07. pahit

9 3 0
                                    

voment yaa, jangan lupa.
-marlo

Happy reading.

Marlo yang sedari tadi gusar di kursi ruang keluarga, beranjak terkejut saat pintu terbuka menampilkan Heksa yang tampilannya sangat jauh dari kata rapi, sangat berantakan.

Marlo mengernyitkan dahi saat mencium aroma minuman haram dihidungnya. "Sa.. lo.. mabuk?" Heksa dengan setengah sadar mengangguk.

"Sa.. LO GILA?!"

"Maksud lo apa sih? Gue cuma pengen nenangin diri anjing! Gue muak sama segala hal Marlo! Gue muak!" Heksa membantingkan taplak meja di depannya.

Keributan ini membuat Bibi San yang tengah membereskan kamarnya segera berlari dan mencari tahu apa yang sedang ribut.

"TAPI NGGAK DENGAN MABUK JUGA ANJING! LO PUNYA GUE!! LO BISA CERITA SEMUANYA SAMA GUE!"

"GAK SEMUANYA BISA GUE CERITAIN SAMA LO MARLO!"

"GUE ABANG LO! GUE BERHAK TAU SEMUA CERITA LO! NGGAK HARUS MINUM MINUMAN HARAM SA!"

"LO TAU APA?! LO TAU APA HAH??! CUMA MINUMAN YANG LO SEBUT HARAM ITU YANG BISA BIKIN GUE TENANG! ASAL LO TAHU.."

Heksa meluruh.. entah karena pengaruh minuman yang ada ditubuhnya, atau memang dia yang sekarang ingin menangis mengingat ibunya yang menghempasnya tadi..

"Gue tadi ketemu Mama, bang.."

Deg

Marlo tertegun, perlahan emosinya mulai turun, Marlo sangat berharap semoga Heksa tidak bertanya apapun pada Mama.

"Gue ketemu dia.. dia beda tau bang, dia udah bukan lagi Mama yang gua kenal.."

"Dia udah bukan lagi Mama yang dulu selalu hangat, berpegang teguh sama imannya.. dan dia bukan lagi Mama yang tidak ingin bersentuhan dengan lelaki selain Papa.. dia, haha haha haha, dia LC sekarang.." Heksa tertawa miris saat melihat penampilan Kala tadi.

Sebegitu berubahnya kah, Kala? Apakah benar hanya kelalaian Papa nya yang menyebabkannya berubah drastis?? Entahlah, Heksa punn tidak tahu situasi apa ini.

"Dia ciuman sama banyak cowo.. salah satunya temen sekolah kita bang, Deris.." lirih Heksa, Marlo tentu terkejut saat Heksa mengatakan nama Deris.

Si cowok populer di sekolah mereka karena jago basket, ternyata dia..

"Lo tau bang, ini semua gara-gara Papa.."

Kening Marlo mengkerut, emosinya perlahan naik lagi, sial! Marlo tidak ingin bertengkar lagi dengan Heksa..

"Maksud lo apa dengan nyalahin Papa?"

"Apalagi? Udah jelas, kan? Ini tuh salah Papa. Kalo aja dia nggak lalai dalam mengurus Mama, Mama nggak akan berubah sedrastis ini, bang."

Tidak, emosi Marlo naik sekarang. Cukup. Marlo sudah muak dengan salah paham ini, Marlo akan memberi tahukan kebenaran ini pada Heksa.

Heksa, anak itu.. dia adalah anak yang kuat dengan alkohol meskipun usianya baru 16 tahun, itulah sebabnya sekarang dia dalam kesadaran yang lumayan penuh.

Sorry, I can't | Haechan, Mark And Jaehyun Nct.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang