Mohon memberikan dukungannya.....
Keesokan harinya Julian bertemu dengan Mahadewa di sebuah restoran mewah di pusat kota. Tentu saja pertemuan ini bersifat rahasia karena Julian tidak mau Hans tahu. Julian yakin kalau selama ini Hans sudah mengawasinya terbukti pria itu tahu kalau Tania ada di Bali tempo hari. Sikap Hans yang kerap jadi copycat membuat Julian semakin hati-hati dalam bersikap. Dia tidak boleh lemah lagi seperti kasus yang sudah-sudah. Tidak akan Julian biarkan Hans mencuri dengar percakapannya dengan Mahadewa saat ini.
"Kenapa seorang mafia seperti anda ingin bertemu dengan saya ya? Setahu saya kita tidak ada hubungan bisnis" ucap Mahadewa heran tanpa basa-basi.
"Saya tahu kalau anda sangat dekat dengan presiden yang baru-baru ini dilantik dan saya ingin menitipkan anak buah saya supaya bisa masuk ke kabinet serta menginginkan informasi yang berharga....."
Mahadewa menaikkan alisnya dan berdecih, tidak hanya memiliki aura yang arogan ternyata Julian pun hobi mengatur orang lain seenaknya. Tentu saja Mahadewa tidak menyukai pertemuan ini, memangnya apa keuntungan yang akan dia dapatkan kalau membantu Julian? Ha merepotkan saja! Sejauh ini Mahadewa sudah hidup tenang tanpa terjun ke dunia politik dan dia tidak akan membiarkan Julian merusak ketenangan itu.
"Memangnya apa yang akan saya dapatkan kalau saya membantu anda? Sejauh ini kedekatan saya dengan bapak Prawoto Sutanto hanya sebatas urusan bisnis saja" ucap Mahadewa memangku tangannya tak suka.
"Saya akan memberikan 5 persen saham Sagara Entertainment secara cuma-cuma pada anda Pak Mahadewa"
Julian tahu kalau Mahadewa itu hanyalah pria tua yang menyukai uang dan kedudukan. Mahadewa memang dulunya anggota DPR namun saat ini sudah pensiun akibat skandal video porno dengan anak tirinya dan hanya menjadi seorang pebisnis, namun tentu saja Mahadewa masih memiliki banyak teman dekat di kalangan politikus. Julian sudah mempertimbangkan segalanya dan kerjasama ini tidak akan terbentuk kalau dirinya tidak mau mengorbankan sesuatu. Dia harus menarik Mahadewa agar berada di kubu yang sama dengannya. Dia harus secepatnya bergerak karena ketua terus menekannya agar segera mendapatkan informasi berharga.
"Ah... jadi anda mau menyuap saya? Tapi bagaimana ya saya tidak tertarik dengan saham yang anda tawarkan" ucap Mahadewa angkuh.
Pria tua itu mulai menyalakan rokok dan menatap Julian dengan tatapan remeh. Hanya karena dia seorang pebisnis bukan berarti Mahadewa mudah tergiur dengan iming-iming saham. Apalagi Saham Sagara entertainment kerap naik turun dan berkali-kali berada di tingkat dasar.
"Baiklah kalau anda tidak mau lagipula saya tak akan memaksa tapi... saya tidak bisa berjanji tidak akan memberi informasi kalau anda sudah membunuh seseorang pada istri anda..." ucap Julian akhirnya mengucapkan kalimat pamungkas.
"Jangan main-main dengan saya Julian..."
"Seorang Julian tidak pernah main-main Pak Mahadewa.. pasti istri anda yang muda dan cantik itu akan sangat kecewa.. yah mungkin juga dia akan segera meninggalkan anda yang sudah bau tanah ini!" ucap Julian sambil menyeringai.
Mahadewa menarik kerah Julian dan hendak memukul pria itu tapi Noah dengan sigap menghentikan pertengkaran ini. Dengan perasaan dongkol Mahadewa pun kembali duduk di kursinya sambil menyesap rokok yang belum habis tadi. Licik sekali Julian karena dia membawa anak buahnya masuk ke ruang pertemuan.
"Bangsat juga ya anda!! Jangan pernah membawa-bawa istri saya dalam ranah politik..." ucap Mahadewa menahan amarah.
"Tidak akan... asalkan anda mau berada di pihak saya, lagipula anda tak akan merugi karena saham Sagara Entertainment sekarang juga akan menjadi milik anda"
"Cih bilang saja jika ini adalah suap!! Baiklah saya bisa memberikan posisi untuk anak buah anda di tempat strategis tapi jangan libatkan saya dalam misi gila anda, paham?"
"Dengan senang hati Pak Mahadewa... saya pastikan posisi anda aman karena pertemuan ini juga bersifat rahasia..."
*************
Julian sangat senang karena dia berhasil satu langkah lebih maju daripada Hans. Bahkan salah satu anak buahnya yang pintar sudah masuk menjadi paspampres dan itu tandanya Julian bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang penting dari istana. Dia pun pulang dalam keadaan sumringah dan sesampainya di mansion, Julian menemukan kalau Tania sedang asyik berkebun di belakang. Wanita itu masih tidak boleh pergi kemana-mana namun setidaknya Julian tidak menghalangi hobinya.
Tania terlihat bahagia dan tersenyum cerah melihat bunga-bunga cantik yang entah kenapa membuat Julian sangat terpesona. Apalagi angin lembut membuat rambut Tania bergerak sehingga kadar kecantikannya makin bertambah. Julian pasti sudah gila... dia merasa jantungnya berdebar keras. Rasanya segala sesuatu dalam diri gadis itu sangat memesona.
"Tania baby....."
"Hm...?"
Julian mengangkat dagu Tania hingga mereka saling bertatapan. Tania menatap Julian dengan tatapan sendu yang membuat Julian tidak bisa menahan dirinya lagi. Pria itu mulai mencium Tania dengan tergesa-gesa bahkan dia tidak peduli kalau anak buahnya melihat. Julian sangat membutuhkan Tania saat ini dan dia ingin berada dalam tubuh Tania tanpa ada yang mengganggu.
Ciuman Julian sangat membuat leher Tania pegal karena perbedaan tinggi badan mereka yang signfikan. Sadar akan hal itu, Julian segera menggendong tubuh Tania dan mereka berciuman dengan mesra sambil Julian berjalan menuju kamarnya. Bahkan semua anak buah Julian tampak menunduk karena tak mau sang tuan merasa terganggu.
Dia sampai di kamar kosong yang terdapat di lantai bawah dan kembali mencium bibir Tania agresif sampai Tania meremas rambut Julian untuk melampiaskan hasratnya. Ciuman Julian terlalu penuh gairah dan nafas mereka beradu sangat cepat sampai salah satunya menyerah karena kehabisan nafas.
"Tania.... Tania... Tania... rasanya aku semakin gila aku ingin menidurimu setiap saat setiap waktu... kenapa kamu sememambukan ini beritahu aku kenapa?"
Tubuh Tania Julian bawa ke pangkuannya dan dengan sengaja pria itu memasukan tangannya ke dalam baju Tania. Dia membelai punggung Tania begitu halus sampai Tania terengah-engah. Wanita itu masih diam namun mulai mengerang kala Julian mencium area lehernya dalam. Kaus yang wanita itu pakai mulai tak karuan dan Julian lepas dengan tak sabaran.
Julian menghentikan ciumannya sesaat, dia melihat kalau Tania luar biasa seksi. Gadis itu hanya memakai bra berwarna hitam yang talinya sudah turun. Bibirnya bengkak dan nafasnya naik turun sangat cepat, sungguh membuat Julian ingin segera menuju menu utama tapi dia ingin melihat Tania mendambakan sentuhannya. Julian harus bersabar karena dia paling suka saat sugar baby nya itu mendesah dan menjerit dengan hasrat yang menggebu-gebu.
Pria itu kembali mencium leher Tania dan terus turun sampai ke bahu. Tentu saja tangannya tak tinggal diam karena sudah menyentuh tubuh sang wanita kemana-mana. Tania mulai mengerang saat Julian mencium area belahan dadanya dan wanita itu ingin Julian menyentuhnya lebih dalam.
"Daddy please.... hhhhh..."
"Tenang sayang.... jangan terburu-buru..."
Tania menggigit bibirnya sendiri mencoba pasrah dengan sentuhan Julian yang lembut dan pelan. Namun Julian seolah mempermainkannya karena kini pria itu kembali mencium bibir Tania namun tak lama segera ia lepaskan.
"Ingat jangan lupa dengan pilnya baby..." Julian mengingatkan.
Tania hanya mengangguk dan Julian tersenyum puas. Tak lama Julian melepaskan kaitan bra milik wanita itu dan tatapannya begitu dalam saat Tania dalam keadaan topless.
"Cantik, seksi dan menggairahkan...." ucap Julian memuji.
Dengan hasrat yang meletup-letup akhirnya Julian kembali bercinta dengan sugar baby nya yang cantik....
Bersambung....
Yang mau versi no sensornya masih dibikinin ya dan akan dipublish di karyakarsa see you 👋
Ada yang masih ingat sama Mahadewa?? Dia jadi cameo disini lho hihi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Baby Mr. Sagara
RomanceTania Margareth harus terjebak bersama seorang lelaki dingin setengah psikopat. Baginya Tania hanyalah sebuah barang yang dia beli dengan uang. Ironisnya Tania hanyalah seorang gadis polos yang jatuh cinta dengan pesona Julian Sagara