milk melihat ke arah jam dindingnya. Astaga sudah hampir pukul 6. Tadinya Ia berniat untuk menghampiri Love saat jam pulang karyawan. Namun, niatnya terurung karena Ia harus mengecek satu persatu data-data proyek barunya yang baru saja di kirim dari pihak partner. Tentu saja pekerjaannya lebih penting untuk waktu ini.
Jam sudah menunjukkan pukul 7. Seluruh pinggang Milk berbunyi akhirnya Ia telah mengecek dan memperbaiki beberapa kesalahan di laporan itu. Milk meregangkan tubuhnya. Dengan cepat Ia langsung mengambil kunci mobilnya dan bergerak menuju kampus ternama. H.E.I.
* * *
Love melirik ke arlojinya kembali. Setelah sekian lama menjelaskan banyak hal akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 08:30. Memang hari ini ada sedikit 30 menit kelas tambahan karena memasuki sebuah topik baru yang agak rumit di pahami.
Love segera membereskan barangnya dan berlari menuju gerbang kampus. Ia takut jika dirinya tak lagi bertemu dengan taxi.
Seketika saat sedang melihat sekeliling. Ia melihat sebuah mobil yang Ia kenali. Ia baru teringat tadi pagi Milk mengatakan sesuatu padanya. Tentu saja Ia ingat, orang itu mobil Milk.
Love mendekati mobil itu dan mencoba melihat ke dalam. Percuma saja, kaca mobil itu terlihat gelap dari luar. Walaupun Love tau itu mobil Milk tetap saja Ia takut salah orang. Apalagi sedari tadi tidak ada orang yang menyadari keberadaannya di samping mobil itu.
Akhirnya Love memutuskan untuk mengetuk kaca mobil itu perlahan.
tukk
tukk
tukk
Tak ada respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice for Us [ Milk Love ]
Teen FictionNot all separations are the end of two people's stories. what if fate says otherwise? Can anyone resist fate? Every meeting must have a farewell. But who says parting is the end of meeting? Sometimes we don't know what fate will happen before...