| Ribuan kangen untuknya | (pov gracia)

719 70 0
                                    

Gracia duduk di tepi jendela kamar, memandangi langit malam yang bertabur bintang. Di tangannya ada sebuah foto lama christy, adiknya yang telah tiada. Dengan suara pelan, ia mulai berbicara seolah christy ada di hadapannya.

"Kitty... Ci Gre enggak tahu kamu bisa dengar ini atau enggak, tapi Ci Gre mau bilang kalau Ci Gre benar-benar nyesal. Sepuluh tahun, Kitty... sudah sepuluh tahun kamu pergi. Tapi rasanya semua masih jelas di kepala Ci Gre, termasuk semua kesalahan Ci Gre ke kamu."

Gracia menarik napas panjang, suaranya mulai bergetar.

"Ci Gre salah banget, Kitty. Ci Gre jahat sama kamu. Ci Gre tahu, Ci Gre enggak pernah jadi kakak yang baik. Kamu waktu itu masih kecil, masih enggak ngerti apa-apa. Tapi Ci Gre malah terus-terusan nyalahin kamu. Ci Gre bilang kamu pembunuh... Ci Gre hukum kamu untuk kesalahan yang bahkan enggak pantas dihukum. Padahal kamu enggak minta semua itu terjadi."

Ia menggenggam foto itu lebih erat, air matanya mulai jatuh tanpa henti.

"Kitty, kamu cuma anak kecil waktu itu. Kamu juga kehilangan papa sama mama. Tapi Ci Gre malah bikin kamu ngerasa lebih buruk. Ci Gre enggak pernah kasih kamu pelukan, enggak pernah bilang kalau kamu berharga. Ci Gre malah bikin kamu merasa sendirian. Dan sekarang, kamu udah enggak ada..."

Ia menunduk, bahunya bergetar hebat. Tangisnya pecah, namun ia berusaha mengendalikan diri.

"Kalau waktu bisa diputar, Kitty, Ci Gre bakal berubah. Ci Gre bakal jadi kakak yang lebih baik buat kamu. Ci Gre bakal lindungi kamu, bakal bilang kalau kamu itu bukan salahnya siapa-siapa. Kamu itu adik yang luar biasa, Kitty. Ci Gre cuma terlalu buta untuk lihat itu waktu kamu masih ada."

Gracia mendongak lagi, menatap langit dengan pandangan kosong, mencoba tersenyum meskipun penuh kepedihan.

"Sekarang rumah ini sepi, Kitty. Dingin. Enggak ada kamu yang lari-lari di ruang tamu. Enggak ada suara kamu yang manggil-manggil Ci Gre, ya..walaupun dulu ci gre gak pernah nyahut. Kadang juga Ci Gre masih nunggu kamu balik, berdiri di pintu kamar sambil bilang kamu mau numpang tidur bareng. Dulu cici emang selalu nolak buat tidur bareng sama kamu, tapi sekarang kalo waktu bisa di ulang cici gak akan pernah nolak itu semua. Tapi itu enggak akan pernah terjadi lagi, ya?"

Ia mencium foto christy dengan lembut, air mata terus membasahi pipinya.

"Kitty, kalau kamu di sana bisa dengar ini... Ci Gre cuma mau kamu tahu kalau Ci Gre sayang sama kamu. Dari dulu, Ci Gre sayang sama kamu, cuma Ci Gre terlalu egois untuk menunjukkannya. Sekarang, Ci Gre mau berubah. Ci Gre mau tebus semua kesalahan Ci Gre, biar kamu bangga di sana. Dan kalau suatu hari kita ketemu lagi, Ci Gre enggak akan sia-siain kamu lagi. Itu janji Ci Gre."

Ia memeluk foto itu erat, membiarkan air matanya jatuh tanpa henti.

"Ci Gre rindu kamu, Kitty. Sangat rindu."

"Ci Gre bodoh, ya? Ci Gre terlalu sibuk menyalahkan kamu, cici lupa kalau kamu juga butuh dipeluk, disayang, dikuatin. Tapi Ci Gre malah buat kamu merasa sendirian. Kalau waktu bisa diputar, Kitty... kalau waktu bisa diputar... Ci Gre bakal peluk kamu tiap hari. Ci Gre bakal bilang kalau kamu itu adik yang hebat. Ci Gre bakal bilang kalau Ci Gre bangga sama kamu. Tapi sekarang kamu udah enggak ada, dan Ci Gre enggak akan pernah punya kesempatan itu lagi.”

"Tahu enggak, Kitty? Kadang Ci Gre masih dengar suara kamu. Di malam-malam tertentu, Ci Gre kayak dengar kamu manggil nama Ci Gre. Apa itu cuma pikiran Ci Gre aja? Atau mungkin itu kamu, yang masih mau dekat sama Ci Gre meskipun Ci Gre pernah nyakitin kamu?”

"Kitty, kalau kamu di sana bisa dengar Ci Gre... Ci Gre cuma mau bilang maaf. Maaf buat semua luka yang Ci Gre kasih ke kamu. Maaf buat semua kata-kata kasar, buat semua hukuman yang enggak adil, buat semua malam di mana Ci Gre bikin kamu menangis sendirian. Maaf karena Ci Gre enggak pernah bilang kalau kamu itu berarti banget buat Ci Gre. Kamu itu adik yang luar biasa, Kitty. Dan Ci Gre terlalu buta untuk lihat itu waktu kamu masih di sini."

"Kalau kamu sekarang ada di tempat yang lebih baik, Ci Gre cuma mau kamu bahagia di sana. Jangan mikirin apa yang Ci Gre bilang waktu itu. Kamu bukan pembunuh, Kitty. Kamu bukan penyebab papa sama mama pergi. Kamu cuma anak kecil yang kehilangan arah, sama kayak Ci Gre. Tapi bedanya, Ci Gre malah tambah nyakitin kamu.”



































































































































"Ci Gre... aku dengar semuanya. Aku tahu kamu menyesal, tapi aku enggak pernah menyalahkan kamu. Dulu, aku tahu kamu marah karena kamu juga terluka. Aku tahu kamu sayang sama aku, walaupun kamu sulit menunjukkannya."

"Aku enggak pernah benci kamu, Ci Gre. Bahkan waktu kamu marah atau menghukum aku, aku tetap sayang kamu. Karena buat aku, kamu adalah kakakku, rumahku. Aku cuma mau kamu tahu, aku enggak pernah merasa sendirian. Aku tahu kamu ada, walaupun kamu jarang bilang."

"Aku rindu kamu juga, Ci Gre. Tapi aku mau kamu bahagia. Jangan terus menyalahkan diri sendiri. Semua sudah berlalu, dan aku damai di sini. Jadi, hiduplah dengan tenang, ya? Aku akan selalu ada untuk kamu, meskipun kamu enggak bisa lihat aku."

"Aku sayang kamu, Ci Gre."



























~Maaf atas segalanya yang udah ci gre lakuin ke kamu, selama kamu hidup.~

-Shania gracia natio























.

Rumah tanpa cahaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang