11. MKD Ending

16 3 0
                                    

haii, sedih ya? Apakah gue yg berkorban ini plottwist???
-marlo

Happy reading.

Jerit tangis Heksa terus terdengar hingga penjuru rumah sakit, dia terus memeluk raga Marlo yang mungkin sudah pucat pasi tanpa darah di dalamnya dengan tubuh kaku.

"MARLO SIALAN LO TEGA SAMA GUA ANJING!! LO KENAPA HARUS NINGGALIN GUE BANG!"

"BANG PAPA BAHKAN BELUM BANGUN!!"

"Masa Papa harus denger kabar menyakitkan ini bang.." Heksa memeluk tubuh Marlo dan mengguncang-guncangkannya berharap Marlo akan bangun kembali dan memeluknya.

Namun nihil, Marlo memang sudah pergi, meninggalkan Heksa dengan Javier. Dia pergi ke tempat yang jauh dan bahkan Heksa tidak akan bisa menggapainya lagi.

Ineza memeluk tubuh ringkih Heksa, anak berusia 16 tahun itu belum makan apapun, dan sekarang dia harus merasakan kepahitan yang sangat pekat. Kehilangan.

"Bang Marlo.." lirih Heksa memanggil Marlo.

"Masa sekarang gue akan sendiri ke sekolah, bang? Naik motor sendiri, gitu?"

"Lo nggak takut gue jatuh lagi dan malah nggak bisa sekolah seminggu, bang? Kok lo malah ngajarin gue naik motor.."

"Bang, ini nggak lucu sama sekali.."

"Bangun bang.. ntar gue gelut sama siapa? Masa sama Papa? Papa orangnya nggak asik bang.. dia selalu ngalah dan nggak pernah marah, beda sama lo.."

"Bang Marlo.."

Bruk

Heksa jatuh tak sadarkan diri tepat disamping wajah Marlo yang sudah kaku.

----

Pemakaman, sebuah tempat yang sangat keramat bagi sebagian orang. Dan mungkin sekarang akan menjadi tempat yang sangat dibenci oleh Heksa.

Pemakaman akan membuatnya dengan Marlo benar-benar terpisah selamanya..

Saat Marlo akan dikuburkan, suara pekikan orang menarik perhatian mereka, Javier datang dengan mata sembabnya sembari terseok-seok dengan kondisi yang jauh dari kata baik.

"PAPA?!" Heksa terkejut, kemudian cepat mendekat ke arah Javier yang akan terjatuh sembari menangis kencang.

"BANG MARLOOO!"

"NAKK, INI PAPAA! PAPA UDAH ADA DISINI.."

Javier menangis kencang sekali membuat semua orang yang ada disitu teriris, terutama Junior, dan geng Bangor yang notabennya mengenal dekat Marlo.

"Abang.. kenapa kamu harus berkorban untuk Papa, Nak..?" Lirih Javier dengan suara seraknya, Heksa terus memeluk Javier sembari menangis.

Ineza pun ikut memeluk kakaknya, "Harusnya Papa yang ada disitu.. harusnya Papa.. bukan kamu, bang.."

"Abang.. anak Papa yang paling bisa Papa andalkan, tolong... Kembali Nak.."

"MARLOO!" Ineza dan Heksa kompak mengeratkan pelukan mereka pada Javier, Javier bahkan kini sudah tidak memiliki suara lagi, dia menangis..

Sorry, I can't | Haechan, Mark And Jaehyun Nct.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang