• A POLITICAL ROMANCE •
Satu video skandal seks berdurasi tujuh menit tersebar di media sosial. Lily Rose dan Francisco Ruiz, mantan suami istri yang ada di dalam video tersebut, terpaksa harus kembali berurusan demi membersihkan nama dan karir poli...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
950 votes & 750 comments for next
•••
Rapat telah usai.
Lily melirik sekilas pada Santiago yang juga sedang melihat ke arahnya. Dari gelagatnya, jelas sekali pria itu merasa sangat terpaksa harus membiarkan Lily ada di tengah-tengah mereka semua. Sebenarnya apa yang mereka bahas pun bukan hal besar. Hanya rencana untuk memprovokasi mahasiswa agar melakukan unjuk rasa menuntut supaya Francisco diberhentikan dari jabatannya.
Ketika Lily sedang bersiap keluar dari ruangan, Santiago sedang berjalan ke arahnya. "Entah mengapa aku merasa kau seperti seorang mata-mata." ujar pria itu tajam. "Apa kau akan membocorkan rencana ini pada Francisco?"
"Aku tidak tahu kenapa ini harus dirahasiakan dari Francisco. Dia pasti tetap bisa menebak siapa provokator unjuk rasa nanti."
Santiago menatap Lily sejenak tanpa berkata. "Jika kau benar ingin mencari pelaku yang menyebar video kalian, kurasa lebih baik setelah ini kau hanya bicara denganku saja. Tak usah sampai ikut rapat segala."
Santiago mengangguk sekali lalu melirik ke arah Luís sebelum dia pergi bergabung dengan yang lain.
"Mau minum kopi atau cari camilan?" tanya Luís saat mereka berdua keluar dari sana.
"Ya, boleh. Aku juga ingin bicara tentang satu hal."
Mereka pun berlalu ke kedai kopi tak jauh dari sana. Duduk di bangku taman yang mengarah pada danau kecil di pinggir kota.
"Jujur saja, aku tidak tahu seperti apa hubunganmu dengan Francisco," Luís membuka obrolan saat Lily tampak sedang larut dalam pikirannya.
"Apa kau tanya karena kau lihat dia menciumku tadi?"
"Yah."
Lily meneguk kopinya. "Dia tidak suka kalah."
"Sudah bukan rahasia lagi."
"Dia hanya tidak suka aku bergaul dengan laki-laki lain. Mungkin dia merasa aku masih miliknya. Atau mungkin dia hanya belum terbiasa denganku yang tidak lagi menjadi miliknya."
Luís mengangguk sambil mengarahkan tatapannya ke danau. "Aku mengerti."
Kemudian Lily menggelengkan kepalanya. "Ada sesuatu yang mengganjal," katanya. "Aku menemukan sebuah kontak bernama Chris Huang menghubunginya beberapa kali dan dia seperti enggan menjawabnya. Aku mencoba memeriksa ponselnya namun dia mengubah kode."
"Kenapa kau curiga dengan nama itu?"
"Entahlah, aku hanya mengikuti firasatku, bahwa ada sesuatu dengan nama Chris Huang."
"Kalau kau punya nomornya, aku bisa saja minta temanku untuk memeriksa." kata Luís.
"Masalahnya aku tidak punya. Satu-satunya cara adalah meretas ponsel Francisco namun itu juga tidak mudah."