7. Mulai Sekarang Kau Temanku

103 16 0
                                    

Dua perempuan itu duduk berhadapan dalam hening. Satu yang lebih muda hanya terus menunduk. Sesekali mencuri lihat dari balik rambut lepeknya yang menutup wajah. Nampak ada getaran rasa takut ketika wanita yang lebih tua menghela napas lelah di hadapannya. Ketika jemarinya yang terkulai di pangkuan wanita itu raih, si gadis muda nampak ingin menolak. Kemudian ia mengerang tertahan ketika kain kasa menyentuh telapak tangannya.

Untuk kali ini Nayeon luluh.
Ia sadar telah bertindak terlalu jahat terhadap Jennie. Bahkan kecurigaannya yang tak berdasar membuat gadis itu berada dalam bahaya. Nayeon hampir menghancurkan masa depan anak ini. Menghalangi mimpi-mimpinya.

Nayeon hanya mencoba melindungi Jungkook semampu yang bisa ia lakukan karena selama ini Taehyung tidak bisa diandalkan. Namun, ia juga harus terima kenyataan bahwa pria itu kini mulai membuka diri kembali setelah kehadiran Jennie di rumahnya.

Untuk saat ini Nayeon hanya akan melihat sisi baiknya. Ia tidak mau gegabah dan mengancam keselamatan orang lagi dengan tindakan-tindakannya. Nayeon tidak ingin orang-orang membencinya. Ia tidak mau menjadi pihak yang disalahkan.

“Aku berhutang maaf padamu, Jennie-ssi.”

Nayeon masih belum yakin apakah keputusan membawa kembali Jennie ke rumah adalah pilihan yang tepat, karena nyatanya Taehyung telah menggelontorkan banyak uang untuk menebus anak ini dari sekumpulan preman yang nampaknya memanfaatkan belas kasih keluarga ini pada Jennie. Hanya saja Nayeon benar-benar merasa kasihan ketika ia lihat sendiri apa yang sudah diperbuat preman-preman itu terhadap gadis sekecil ini.

Nayeon hanya membiarkan Jennie pergi selama satu jam. Namun, luka di tubuh gadis itu sudah begitu banyaknya. Menghiasi tubuh kecilnya yang tak berdaging juga lemak. Mulai dari memar, lebam, hingga goresan. Tubuh Jennie bak kanvas yang dibubuhi cat warna gelap. Luka basahnya bahkan masih mengalirkan darah. Namun, ia sudah tidak menangis. Padahal, membayangkan bagaimana tubuh kecil itu dihantam dengan pukulan saja sudah membuat Nayeon tidak tahan.

“Tidak apa-apa. Bibi tidak salah. Aku ... yang egois karena mencoba melindungi diriku sendiri. Aku hanya tidak mau Jungkook terlihat buruk di mata ayahnya karena aku sudah terlanjur bilang dia baik di sekolah,” jelas Jennie dengan pandangan takutnya pada Nayeon yang sedang hati-hati mengobatinya.

Tidak tahu bahwa mendengar penjelasannya justru membuat Nayeon kian sakit. Ia sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menangis. Karena melihat Jennie menatapnya dengan wajah polos itu saja membuat hatinya terenyuh.

“Aku juga lengah. Aku tidak pernah tahu bahwa anak yang masih kuanggap bayi itu kini sudah berani merokok. Kupikir kami cukup dekat, tapi aku baru sadar tidak pernah bisa masuk ke dalam dunianya. Jungkook sangat muda. Aku sudah tua. Yang terburuk, dia berbohong.”

Jennie tidak tahu harus menanggapinya dengan bagaimana. Saat ini Nayeon mungkin sangat kaget dan menyalahkan diri atas ketidakbecusannya. Jungkook yang selalu ia banggakan sebagai anak baik rupanya justru mengecohnya. Ia bahkan kalah peka dibanding Jennie. Gadis itu baru beberapa hari masuk ke rumah ini. Namun, ia membuat perubahan yang nyata seolah memiliki sentuhan ajaib.

Taehyung akhirnya melanjutkan hidup. Jungkook juga memiliki pawang. Karena selama ini Nayeon terlalu memanjakannya. Nayeon terlalu memujinya. Ia pikir anak itu butuh kasih sayang setelah kematian ibunya. Namun, Nayeon lupa untuk sesekali tegas padanya.

“Mulai sekarang ... maukah kau bekerja sama denganku, Jennie-ssi?” tanya Nayeon kemudian membuat Jennie mengerjap-ngerjapkan matanya tak mengerti. Nayeon lantas menaruh kembali tangan Jennie di pangkuannya. Ia menatap gadis itu dengan mimik yang lebih hangat. Wanita itu tersenyum. “Ceritakan apa-apa saja yang Jungkook lakukan di luar rumah. Jika dia nakal, alangkah lebih baik ada orang tua yang menasihatinya. Kau bertindak sebagai temannya, aku mengambil bagian sebagai orang tuanya. Kau mau?”

STOLEN DREAMSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang