Bab 9

1.1K 155 18
                                        

"Emang kenyataannya dia ga bisa di percaya!" Saut Gracia yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang mereka.

Sontak Gita dan Ghea yang tadinya tengah berbicara, langsung menghadap ke arah belakang. Mereka kaget mendapati Gracia yang tengah menatap keduanya dengan tatapan datarnya.

Gracia dengan langkah yang anggun tapi terkesan tegas, berjalan mendekati kedua wanita itu. "Emang udah dari dulu kan kakak kesayangan kamu ini ga bisa dipercaya!" Seru Gracia seraya mengangkat satu alisnya dengan nada sinisnya.

Ghea mengerut, tak mengerti dengan ucapan yang baru saja Gracia ucapkan. "Maksudnya apa? " Tanyanya.

Gracia memutar kedua bola matanya. "Kamu emang dari dulu kan ga pernah serius sama Gita?" Tanyanya dengan nada sinisnya.

Kini giliran Gita yang menjawab. "Ini ga ada urusannya sama ibu! Ini urusan pribadi saya, dan ibu ga berhak ikut campur!" Ujarnya kemudian menarik tangan Ghea untuk segera pergi dari sana.

Namun, langkahnya terhenti saat Gracia dengan tiba-tiba menarik tangannya. "Kita perlu bicara!" Ujarnya tiba-tiba, yang membuat Gita lagi-lagi mengerutkan keningnya.

"Ga ada yang perlu saya bicarakan!" Seru Gita.

"Tapi saya ada!" Tegas Gracia seraya menatap tajam gadis yang lebih muda darinya itu.

Gita menutup matanya sebentar, mencoba meredakan emosinya. "Kak Ghea" Panggilnya kemudian menatap wajah gadis yang berada di sampingnya itu.

Ghea tersenyum. "Aku gapapa, mungkin Gracia pengen bicarain hal penting sama kamu" Ujarnya.

Gita cemberut menatap wajah gadis yang lebih tua darinya itu. "Nanti kita ngobrol lagi ya kak!" Serunya dan dibalas anggukan serta senyuman oleh Ghea.

Sedangkan Gracia, hatinya kembali panas kala melihat interaksi antara keduanya. Dan tanpa menunggu jawaban apapun dari Gita maupun Ghea, ia langsung saja menarik tangan gadis yang lebih muda darinya itu untuk ikut bersamanya.

~~~

Gracia membawanya ke arah taman yang tak jauh dari rumah sakit itu. Kemudian dengan perlahan melepaskan tangan Gita yang tadi di genggamnya.

"Say-"

"To the point aja. Ga usah basa-basi" Potong Gita.

Gracia tersentak. Belum sempat berkata apa-apa tapi omongannya sudah di potong dulu. "Okey, jadi saya cuman mau bilang kamu ga jadi dipecat" Ujarnya. Entah kenapa hati dan fikirannya jauh berbeda.

Gita tak terlihat kaget sama sekali. Malahan tatapannya jadi semakin datar. "Cuman itu aja? " Tanyanya dan Gracia mengangguk.

"Ga penting!" Ujar Gita kemudian mencoba berbalik dan pergi dari sana.

"Kamu masih punya kontrak kerja sama saya!" Seru Gracia tiba-tiba yang membuat Gita spontan menghentikan langkahnya.

Gracia kemudian berbalik. "Dan kalau kamu mutusin buat berhenti. Kamu harus bayar biaya kompensasi!" Serunya lagi yang membuat Gita diam tak berkutik.

Gita kesal. Tapi tetap berusaha tenang. "Bukannya ibu yang pecat saya. Jadi buat apa saya bayar uang kompensasi?" Tanyanya yang berusaha setenang mungkin.

Gracia tersenyum dalam diamnya. "Tapi kan hal itu belum resmi. Dan kontrak batal perjanjian nya juga belum saya tanda tangani" Ujarnya.

Gita menghela nafasnya. "Mending langsung to the point aja bu! Ga usah muter-muter" Ujar Gita tiba-tiba. Ia frustasi sekarang.

Gracia mengangguk. Dengan posisi yang masih berada di belakang Gita. "Saya mau kamu tetap bekerja di perusahaan saya" Ujarnya.

"Tapi saya ga bisa!"

Can I Have You? (Gregit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang