Bab 5

1.1K 137 18
                                        

Gita kini sudah berada di kamarnya. Ia duduk di meja kerjanya, lalu mulai membuka laptopnya. Sedari tadi, ia tak bisa fokus karena terus-menerus memikirkan Gracia.

Ia ingat betul bagaimana Gracia menghinanya tadi didepan Indra dan calon suaminya. Tak sadar, air matanya tiba-tiba saja menetes mengingat itu.

Gita memanglah anak yang lemah jika menyangkut orang yang dia sayang. Ingin ia mengungkapkan itu, tapi gengsinya terlalu besar, yang membuatnya harus memendam semua itu sendiri hanya karena tak ingin di nilai lemah oleh orang lain.

"Cici beda ya sekarang, udah banyak banget perubahan Cici. Aku ga nyangka bisa ketemu Cici lagi, aku juga ga nyangka kalau ternyata yang mau beli perusahaan pak indra itu Cici"gumam Gita dengan sedikit mendongak menahan air matanya.

Ia kembali melamun, mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. Memutar kembali ingatannya saat awal ia mengenal Gracia di bangku sekolah, sampai bagaimana hari ini ia bertemu dengan Gracia kembali.

Hatinya sakit kala mengingat hal itu. Dan makin sakit lagi karena ternyata sekarang Gracia sudah mempunyai calon suami. Kali ini air matanya benar-benar mengalir. Ia mencoba memejamkan matanya menenangkan fikirannya.

"Tuhann, kenapa rasanya sakit sekali"gumamnya sambil memegangi dadanya.

~~~

Keesokan paginya Gita sudah sampai di kantornya. Ia kemudian duduk di meja kerjanya lalu mulai membuka laptopnya.

Namun, tak lama seorang karyawati tiba-tiba saja menghampirinya, lalu mengatakan kalau bos memanggilnya.

Gita pun mengangguk, sepertinya ia lupa kalau bos perusahaan ini sudah di ganti. Ia dengan santainya memasuki ruangan itu, tak lupa juga mengetuk pintunya.

Tok tok tok

"Masukk!"Ujar Gracia dari dalam ruangan.

"Permisi pak, apa bapak memanggil saya?"Tanya Gita seraya memeriksa jadwal Sang bos pada iPad yang ia pegang.

"Saya bukan Indra!"Ketus Gracia yang membuat Gita tersentak kaget mendengarnya.

Gita dengan segera mengalihkan pandangannya dari Ipad-nya, lalu membungkuk, meminta maaf pada bosnya itu.

"Maaf Bu, saya lupa"Ucap Gita.

Gracia yang mendengar itu, dengan tatapan dinginnya menatap Gita."Bisa-bisanya indra punya sekretaris kayak kamu! Udah tukang tipu! Pelupa lagi. Kalau bukan karena calon suami saya, ga akan mau saya pekerjakan kamu disini"Ucapnya lalu menyunggingkan sedikit senyumannya.

"Kamu saya pecat jadi asisten saya!"Lanjutnya tiba-tiba, dan lagi-lagi membuat Gita kaget mendengarnya.

"Bu, saya mohon jangan pecat saya"

"Kamu akan saya pindahkan ke divisi pemasaran. Jadi mulai sekarang, tugas kamu akan di gantikan Cindy, sekretaris pribadi saya. Paham!"Ucap Gracia dengan sedikit meninggikan suaranya.

"P-paham Bu"Ucap Gita. Wajahnya menunduk, ia tak berani menatap wajah Gracia yang sekarang.

"Kamu boleh pergi, dan tolong kemasi barang-barang kamu. Kamu pindah hari ini juga!"Ucap Gracia lalu kembali menatap layar komputernya.

Gita yang mendengar itu pun pasrah. Tak apa jabatannya di ganti, setidaknya ia masih punya pekerjaan. Fikirnya.

Selepas kepergian Gita. Gracia terdiam, entah kenapa hati dan mulutnya sangat berbeda jika melihat gadis itu. Di mulut, Gracia memang mengatakan ia tak suka pada Gita, tapi di hatinya berbeda.

Hatinya bahkan ikut sakit saat mendengar Gita memohon agar tak di pecat dari pekerjaannya. Tapi mulut dan fikirannya menolak itu semua.

"Fokus Gracia, dia udah nyakitin Lo"batinnya.

Can I Have You? (Gregit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang