Bab 13

381 117 8
                                    

Sean dan Ve kini sudah berada di rumah sakit tempat dimana Yona di rawat. Ve dengan langkah cepatnya berjalan melewati lorong rumah sakit itu, sehingga menyebabkan lorong itu bergema karena suara high heelsnya.

"Permisi sebelumnya mba. Saya mau tanya, ruang inap atas nama Bu Yona Arillia Salsabila dimana ya?" Tanya Ve pada salah satu suster penjaga resepsionis di rumah sakit itu.

"Maaf bu, sebelumnya ibu siapanya beliau ya? Kami tidak bisa mengizinkan orang asing masuk ke dalam ruang Bu Yona Bu. Kami harap ibu mengerti " Jawab sang suster dengan ramah.

Mendengar jawaban tersebut, wajahnya mendadak berubah menjadi datar. "Saya Kerabatnya" Ujar Ve.

"A-aa Begitu, baik Bu sebentar saya cek dulu" Ujar Sang suster.

"Di lantai 2 Bu, kamar nomor 217" Lanjutnya.

Ve mengangguk."Terimakasih" Ujarnya, lalu pergi dari sana. Sedangkan Sean dari tadi hanya mengikuti sang ibu, diam tak berbicara.

_____

Gita kini sudah sampai di lobby rumah sakit. Dengan langkah yang cepat ia masuk ke dalam rumah sakit tempat sang ibu di rawat, berusaha agar Gracia tak bise mengejarnya.

Namun naasnya, saat sedang buru-buru, ia malah tak sengaja menabrak salah satu suster di sana. Yang menyebabkannya terjatuh ke lantai.

"Eh kak. Gapapa kan kak? Maaf banget, saya lagi buru-buru. Sekali lagi saya minta maaf ya kak" Ujar Suster itu seraya mengangkat kedua tangannya meminta maaf.

Gita meringis tapi tak lama mengangguk. "Iya gapapa sus" Ujarnya.

Suster itu pun mengucapkan maaf sekali lagi lalu pergi dari sana, meninggal kan Gita yang terjatuh sendirian.

Sedangkan disisi Gracia. Tak butuh waktu lama baginya untuk mengejar Gita. Ia yang melihat gadis itu terjatuh di lantai dengan buru-buru berlari menghampiri gadis itu.

Dan tepat saat Gita ingin berdiri, Gracia dengan segera mengulurkan tangannya. "Sini aku bantu" Ujarnya.

Gita mendongak. Membelalakkan matanya tak percaya. "C-ci-"

"Ga ada lari-larian lagi ya git. Cape aku ngejar kamu" Potongnya seraya berjongkok, menyamai posisinya dengan Gita, karena gadis itu tak kunjung berdiri.

"Ga mau! Ga ada juga yang nyuruh kamu buat kejar aku!" Tolaknya.

Gracia memutar bola mata malasnya lalu menghembuskan nafasnya kasar. "Oke. Aku salah, tapi berdiri dulu" Ujarnya seraya mengulurkan tangannya pada Gita.

Namun, Gita tetap enggan membalasnya. Gracia yang sudah tak tahan pun dengan paksa akhirnya menarik Gita untuk berdiri lalu menyeret nya menjauh dari sana.

**

Ve dan Sean kini sudah berada di depan ruang rawat Yona. Mereka sedari tadi hanya diam disana. Bingung.

Tak lama, keluar seorang perempuan berpakaian dokter menatap ke arah mereka. "Permisi. Cari siapa ya?" Tanya perempuan itu.

Ketika Ve ingin menjawab. Sean lebih dulu angkat bicara. "Apa benar ini ruang rawatnya Bu Yona?" Tanyanya.

Wanita itu menyerngit."Iya benar. Kalau boleh tau ada perlu apa ya?" Tanyanya lagi.

"Ah, saya Sean dan ini bunda saya Ve. Kami ingin menjenguk beliau Bu" Ujar Sean.

Mendengar itu, wanita itu kembali mengerutkan keningnya. "Kalian siapanya?" Tanya wanita itu lagi.

Ve yang kehabisan kesabaran ingin segera menyumpal mulut dokter wanita yang menurutnya sangat menyebalkan ini. Tapi tangannya lebih dulu di tahan oleh Sean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Have You? (Gregit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang