17

109 17 0
                                    

Suasana malam ini begitu mencekam, suara binatang malam membuat bulu kuduk siapa saja berdiri. Di saat orang-orang tengah terlelap di ranjang mereka, berbeda dengan pria ini.

Dengan santainya ia berjalan di sepanjang jalan sunyi yang tidak dilalui oleh kendaraan manapun. Mata hazel nya memandang awas sekitar, jaga-jaga jika sesuatu yang berbahaya mengincarnya.

Hap.

Buak.

Sesosok melompat dari kegelapan hendak menyerangnya, dengan santainya pria berambut merah itu menendang tamu tak diundang itu hingga terpental beberapa meter.

Kakinya melangkah mendekati sosok tersebut lalu menginjak dadanya. "Kau diutus olehnya?" suaranya sangat dingin membekukan lawan bicaranya.

Krak.

Tak mendapat jawaban, ia menambah kekuatan pada kakinya yang menginjak dada sosok tersebut hingga suara retakan tulang terdengar. "Arrkhh, ampun pangeran! Hamba diutus Kaisar untuk membawa anda kembali ke White Empyrean." ia berusaha bicara menyampaikan tujuannya datang menemui pria itu.

Mendengus, ia melepas injakan kakinya pada sosok itu kemudian melipat kedua tangannya di depan dada. Matanya menajam dengan kilat kemarahan. 

"Membawaku pulang? Kelihatannya tidak begitu, justru yang kulihat kau diutus olehnya untuk membunuhku." sindirnya.

Sosok berpakaian seperti prajurit kerajaan itu menggeleng panik. "Maaf atas sikap kurang ajar hamba, pangeran Sasori. Prajurit rendahan ini tidak berniat sedikitpun melukai pangeran Sasori. Yang mulia Kaisar benar-benar berharap anda kembali ke White Empyrean dan menghentikan pencarian pada tuan putri. Beliau mengatakan, apapun yang terjadi tidak akan ada yang berubah. Tuan putri tetap tidak diperbolehkan kembali ke White Empyrean." ujar prajurit itu sopan.

Sasori mendengus dingin. "Katakan pada Kaisar. Aku tidak akan kembali sebelum menemukan putri. Walaupun putri dibuang dari White Empyrean, bagaimanapun dia tetap adik yang ku sayangi." setelahnya ia menghilang dalam sekejap mata meninggalkan prajurit itu sendirian.

Dalam sekejap pula Sasori sudah berada di sebuah gedung tinggi. Ah, apartemen. Manusia menyebutnya begitu. Ia memejamkan matanya memandang langit malam.

"Saki! Kakak merindukanmu." lirihnya menatap langit malam yang bertabur bintang.

Deg. Matanya terbelalak tak percaya saat merasakan energi yang dikenalnya. Segera ia memfokuskan inti kekuatannya untuk melacak energi yang dirasakannya tadi.

"Saki, ini benar kau? Kau ada di sini." ujarnya tak percaya.

Ya, sosok yang dicarinya ada di gedung ini. Akhirnya setelah sekian lama, ia menemukan kembali adiknya yang telah dibuang dari White Empyrean.

Sasori melompat turun menuju salah satu balkon apartemen yang diyakini sumber energi itu berasal. Dengan menggunakan kekuatannya ia berhasil menerobos masuk tanpa diketahui.

"Saki!" gumamnya tak percaya, sosok adik kesayangannya tengah tidur lelap di ranjang.

Tapi tunggu dulu! Siapa pria yang memeluk adiknya ini? Mereka terlihat nyaman berada dibawah selimut yang sama, bahkan ia melihat dengan jelas tangan adiknya memeluk pinggang pria itu begitupun sebaliknya.

Ingin marah, tapi Sasori sadar mereka sepertinya punya hubungan spesial. Apa yang terjadi selama adiknya terdampar di dunia manusia? 

Setelah dibuang dari White Empyrean, Sakura atau lebih tepatnya seorang putri dari sebuah negeri yang ada di langit memang dikutuk menjadi kucing, karena telah membunuh bibi mereka yang merupakan peri pemimpin hewan langit.

Semua tidak sepenuhnya salah Sakura. Bibinya yang tak lain adik dari ayahnya memberikan racun mematikan dalam minuman ibu mereka, hingga menyebabkan Sakura murka dan berujung melenyapkan saudara perempuan kesayangan kaisar langit yang tak lain ayah mereka.

Yugao mengaku tidak sengaja menaruh racun di minuman Mebuki, tapi Sasori dan Sakura tau pasti perempuan ular itu sudah merencanakan semuanya. 

Sejak awal, Yugao memang tak menyukai ibu mereka dan sudah berulang kali mencoba menyingkirkannya. Sasori masih bisa menahan kemarahannya, berbeda dengan Sakura. Ia tak terima dan membalas kematian Mebuki dengan membunuh Yugao.

Sayangnya kaisar bodoh itu lebih memilih saudara perempuannya daripada putrinya. Kematian Yugao menyebabkan Kaisar murka, ia menghukum Sakura dengan membuangnya ke dunia manusia dan mengutuknya menjadi kucing.

Selamanya Sakura tidak diperbolehkan kembali ke White Empyrean. Sasori yang tak terima pun menentang keputusan Kaisar, ia pergi ke dunia manusia mencari Sakura.

Setelah lama mencari, kegigihan Sasori membuahkan hasil. Ia menemukan Sakura namun dalam situasi yang membingungkan. Sasori juga yakin, adiknya ini tidak akan mengingat dirinya karena Kaisar menghapus semua ingatannya.

Mendesah lesu, Sasori terduduk di lantai dengan pandangan menerawang. Sekarang apa yang harus ia lakukan? Sebuah ide muncul di benak Sasori, ia baru ingat dulu pernah mempelajari cara mengembalikan memori seseorang yang hilang.

Kenapa tidak mencobanya saja siapa tau berhasil. Senyum Sasori merekah, kepercayaan dirinya kembali timbul. Ia melangkah mendekati Sakura yang saat ini telah melepaskan diri dari dekapan Sasuke.

Tangannya terulur menyentuh dahi Sakura, bertepatan dengan itu muncul tanda belah ketupat di kening gadis itu. Sasori memejamkan matanya dan sebuah sinar biru bercampur emas timbul dari telapak tangannya lalu menyerap masuk ke tanda yang ada di dahi Sakura.

Kelopak matanya kembali terbuka. Sasori tak langsung menjauhkan tangannya dari dahi Sakura yang tadinya terdapat tanda seperti belah ketupat tersebut kini telah hilang seperti terserap ke dalam.

"Semoga dengan cara ini kau bisa mengingat siapa dirimu. Maaf, bukan maksud kakak mu ini mengingatkan luka mu lagi, tapi kakak sungguh tak sanggup jika kau benar-benar melupakan ku." ujar Sasori tersenyum miris.

Ia menjauhkan tangannya dari dahi Sakura kemudian menjauh dari ranjang tersebut. Sesudahnya Sasori menghilang bertepatan dengan bangunnya Sakura dengan nafas terengah.

"Haha,,haah! Tadi itu apa? Aku seperti merasakan kehadiran seseorang." Sakura menatap linglung seluruh kamar. Kosong tidak ada siapapun, apa hanya perasaannya saja?

Sebuah lengan memeluk pinggangnya disusul kecupan pada ceruk lehernya hingga menciptakan sensasi geli. "Hmhh, Sasukehh-kunhh." Sakura menjambak rambut raven Sasuke yang menjuntai di sisi wajahnya saat hisapan pria itu pada kulit lehernya semakin kuat.

Sasuke menjauhkan bibirnya dari kulit leher Sakura. Ia tersenyum puas melihat hasil karyanya yang tampak indah di kulit putih gadis itu. Tangannya menarik gadis itu dalam pelukannya.

"Kenapa bangun?" Sasuke mengecup ujung hidung Sakura dengan oniks yang tak lepas memandang paras jelita itu.

Sakura mengerutkan bibirnya imut. "Tidak tau. Tiba-tiba saja Sakura terbangun karena merasakan kehadiran orang lain selain kita. Tapi ternyata gak ada orang." jelasnya memainkan kancing piyama tidur Sasuke.

Kepalanya menyandar nyaman di dada bidang Sasuke, Sakura suka mendengarkan detak jantung pria itu yang berdebar kencang. "Ayo tidur lagi, besok Mama meminta kita mencoba gaun pengantin." 

Melepaskan pelukan Sasuke, Sakura menggelengkan kepalanya. "Sakura malas tidur lagi, Sasuke-kun. Lagian kantuknya juga sudah hilang." 

Seringainya terbit. Sasuke mendekatkan wajahnya pada Sakura. "Aku akan membuatmu kembali mengantuk." nafasnya berhembus membelai wajah mulus tanpa bintik gadis itu.

Bulu mata Sakura berkedip bingung. "Caranya gimana, Sasuke-kun?" Sasuke tak menjawab. Ia menyatukan bibir mereka, melumat dan menghisap bibir atas dan bawah Sakura.

Tak hanya itu, tangannya juga ikut bergerak aktif menyusup dalam pakaian Sakura dan meremas buah dadanya, hingga membuat gadis itu melenguh samar akibat serangan dadakan Sasuke.

Mereka tak mengetahui jika ada yang mengawasi kegiatan mereka. Sasori berdecih dengan wajah muram. "Cih, manusia mesum itu menodai adikku." geramnya tertahan.

Kare wa nekodesuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang