11. Ada apa dengan gadis Shin?

233 51 14
                                    



 ¯ Klandestin ¯




Istilah cinta datang karena terbiasa ternyata benar adanya.

Kalimat yang dulunya terdengar begitu lebai dan norak, kini berlaku pada dirinya. Buktinya, ia dan Rora kini semakin dekat. Perasaan aneh yang tumbuh kian hari, kini Asa tau alasannya. Ia begitu nyaman dengan eksistensi Rora dan ingin selalu memastikan Rora berada di radarnya.

Rora berhasil membuatnya menunjukkan sisi terlemahnya dan yang paling penting adalah Rora tak pernah memandang rendah dirinya. Ia tak menghakimi dirinya.

Begitu pula dengan Rora. Gadis jatuh lebih dalam kepada sosok misterius yang selalu membuatnya kagum dan begitu mempesona. Setelah Asa menunjukkan sis terlemahnya, gadis itu bukannya menjauh, malah lebih kagum akan betapa kuatnya sosok Asa. Ia bahagia karena Asa mempercayai dirinya sebagai tempat berbagi rasa sakit yang gadis itu pendam seorang diri.

Bahkan kini keduanya melangkah tanpa ragu masuk ke dalam kediaman keluarga Yoon. Kini aura di rumah tersebut tak sesuram dulu. Perlahan semakin berwarna semenjak Rora mengisi bagian cerita hidup Asa.

Rora duduk tenang menatap Asa yang tengah sibuk dengan perlatan dapur. Terlihat begitu Err... Seksi.

Punggung tegap itu begitu menggoda. Seandainya nanti mereka resmi, Rora pasti akan memeluk punggung itu tanpa ragu. Menghirup aroma tubuh yang lebih tua kemudian bermanja-manja. Pasti begitu menyenangkan. Ah, Rora tak sabar menanti waktu itu segera tiba.

"Hoi, bengong aja. Mikirin aku, ya?"

Walau terkejut, Rora spontan mengangguk semangat. Begitu menggemaskan hingga membuat Asa tertawa pelan lalu mengacak rambut Rora dengan gemas.

Asa duduk di samping Rora, kemudian mendorong pelan karya miliknya.

"Wah, harum banget," Puji Rora.

"Pasti, dong. Spesial buat orang yang spesial." Balas Asa merapatkan tubuhnya ke Rora.

Manik keduanya bertemu, dengan jarak yang begitu tipis. Sampai mereka bisa merasakan deru napas menerpa wajah masing-masing. Keduanya saling bertatapan hingga suara derap langkah cukup kuat mengalihkan perhatian keduanya.

Keduanya saling menjauh perlahan dengan wajah sama-sama memerah.

Mata Rora membulat melihat presensi yang sedang menuruni tangga.

Sedangkan Asa masih memindai siapa gerangan yang membuat Rora begitu terkejut.

"Kak Ryujin?"

Asa menoleh, kemudian mengangguk pelan. Ternyata Sekretaris Shin.

"Oh, Hai Rora." Balas Ryujin yang juga terlihat terkejut. Ia kira hanya ada nona muda keluarga Yoon yang datang.

"Kakak kok bisa disini?"

"Eh iya ini, Ra. Kakak memang kerja untuk keluarga Yoon."

Rora mengangguk mengerti. Kemudian ia beralih ke Asa yang cuek sembari melihat ponselnya, "Kakak kok ga bilang kalau kak Ryujin kerja sama kakak?"

Asa menoleh sekilas, "Ga penting. Aduh!" Asa meringis merasakan cubitan di sisi perut kanannya. "Sakit, Ra. Memang kamu kenal sekretaris Shin?"

Rora mendecak, "Ya kenal dong, kak. Kak Ryujin kan kakaknya Rami. Mereka aja sekilas mirip. Masa kakak ga ngenalin?"

Klandestin | Asa X RoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang