25

128 17 0
                                    

ENAM TAHUN KEMUDIAN

Mansion yang ditempati pasangan Sasuke dan Sakura tampak ramai hari ini karena kedatangan Fugaku, Mikoto, Itachi, Izumi dan putra mereka Uchiha Ryu.

Selain itu ada juga Sasori yang selalu berkunjung setiap akhir bulan ke bumi untuk bertemu Sakura dan dua keponakannya. Pria itu sekarang telah menjadi kaisar White Empyrean, menggantikan pemimpin sebelumnya.

Ah, jangan lupakan kehadiran pasangan Sai, Ino dan Naruto, Karin yang ikut berkunjung. Kedua pasangan itu baru menikah enam bulan yang lalu, dan sekarang Ino dan Karin tengah hamil tiga bulan. Mereka memang menikah barengan dan hamil pun barengan. Benar-benar sahabat sejati.

"Hiyaaa ayo terus jalan." dua orang bocah berusia lima tahun tengah duduk di punggung Naruto dan Sai yang tengah dalam posisi merangkak di lantai. Keduanya berperan sebagai kuda dengan penunggangnya yaitu Uchiha Seiji putra pertama Sasuke dan Sakura serta Uchiha Sarada saudari kembarnya.

Ctak.

Ctak.

Sebuah cambuk memukul bokong Naruto memaksa pria malang itu untuk terus bergerak. "Ayo kuda ku, bawa aku ke garis finish." ujar Sarada, setelah mencambuk bokong Naruto dengan cambuk kecilnya yang merupakan pemberian Sasuke.

Naruto meratap sedih, kenapa dari dulu nasibnya tak pernah berubah. Selalu dizalimi Uchiha, baik yang senior maupun junior.

Sekarang ia malah berperan sebagai kuda putri bos nya, memang sih Sai juga dapat peran yang sama jadi kuda Seiji, tapi nasibnya lebih mendingan. Setidaknya Sai tidak dapat pecutan sepertinya.

"Tuan putri Sarada, sudah cukup ya main kudanya. Paman Naruto cape." mohon Naruto dengan wajah menyedihkan.

Sarada menyipitkan matanya, ia menyelipkan rambut hitamnya yang sama persis seperti Sasuke begitupun dengan Seiji. Keduanya menuruni gen Sasuke dari segi fisik dan sifat.

"Dasar payah! Masa badan gede gini mudah lelah. Ara aja yang masih kecil gak cape tuh." hina Sarada dengan mulut pedasnya persis seperti Sasuke.

'Jelas tidak lelah, kau kan enak duduk di punggung ku seperti raja. Sementara aku yang bergerak sana-sini mengikuti perintah mu.' batin Naruto meraung.

Malam hari Naruto dijadikan Karin yang ngidam ingin menunggang kuda sebagai kuda, siangnya ia malah jadi kuda putri bosnya. Malang nian nasib pria berhati malaikat ini.

Lihatlah mimmi Karin, tidak ada kasihan sedikit pun melihat suami tampannya dijadikan kuda mainan oleh bocah. Karin malah asik bercanda ria dengan Ino, Sakura, Mikoto dan Izumi.

Sementara ayah dari dua anak laknat ini malah mengobrol tentang bisnis dengan Fugaku dan Itachi, serta Sasori jadi pendengarnya. Pria merah itu mana paham tentang bisnis.

"Bosan! Paman Naruto gak asik, loyo!" Selanjutnya Sarada turun dari punggung Naruto.

Melihat Sarada tak niat main lagi, Seiji mengikutinya yang membuat Sai menghela nafas lega karena akhirnya bisa terbebas dari jeratan bocah tampan itu.

"Akhirnya aku bebas." Naruto berseru girang, ia merebahkan tubuhnya di lantai yang dingin dengan wajah berseri-seri.

Sai menggelengkan kepalanya, ia bangkit kemudian bergabung dengan Sasuke meninggalkan Naruto yang masih betah tiduran di lantai.

"Anak-anak mu mengerikan." kata Sai ketika duduk di sebelah Sasuke.

Puk.

Bantal sofa langsung memukul wajah Sai, pelakunya ialah Sasuke yang tak terima anaknya di cap mengerikan oleh pria pucat itu. "Anak ku imut dan menawan seperti ku dan Sakura." ujar Sasuke bangga.

Kare wa nekodesuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang