1. Tetangga Usil

136 23 0
                                    

Jennie Kim nama gadis itu. Untuk suatu alasan ia membenci lelaki bernama  Kim Taehyung yang sekarang tengah mencuci piring di dapurnya. Oh, anggaplah pemuda itu adalah makhluk terlicik di dunia. Seekor rubah yang bersembunyi dalam wujud manusia yang sayangnya tampan dan.... seksi.

Otak Jennie pasti sudah tidak beres. Mana ada orang benci bahkan alergi ketika mendengar namanya saja kini tak mampu mengalihkan pandangan sesenti pun dari makhluk berkulit tan yang tengah mencuci piring—setelah menghancurkan acara makan malam Jennie dengan keluarga kecilnya itu? Ini bukan tentang gayanya yang seksi. Taehyung tidak memiliki otot bisep yang bagus apalagi perut roti sobek. Hanya saja dia mengganggu pandangan Jennie. Tetangga yang tak tahu malu itu tiba-tiba datang tanpa undangan dan meminta jatah makan malam.

Tentu ibu Jennie yang sejak lama menginginkan anak laki-laki—sayangnya Jennie dan adik usia lima tahunnya terlahir sebagai gadis, akan menyambut Taehyung selayaknya anak sendiri. Lagi pula ibu Jennie cukup yakin Taehyung kelaparan karena hanya tinggal dengan kakaknya yang juga laki-laki dan tidak bisa memasak.

“Kau tak ajak Namjoon juga?” tanya ibunya tadi membuat Jennie hampir mengamuk.

Dia tidak pernah suka ketika lelaki yang kenyataannya sudah menjadi temannya sejak bangku SD itu datang, apalagi ditambah kakaknya yang seolah hidup untuk merusak apa saja yang disentuhnya (contohnya meretakkan layar ponsel Jennie ketika ia meminjamnya untuk berkirim pesan dengan pacarnya). Entah tangannya terbuat dari apa.

Keluarga Jennie bukan tempat penyalur sumbangan. Mereka saja hidup sederhana sejak ayah Jennie meninggal. Membantu Taehyung rasanya keputusan yang sangat sangat salah karena pada kenyataannya lelaki itu termasuk anak orang mampu. Terbukti kedua orang tua mereka sibuk di luar negeri saking banyaknya pekerjaan sampai anak-anak mereka terlantar. Tapi dia—Kim Taehyung malah hampir selalu menghabiskan makan malam di rumah Jennie alih-alih membeli makan di luar. Mending kalau dia bayar. Dia hanya membantu mencuci piring dan rasanya itu takkan mengganti apa pun.

Anggap saja Jennie perhitungan bahkan pelit pada teman sejak kecilnya itu. Tapi rasanya itu pantas untuk orang seperti Taehyung. Lagi pula sudah banyak yang dia ambil dari Jennie selama ini. Termasuk perhatiannya sedari tadi yang  terpaksa tertuju pada lelaki yang sedang mencuci piring itu. Sikap normalnya itu sejujurnya membuat Jennie jengah. Dia tahu cara menyembunyikan bulu serigalanya di hadapan orang lain. Sayangnya Jennie bisa membaca isi kepalanya bahkan. Seorang seperti Kim Taehyung selalu bisa dia antisipasi.

“Setelah cuci piring cepat pulang.  Kunci pintu, taruh kuncinya di bawah keset depan pintu, Mama tahu. Selamat malam, Taehyung.”

Gadis berambut panjang legam itu meninggalkan Taehyung menuju kamarnya.

Ia langsung berbaring. Perutnya terasa kenyang dan sekarang ia mengantuk. Jahat sekali ibu dan adiknya yang meninggalkannya belanja bulanan. Semua ini gara-gara Taehyung datang, Ibu menyuruh Jennie menemani lelaki berbadan ceking karena kurang makan itu mencuci piring. Padahal, pemuda itu justru ancaman terbesarnya.

Karena kesal akhirnya Jennie melimpahkan semua tugasnya pada Taehyung. Untunglah lelaki itu tak banyak protes. Dia cukup tahu diri bahwa sepiring nasi sangatlah berharga bagi keluarga Jennie. Setidaknya Jennie tidak perlu sungkan lagi. Ia bisa santai malam ini karena pekerjaannya telah digantikan Taehyung. Semoga lelaki itu langsung pulang dan tak mengacau.

Teringat dengan pekerjaan rumahnya yang dititipkan Pak Kyuhyun di sekolah, Jennie akhirnya menyudahi acara rebahannya. Lagi pula tidak baik rebahan setelah makan. Ia harus mengurangi sedikit kalori di perutnya. Semoga pilihannya mengerjakan soal matematika bukan kesalahan, karena ia baru mendengar suara langkah kaki. Ia tidak berpikir itu ibunya ketika memutuskan mengangkat kepala menanti seseorang memasuki pintu kamarnya.

STOLEN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang