Langit malam semakin gelap saat mereka meninggalkan vila itu, membawa dokumen penting yang bisa mengguncang seluruh jaringan kekuasaan Arkana. Zen memimpin langkah mereka dengan cepat, namun tidak terburu-buru. Setiap gerakan, setiap langkah, seolah dihitung dengan presisi. Tidak ada yang bisa menghalangi mereka-tidak lagi. Mereka telah menembus pertahanan Arkana dan kini, mereka hanya tinggal satu langkah lagi untuk keluar dari tempat ini hidup-hidup.Zea memperhatikan Zen yang berjalan di depan mereka. Ada ketegasan dalam geraknya, sesuatu yang lebih gelap dari yang pernah ia lihat sebelumnya. Zen bukan hanya seorang pemimpin; dia adalah kekuatan yang siap menghancurkan segala sesuatu yang ada di jalannya. Namun, di balik mata yang penuh tekad itu, Zea merasakan sebuah ketegangan yang tidak bisa ia jelaskan. Sesuatu yang tidak tepat. Sesuatu yang mungkin mereka semua abaikan terlalu lama.
Mina, Raka, dan Jeno menunggu di depan villa, memandang ketiga orang yang baru saja keluar. Mereka tampak lebih tegang dari biasanya. Raka, yang biasanya ceria dan penuh canda, kini terdiam, matanya tajam menatap ke arah Zen. Jeno, yang selalu setia mengikuti, tetap diam, mencermati setiap gerakan. Hanya Mina yang tampak sedikit lebih tenang, meski masih ada kecemasan yang jelas di wajahnya.
"Zen," Mina memanggil dengan suara lembut, namun ada ketegangan yang tak terhindarkan. "Apa yang terjadi? Apa yang kalian temukan?"
Zen menatap Mina sejenak, matanya tak menunjukkan kelembutan. "Dokumen ini," jawabnya singkat, menyodorkan sebuah gulungan kertas tebal ke arah Mina. "Ini yang kita cari. Ini adalah titik awal yang kita butuhkan."
Namun, sebelum Mina sempat membuka dokumen itu, suara langkah kaki terdengar dari belakang mereka. Zea berbalik dengan cepat, matanya langsung menyapu sekeliling. Tidak ada yang terlihat. Hanya angin malam yang berhembus. Namun, ketegangan itu tetap ada, merayap ke dalam darah mereka.
"Siapa itu?" tanya Zea, suaranya tajam.
Zen mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka semua tetap diam. "Ada yang mengikuti kita," katanya pelan. "Jaga posisi. Raka, Jeno, kalian siap?"
Raka hanya mengangguk, matanya bersinar penuh kecemasan. Jeno sudah menyiapkan senjatanya. Mereka tidak tahu siapa yang mengikuti mereka, namun satu hal yang pasti-ini bukan kebetulan.
Tiba-tiba, dari balik pohon, sebuah sosok muncul. Seorang pria tinggi besar dengan tatapan dingin, wajahnya tertutup bayangan. Di tangannya ada senjata yang siap digunakan.
"Kalian kira bisa keluar dari sini hidup-hidup?" suara pria itu serak, penuh ancaman. "Arkana tidak akan membiarkan siapa pun yang tahu terlalu banyak."
Zen, yang sudah siap dengan senjata di tangan, melangkah maju. "Kalian akan mati sia-sia jika mencoba menghalangi kami," jawabnya dengan dingin.
Tapi, sebelum pertarungan dimulai, sosok pria itu mengangkat tangannya. "Aku bukan musuh kalian," katanya dengan suara rendah. "Aku di sini untuk memberi kalian peringatan."
Mina menatap pria itu dengan bingung, namun Zen tetap waspada. "Peringatan? Untuk apa?"
Pria itu tersenyum samar. "Arkana tidak akan membiarkan kalian pergi begitu saja. Mereka tahu kalian sudah mendapatkan dokumen itu. Dan mereka akan datang lebih cepat dari yang kalian kira. Tidak ada tempat yang aman untuk kalian di luar sana."
Mina, yang mulai merasa cemas, mengangguk pelan. "Lalu, apa yang harus kita lakukan?"
Pria itu menatap Zen dengan tatapan penuh makna. "Ada tempat aman. Tempat di mana Arkana tidak bisa mencapai kalian. Tetapi, hanya jika kalian siap untuk bertarung dengan mereka sampai akhir."
Zen menatap pria itu lama. "Kenapa kamu membantu kami?"
Pria itu mengangkat bahunya. "Karena, aku juga punya musuh yang sama. Arkana sudah terlalu lama berkuasa, dan sudah saatnya untuk menghentikan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
zea milik si berandalan[THE END]
Misteri / ThrillerHujan membawa kenangan kelam yang tak pernah hilang dari ingatan Zea Safira Winata. Di hadapan nisan ibunya, ia menyimpan pertanyaan yang tak pernah terjawab: apakah kematian ibunya benar-benar kecelakaan, atau ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan...