"Graciaaa!!"Teriak Sean yang sudah berada di ambang pintu, bersama Ve di sampingnya. Tatapan mata Sean memburu menahan amarah. Sedangkan Ve hanya diam dengan tatapan datarnya.
Gracia tersentak, seketika tangannya yang tadi ingin menampar Gita turun kembali ke bawah. Ia juga menatap Sean dengan tatapan yang sama.
Sean berjalan cepat ke arah Gracia, menatap gadis itu masih dengan tatapan yang sama. "Kamu mau ngapain? Dia karyawan kamu! Kamu mau masuk penjara hah?!"Marah Sean tepat di depan wajah Gracia.
Gracia mengangguk dengan wajah yang menahan emosi. "Kamu bela dia?! Iya!"Bukannya menjawab pertanyaan Sean, Gracia malah membalasnya dengan pertanyaan tak masuk akal.
Sedangkan Sean, entah apa yang terjadi, perkataan Gracia barusan membuatnya diam tanpa suara.
Ve yang mulai geram pun berusaha membuka suara. "Kali-"
"Jangan berantem bisa! Udah pak, ini salah saya, biar saya yang tanggung semuanya! " Potong Gita.
"Tapi-"
"Kamu denger kan! Ga budeg!" Kali ini Gracia yang memotong ucapan Sean.
Gracia meninggalkan Sean yang terdiam, ia kemudian kembali berjalan ke arah Gita dengan wajah datarnya. "Kamu Saya Pecat!" Ujarnya.
Gita tersenyum tipis kemudian membungkuk memberi hormat. "Baik bu, kalau begitu saya permisi dulu" Balasnya.
Gita ingin pergi dari sana, tapi Ashel menahan tangannya. Ashel tak sengaja melihat air mata yang mengalir di wajahnya sebelum ia berbalik dari hadapan Gracia.
"Kak Gita ga boleh pergi!" Teriak Ashel yang membuat seisi ruangan kaget dibuatnya.
"Kak Gita ga salah disini! Ibu juga ga tau apa apa! Ka Gita peluk saya cuman karena sedih liat kondisi ibunya!" Ujar Ashel lagi dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya, yang membuat Gracia mengerutkan keningnya tak mengerti dengan perkataan Ashel.
"Maksud kamu apa?" Tanya Gracia dengan nada yang sedikit melemah.
Ashel ingin menjelaskan semuanya, tapi Gita menahannya seraya menggelengkan kepalanya. "Ga usah Shel" Cicit Gita pelan tapi masih bisa di dengar oleh mereka yang ada di sana.
"Gabisa ka Gita! Dia harus tau semuanya, dia ga bisa ambil keputusan seenaknya!" Bantah Ashel, tapi Gita tetap menggeleng.
Namun, Ashel tetaplah Ashel. Ia tetap dengan pendiriannya. Ashel kemudian menatap wajahnya Gracia dengan tatapan yang tak kalah datar nya.
"Ibu tau! Kemarin malam, ibunya ka Gita baru aja kecelakaan" Ujar Ashel dengan penuh penekanan.
Gracia kaget, begitu juga Ve. Ia langsung membelalakkan matanya tak percaya. "Dan tadi, kak Gita peluk saya cuman karena mau limpahin rasa sedihnya ke saya, gara-gara ibunya yang harus di operasi. Apa itu salah bu?!" Lanjutnya.
Ashel benar-benar terbawa emosi, ya walaupun ia mengenal Gracia masih bisa dihitung hari, tetap saja ia tak suka cara bosnya ini yang semena-menanya saja dalam mengambil keputusan.
Gracia kembali terdiam. Mulutnya membisu, ia juga merasa bersalah sekarang. "Shel stop! Kamu ga punya hak buat ceritain kehidupan ku ke siapapun!" Teriak Gita tiba-tiba.
"Tapi dia harus tau kak! Dia ga bisa perlakuin kakak seenaknya!" Bentak Ashel.
Gita kesal, ia dengan kasar melepaskan genggaman tangan Ashel kemudian pergi dari sana tanpa sepatah katapun.
"Sekarang ibu puas! Saya emang baru kenal ibu, Tapi saya paling ga suka punya bos yang berperilaku seenaknya! Ka Gita orangnya ketutup bu! Kadang apa yang dia ucapin ga sesuai dengan apa yang dia mau! Dan ibu, baru beberapa hari kenal aja udah menilai buruk ka Gita. Saya ga habis fikir bu. Saya juga mengundurkan diri dari perusahaan!" Ujar Ashel. Kemudian pergi dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have You? (Gregit)
Teen FictionHanya karangan dan Imajinasi Author semata. Warning! Jangan di bawa ke dunia nyata! Bisakah Gita memiliki Gracia? Yang derajatnya jauh di atasnya? Atau malah, ia yang harus melepaskan Gracia, demi masa depannya?. Yang penasaran Boleh di bacaaa