5. Dua Bungkus Nikotin

117 21 0
                                    

Jika hari-hari sebelumnya bias fajar di langit timur yang membangunkan tidurnya, kali ini Taehyung bangun karena tidak bisa berhenti membayangkan senyum seseorang yang lebih hangat dari mentari paginya. Wajah itu terus menggentayangi hingga ke dalam bunga tidurnya. Bahkan sekarang Taehyung tidak sabar menunggu hari berganti demi melihatnya.

Taehyung sadar ada yang tidak beres. Tidak biasa untuk merasakan hangat di dalam dada. Tidak nyaman untuk merasakan gelenyar liar yang terasa meliuk dan bergejolak di dalam perut kosongnya. Bahkan napas yang ia embuskan pagi ini seperti udara yang haram untuk melewati paru-parunya. Karena ada gempita yang diam-diam menyusup dadanya sehingga ia merasa takut perasaan itu akan berkembang.

Apa ini? Apa yang sedang terjadi pada dirinya?

Merasa memejamkan mata kembali tak bisa membawanya kembali ke dalam mimpi yang berisi kesesatan, Taehyung memilih membasuh wajahnya. Berharap bayangan wajah gadis itu hilang. Berharap sengat-sengat listrik yang terasa mengalir bagai darah di sekujur tubuh terbawa aliran air yang dingin. Kemudian mematut sekali lagi wajahnya dalam pantulan cermin, Taehyung mulai merasa asing pada dirinya sendiri dan rasa tidak nyaman membuatnya menyambar pisau dan krim cukur yang selalu Nayeon siapkan di kamar mandinya. Berharap pria ini sadar suatu saat bahwa dirinya telah berubah menjadi makhluk menyeramkan dan siapa sangka jika itu adalah hari ini.

Baru Taehyung baluri seluruh jambang di wajahnya dengan krim cukur ketika ketukan di pintu kamar merebut atensinya. Jika masih sedini ini, Taehyung bisa menebak bahwa mungkin Jennie yang ada di luar. Hendak memeriksa baju kotor untuk ia cuci sebelum berangkat sekolah. Anak itu memang sangat rajin. Meski Taehyung sudah berkata untuk mengirim baju-baju kotor ke laundry, gadis itu tetap memaksa mencucinya dengan tangan menggunakan alibi balas budi.

Maka tebakan Taehyung terbukti benar ketika ia dengar suara lamat-lamat terdengar setelah ketukan di pintu berakhir.

Ahjussi, aku ingin mengambil baju kotor!”

“Masuk!” sahut Taehyung dari dalam kamar mandi yang sengaja tak ia tutup pintunya.

Setelah suara tuas pintu diputar, mulai terdengar suara langkah kecil memasuki kamar. Presensi gadis itu cepat tertangkap oleh mata Taehyung dalam pantulan cermin karena letak keranjang kotor memang berhadapan dengan cermin di kamar mandi.

Taehyung tidak berniat memandang berlama-lama. Ia sedang berusaha mengingkari perasaan positifnya terhadap gadis itu. Namun, baju yang Jennie kenakan terlanjur menarik atensi. Karena Taehyung yang memberikan baju itu untuk Jennie. Baju milik istrinya.

Itu hanya gaun santai setinggi lutut sederhana dengan warna kuning yang tak lebih pucat dari lily. Potongannya sangat sopan dan anggun. Meski nampak sedikit lebih panjang di tubuh mungil Jennie, baju itu nampak pas sekali di tubuh gadis itu. Kebiasaan Jennie yang tidak pernah mengikat rambut panjangnya makin membuatnya mirip dengan Yoona. Gadis itu juga memiliki surai sehitam jelaga, pun sangat terawat. Setelah dipikir lagi, nampaknya memberikan baju itu untuk Jennie tidaklah baik. Tidak baik untuk kesehatan jiwa Taehyung. Namun, tak dapat dipungkiri ia menantikan secocok apa baju-baju yang lain di tubuh mungil itu.

Gadis itu mulai menjinjing keranjang kotornya ketika ia menoleh ke arah kamar mandi dan temukan sang empunya kamar sedang berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil menatap lekat. Penampilannya cukup mengejutkan sampai Jennie kira Desember telah tiba dan Santa telah datang mengunjungi rumah ini. Namun, setelah mengenali sorot mata itu Jennie memutuskan menyapa.

“Aku sudah mengambil baju kotormu, Ahjussi. Sebelum aku keluar apa kau perlu sesuatu?” tanyanya ramah.

Taehyung baru tersadar dengan keramahan ini, juga sikap perhatian dan cerewet milik Jennie sangat mengingatkannya pada mendiang Yoona. Mungkin karena itu Taehyung kepikiran. Setelah sekian lama, ia bertemu orang yang membuatnya ingat pada Yoona.

STOLEN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang