03. Kejutan

7 2 0
                                    

jangan lupa voment nyaa teman-teman!
-salam dari heksa

Happy reading!

Heksa mengerutkan kening, orang di depannya ini aneh sekali, padahal dia seorang Kakak tetapi tidak mau membonceng adik sendiri untuk pulang.

"Lo sama Renja aja ya pulangnya, gue lagi nggak bisa pulang sama lo sekarang. Ada keperluan." Ucap Marlo seadanya, Ia kan mau membeli kue salju, masa mengajak Heksa, nanti itu bukan surprise lagi, dong.

"Bang gue ada salah sama lo? Kok tumben banget lo nggak bareng gue, biasanya lo mau ada urusan pun bakalan ngajak gue." Ujar Heksa, meskipun Ia terkadang kesal setengah mati pada kakaknya itu, Ia kan tetap adik yang ingin selalu bersama Marlo.

"Yeuu lebay lo. Bukannya lo biasanya selalu bilang 'ah Abang, gue kan maunya sama Jino pulangnya' kok sekarang mau sama gua?" Heran Marlo, Heksa menatap kesal Marlo, "Kan gue bercanda njink!" Pekiknya

Tetapi Marlo malah tertawa, "Gue serius Sa, gue lagi nggak bisa bonceng-in lo sekarang, gue udah kasih tau Renja buat bonceng-in lo kok, jadi lo sama dia aja."

"Yaudah dah serah lo aja, jadi pengen motor sendiri gue." Ucap Heksa pelan, Marlo mengangkat kedua alisnya, "So soan pengen motor, lo nggak inget lo pernah nggak masuk sekolah seminggu gara-gara nyoba motor gue?" Ledek Marlo, Heksa mendengus geli, "Kagak usah diingetin juga kali, masa kelam gue itu."

Meskipun dengan prengat-prengut, akhirnya Heksa menurut untuk naik motor bersama Renja, sebenarnya bukannya tidak ingin bersama Renja. Tetapi, anak itu memiliki tubuh yang sedikit 'small' dibanding dirinya, Ia takut akan jatuh saat dibonceng Renja.

Apalagi motor Renja itu sejenis mio yang selalu mogok saat dikendarai, itu membuat Heksa sedikit meringis. Ditambah, Renja itu bermulut cabai, jika Heksa mengeluh sedikit saja nanti, pasti akan kena amuk.

----

Sesampainya di rumah, Heksa mengernyit melihat pintu yang tertutup rapat, bang Marlo masih belum pulang dari urusannya? Batin Heksa menerka.

"Lah, itu rumah lo tumben sepi begitu Sa, bokap lo masih kerja? Oh iya, Abang lo belum pulang juga?"

"Yaa.. mana gua tau Ren, gue kan baru sampe jir, belum liat ke rumah." Heksa menatap heran Renja, Renja mengangguk ria, benar juga.

"Yaudah gue balik ya, hati-hati Sa." Ucap Renja, Heksa pun mengangguk dan melambaikan tangan pada Renja. Ya.. deritanya tidak bisa mengendarai motor, Hahaha lucu sekali bila mengingatnya, Heksa itu ketua geng dengan nama geng Bangor tetapi sebagai ketua Ia sama sekali tidak bisa mengendarai motor, pernah mencoba malah terlibat kecelakaan yang lumayan parah.. :)

Cek-lek

Heksa membuka knop pintu, gelap. Tumben sekali rumahnya gelap begini. Biasanya, akan selalu ada bibi ーArt mereka yang menyalakan.

Dor!

Heksa melonjat kaget, bahkan saking terkejutnya, tas yang Ia pegang pun terlempar sampai penjuru rumah, Heksa membuka matanya, terlihat Marlo dan Bibi San yang sedang memegang kue salju beserta meriam confetti di tangan mereka.

kue salju...

Heksa tertegun melihat kue salju yang dipegang Bibi San. "Tumben banget lo beli kue salju buat gue, bang?" Heksa mencomot satu kue salju itu, enak. Ia sangat menyukai kue putih berbentuk bulan sabit itu.

"Hahaha, sengaja."

"Papa yang suruh gue buat beliin lo kue salju karena nilai ulangan fisika lo hari ini jadi yang tertinggi. Dia mau kasih apresiasi buat lo dengan beliin kue salju ini, lewat gue." Jelas Marlo, membuat Heksa tertegun.

Papa masih inget kesukaan gue? Batin Heksa meluruh, ternyata Javier masih mengingat kue yang sangat Ia sukai sedari kecil.

"Salting ya lo? Makanya, maafin Papa dong. Dia tuh beneran pengen benerin hubungan lo sama dia, terima dia ya Sa." Ucap Marlo pelan.

Heksa memalingkan wajah, ingin menyangkal ucapan Marlo pun tidak bisa karena ucapan Marlo benar. Dia tersentuh dengan ini.. Ia sudah lama tidak memakan kue salju, Ia kira Papa tidak akan mengingat kesukaannya karena Papa terlalu sibuk.

Tes

Tanpa sadar air mata Heksa terjatuh, Marlo terkejut melihatnya, Ia lantas mengusap air mata adiknya, "Sa.." Marlo menyimpan kue salju itu dimeja, dan kemudian memeluk Heksa

Adiknya yang sok tegar itu nyatanya hanyalah sebuah adik yang sangat membutuhkan kasih sayang, Heksa kekurangan kasih sayang Ayah sedari Ia kecil.. Marlo mengerti akan hal itu.

"Keluarin semuanya sekarang Sa, Abang tau kamu merasa Papa nggak pernah inget sama lo, tapi lo harus tau dia itu sayang banget sama lo." Marlo terus berbicara sedangkan Heksa masih menundukkan kepalanya.

Lalu, beberapa waktu setelahnya, Heksa melepas pelukan Marlo, "Gue kekamar dulu, gue pengen.. sendiri."

Marlo menatap punggung Heksa yang melenggang ke kamar, meski adiknya itu sangat menyebalkan, Heksa itu terlihat kuat di luar saja. Aslinya.. dia sangat rapuh.

Bibi San yang sedari tadi melihat itu hanya menatap sendu, Ia berhasil mengambil foto saat Marlo memeluk Heksa, itu sangat lucu. ia harus memperlihatkan nya Pada Javier.

TBC!
-----

Note : .....

Sorry, I can't | Haechan, Mark And Jaehyun Nct.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang