Sasuke menghembuskan nafas gusar. Harusnya hari ini ia tidak pergi ke kantor karena tiga hari lagi akan menikah. Namun karena ada masalah penting di perusahaannya, terpaksa ia harus menuju perusahannya dan meninggalkan calon istrinya dengan dua orang wanita yang dicapnya gila.
"Jaga calon istriku!" tegas Sasuke mengingatkan.
Karin dan Ino datang ke apartemen nya dengan tujuan mengajak Sakura girl time sebelum gadis itu menikah. Awalnya Sasuke tidak mengizinkan, tapi melihat wajah antusias Sakura, ia tak tega melarangnya.
"Iya, bawel! Kau seperti Tante cerewet yang jadi tetangga kami. Tidak perlu khawatir! Sakura aman bersama kami. Lebih baik sekarang kau pergi, selesaikan masalah mu di Uchiha Company hari ini juga agar pernikahan kalian nanti berjalan lancar tanpa hambatan.”
Mengabaikan ucapan Ino, Sasuke mendekati Sakura lalu memeluknya. Ia mengecup puncak kepala gadis itu lalu menyatukan kening mereka.
Matanya menatap sayang, mata emerald gadis itu yang terasa menghanyutkan. "Saat pergi keluar nanti, jangan jauh-jauh dari Ino dan Karin. Mengerti?"
Sakura mengangguk dengan senyum lebarnya. Ia menangkup pipi Sasuke lalu mengecup bibirnya, hingga menyebabkan pria itu terpaku. Ini pertama kalinya Sakura menciumnya duluan. Rasanya mendebarkan, seolah ada ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya.
Tanpa dikomando Sasuke tersenyum lebar, ia memeluk erat Sakura lalu menciumi seluruh area wajahnya mengabaikan kehadiran Sai, Naruto, Ino dan Karin yang mendecih malas melihat tontonan tak berfaedah tersebut.
Tak tahan dengan keromantisan Sasuke yang mengalahkan kemesraannya dan mimmi Karin, Naruto berdehem untuk menyadarkan bos ayamnya yang super mesum itu bahwa ada mereka di sini.
"EHEM." Sasuke berdecak, ia melepaskan pagutannya pada bibir Sakura kemudian menatap sinis Naruto, si perusak suasana mesranya.
"APA?" hardiknya membuat jantung Naruto hampir saja meloncat keluar. Sepertinya ia melakukan kesalahan, moga gajinya bulan ini gak dipotong deh! Amin.
"Hehe, waktu makin mepet bos. Yuk, berangkat sekarang." bujuknya dengan mata memelas seperti anak anjing yang minta dielus.
Sai sampai merinding melihatnya, iuhhh! Gak sadar tuh si rubah, wajah jeleknya tambah keliatan hancur memasang ekspresi begitu.
Mata Sasuke menyipit tajam, mentang-mentang dikasih bonus akhir bulan si kuning malah ngelunjak. Mungkin bulan ini Sasuke harus memotong gajinya jadi beberapa bagian sebagai hukuman karena sudah merusak kesenangannya dengan Sakura.
Baru saja Sasuke memikirkan cara menyiksa Naruto, tarikan pada ujung bajunya mengalihkan perhatiannya. Sasuke menatap Sakura yang menebar senyum semanis musim semi padanya hingga membuat kekesalannya pada Naruto meluap.
"Jangan marah, Sasuke-kun. Rubah bego itu benar, sebaiknya Sasuke-kun pergi ke kantor sekarang. Kalau telat nanti gajinya dipotong." kata Sakura dengan polosnya.
Sasuke tergelak. Begitu pun dengan Sai, Naruto, Karin dan Ino yang ikut tertawa mendengarnya. Apa gadis ini tak tahu jika Sasuke ini merupakan bos-nya? Meski terlambat sekalipun tidak akan ada masalah.
"Ya, sudah aku pergi dulu. Ingat kata-kata ku tadi." Sasuke mengusap pipi Sakura lalu mengecupnya.
Setelahnya ia pergi bersama Sai dan Naruto menyisakan Sakura, Ino dan Karin. "Nah, sekarang ayo ganti pakaian mu. Saatnya kita bersenang-senang." ujar Ino meraih lengan Sakura lalu membawanya ke kamar yang di tempati gadis itu dan Sasuke.
Karin menyusul di belakang. "Pelan-pelan jalannya babi." tegur Karin saat melihat Ino menyeret Sakura dengan langkah lebar hingga membuat gadis itu kesulitan mengimbangi langkahnya.
"Eh, sorry! Aku terlalu bersemangat jadi gak sadar berjalan terlalu cepat." kata Ino memelankan langkahnya hingga beberapa saat kemudian mereka pun tiba di walk in closet yang ada di kamar luas tersebut.
"Tck, kamar kalian lebih luas dari kamarku dan Naruto di apartemen kami." Karin terkagum melihat betapa luas dan mewahnya kamar Sasuke yang kini dihuninya dengan Sakura.
"Namanya juga big bos. Orang kaya mah, jelas huniannya mewah." sahut Ino, tangannya sibuk memilah pakaian yang akan dikenakan Sakura.
Setelah menemukan yang cocok ia lekas membantu gadis itu berpakaian lalu memoles wajahnya dengan make up dibantu Karin.
"Perfect! Si Uchiha ayam beruntung sekali mendapatkan Sakura." kata Ino kagum dengan pesona Sakura. Karin mengangguk setuju, wanita itu mengakui jika Sakura jauh lebih cantik dari mereka berdua.
"Ayo berangkat sekarang. Aku sudah tak sabar hangout bareng di mall dan mencoba menu baru di kafe glosy." ujar Karin.
Mereka pun melangkah keluar apartemen, tiba di parkiran mereka masuk mobil. Karin berperan sebagai pengemudi sementara Sakura duduk di kursi penumpang.
Lalu bagaimana dengan Ino?
Wanita itu jadi penghuni satu-satunya di kursi belakang. Mobil melaju menuju pusat perbelanjaan di kota Tokyo. Tanpa mereka ketahui, sebuah mobil hitam mengikuti dari belakang.
Hinata menyeringai senang saat mangsanya sudah terlihat di depan mata. Disebelahnya Nagato mengemudikan mobil membuntuti mobil merah di depannya.
"Kenapa tidak kita tambrak saja mobil itu?" tanya Nagato, daripada menculik calon istri Uchiha Sasuke lebih baik menabraknya saja hingga mati dan urusannya beres.
Mencubit paha Nagato, mata Hinata menatap benci mobil merah yang membawa Sakura di dalamnya. "Aku ingin menyiksanya dulu sebelum membunuhnya." ujarnya mengepalkan tangannya.
Rasanya tak sabar memberi perhitungan pada perempuan yang telah merebut Sasukenya itu. Hinata tak akan melepaskan wanita itu yang sudah lancang merampas prianya.
Nagato menarik nafas lesu. Bagaimana lagi? Ia tak bisa menghentikan niat Hinata dan bodohnya ia hanya bisa menuruti perintah perempuan itu tanpa bisa membantahnya. Bodoh memang, tapi bagaimana lagi? Ia sudah terlanjur mencintai Hinata hingga rela melakukan apapun untuk membuat wanita itu senang.
Di sisi Sakura, saat ini gadis itu tengah mengelus perutnya yang terasa keroncongan. Padahal pagi tadi sudah makan, tapi masih saja perutnya lapar.
"Saki lapar!" ujarnya pada Karin.
Matanya menatap penuh harap pada wanita itu, seolah meminta agar memberinya makan. Karin tersenyum lembut, menggemaskan sekali!
"Baiklah, kita mampir dulu ke restoran. Babi! Tak masalah kan kalau kita isi perut si imut dulu sebelum ke mall?" Karin meminta persetujuan Ino yang menjawabnya dengan anggukan.
Kalau masalah makanan Ino tak akan menolak. Sama seperti Sakura, perutnya juga lapar minta dikasih makanan lezat. "Yosh, mall bisa menunggu. Sementara perut tidak, jadi ayo kita makan sepuasnya dulu." seru Ino meninju udara kosong diikuti Sakura.
Karin menggeleng geli, tak lama kemudian mobilnya berbelok ke kiri dan mamasuki parkiran sebuah restoran Prancis. Setelah parkir mereka turun mobil lalu memasuki restoran.
"Saki pengen ke toilet." ujar Sakura setelah mereka memesan makanan ke pelayan.
"Biar aku antar." ujar Ino menawarkan diri, ia khawatir membiarkan Sakura sendirian. Takut terjadi sesuatu pada gadis itu.
Tapi Sakura menggeleng. Ia tak ingin merepotkan temannya, lagian Sakura sekarang sudah cukup paham dunia manusia dan ingin mandiri. Hanya ke toilet ia bisa sendiri tanpa ditemani.
"Tidak perlu! Kalian tunggu di sini saja, Saki bisa sendiri kok." Sakura tersenyum meyakinkan. Karin dan Ino saling pandang kemudian mengangguk bersamaan.
"Cepat kembali!" ujar mereka, Sakura mengangguk kemudian beranjak dari kursi.
Menghampiri pelayan, Sakura menanyakan letak toilet. Setelah pelayang restoran memberi arahan, Sakura mengikuti jalan yang disebutkan pelayan tersebut.
"Leganya!" Sakura mendesah lega setelah selesai buang air. Mencuci tangannya di wastafel, Sakura kemudian mengelap tangannya dengan tisu yang tersedia di sana.
Saat akan beranjak dari toilet, tiba-tiba ada yang memukul tengkuknya hingga ia pingsan lalu orang itu membopongnya keluar dari restoran melalui pintu belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kare wa nekodesu
Fanfiction|| CERITA DEWASA || Setelah menelan sperma Sasuke, kucing peliharaannya secara tak terduga berubah menjadi manusia. Bagaimana kisahnya? Penasaran? Yuk, simak ceritanya!! © MASASHI KISHIMOTO SASUKE X SAKURA